01. Penawaran

81 19 2
                                    



Dont forget to give me feedback, you can tap the star and comment.

.
.
.



"Kak, Ricky masuk siswa eligible di sekolah, Ricky udah bilang ga mau ambil terus wali kelas bilang Ricky berpotensi besar untuk lolos dan karena kekeuh, mereka kasih aku waktu untuk mikir," Ricky menjeda kalimatnya dan memperhatikan wajah Jehan.

"Ricky bingung, menurut kak Jehan gimana?" sambungnya lagi.

Jehan menggapai gelas kaca yang berada di sisi kirinya, berniat membilas tenggorokan setelah menyantap makan malam sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan adik satu-satunya itu, "hal seperti ini ga bisa ditanya ke kakak, dek. Ini masa depan kamu, kamu harus nentuin."

"Tapi beneran bingung kak."

"Bingung apanya?"

"Mau ambil kampus dan jurusan mana."

"Loh, bukannya kamu bilang mau masuk kedokteran ya?"

Ricky diam barang beberapa detik, "tadinya, cuman aku males. Nanti kalau masuk kedokteran aku ga bisa sambil kerja, gimana kalau akuntansi?"

"Kenapa harus sambil kerja?"

"Bantuin kakak," jawabnya dengan tulus.

"Kedokteran aja, kakak dukung," balas Jehan.

"Tapi kak, bia—

"Ricky, selama kakak masih ada di dunia ini, jangan pernah pusingkan biaya. Tugas kamu hanya belajar dan buat mama sama bapak kita bangga, oke?" tuntut Jehan dengan nada tegas.

"Iya, kak."

Jehan meninggalkan meja makan sembari mengangkat piring yang tadi ia gunakan untuk makan malam. Berkenaan dengan apa yang ia ucapkan tadi sebenarnya sudah jelas bahwa ia akan mengambil tawaran yang diberikan Daniel, sang kepala unit rumah sakit.

















"Masuk, Jehan," ucap Daniel.

Setelah dipersilahkan masuk, Jehan mendapati gerakan Daniel yang menyiratkan untuk menyuruhnya duduk, ia kemudian duduk di sofa yang berada di sisi kiri Daniel.

"Jadi gimana?" tanya Daniel sambil meletakkan Ipad dari genggamannya, ia juga memposisikan duduknya kearah Jehan.

"Sebelum saya terima tawarannya, saya ada beberapa pertanyaan. Tidak menyangkut identitas pasien hanya menyangkut apa-apa saja yang akan saya kerjakan kedepannya, Pak."

Daniel mengangguk paham, ia tau ada kekhawatiran dibenak Jehan mengingat nominal yang ditawarkan sangat fantastis, "basically, kamu hanya mengurus pasien sama seperti disini. Hanya saja kamu juga harus memperhatikan kebutuhan nutrisinya dan sedikit bocoran kalau saat ini pasien sedang dalam proses pemulihan fisik jadi kamu juga harus merawatnya."

"Kalau jam kerjanya, bagaimana ya?"

"24 jam, selama pasien membutuhkanmu."

Tidak bisa, Ricky akan bagaimana?

"Tapi, Pak—

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EMOTIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang