人02人, TNI Ad Bhayangkara Residence Graha.

5 0 0
                                    

TNI Ad Bhayangkara Residence Graha.

Perumahan yang terkhusus untuk abdi negara yang terletak di sekitaran jalan raya, 4 jalan raya besar di Lombok.

Pukul 10.26.
Sebuah motor PCX-160, warna hitam memasuki area perumahan TNI, tujuannya ialah melihat keadaan rumah dinas yang ia punya, kesan pertama yang terlihat sinar matahari yang mulai terik dan yah rerumputan masih hijau segar yang masih basah, pohon pohon bonsai hijau tertanam rapi, dan satu buah pohon mangga tertanam di jajaran perumahan itu, satu lagi ujung kanan terdapat sumur yang memiliki air jernih dan bersih yang biasa di gunakan untuk mereka abdi negara jika air sedang mati. Sisi kirinya terdapat taman yang sangat rapi dan menyejukkan, pagi hari kita bisa melihat sunrise atau matahari terbit dan Sore nya bisa melihat sunset yang indah terbenam gunung Sasak.

Motor dan si pengendara yang memakai setelan pakaian serba hitam itu turun disalah satu jajaran perumahan dengan nomer rumah 062, rumah yang memiliki 2 tingkat dengan warna yang sama rata dengan yang lain ya itu hijau puncuk pisang.

Rumah yang masih terlihat selalu terawat dan terkunci dengan rapi.

Turun dari motornya Shaka pria itu membuka helm yang ia kenakan dan melangkah menuju rumah tanpa gerbang itu, merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan 5 buah kunci.

Tangan yang berlapis sarung tangan kulit hitam itu segara menusukkan kunci yang berbeda bentuk dari yang lain untuk membuka pintu, di putarnya konci itu hingga terdengar suara klek-klek dan cklek.

Pintu terbuka menampilkan suasana sunyi dengan aroma chat yang masih segar dan mengguar menusuk hidung.

"Assalamualaikum." Salam nya dan melangkahkan kakinya memasuki rumah dinasnya sendiri.

"masyaAllah rapi, bersih dan terawat sekali 🏠 rumah ini." Gumamnya

Mengedarkan pandangannya ia melihat satu foto besar dirinya memakai seragam tentara dan satu foto besar lagi dengan keluarga nya.

Berjalan tanpa sepatah kata ia terus menelusuri setiap detail rumahnya, mulai dari ruang tengah, dapur halaman belakang, dua kamar di lantai bawah dan lanjut ia menaiki lantai dua, pertama ia mengambil kunci yang sudah terikat simpul hati, yang menandakan itu ada kunci kamar utama rumah dinasnya.

Suara kunci terbuka dan pintu beradu dikesunyian.

"Assalamualaikum." Salamnya lagi

"Besar sekali kamar ini." Ucapnya melangkah memasuki kamar yang lumayan besar. "Lebih besar dari pada kamar di rumah." Kekehnya

"Udah kayak hotel ini mah, ada sofa, telivisi, lemari tempat buku,walkin closet, balkon, ranjang besar dan kamar mandi.... Eummm sayang masih sendiri hehehe."

"Rebahan dulu lah." Katanya dan menuju ranjang king size atau double bed itu.

Shaka pria itu merebahkan tubuhnya dan memainkan telpon yang ia bawa, membuka apapun Yang masih hal positif yah.

Pukul 12.00 Shaka sudah keluar dari kamar mandi setelah ia tadi sempat tertidur, sekarang ia sudah rapi dengan busana sholat, kemungkinan ia sholat sendiri saja di rumah nya pikir Shaka.

Setelah beberapa menit menunggu azan Zuhur berkumandang, lantas dengan segera Shaka menunaikan shalat nya.

7 menit berlalu Shaka sudah selesai menunaikan shalat nya, sungguh damai yang ia rasakan.

"Alhamdulillah." Ucapnya bersyukur. "Aku langsung pulang saja orang rumah nanti menunggu kali yah ." Gumamnya.

Setelah membereskan semuanya Shaka keluar dari kamar menuruni anak tangga rumahnya dengan santai, lekas keluar ia pun mengunci pintu utama rumah dan memasukkan kuncinya kedalam saku dan memasang helm, menaiki motornya dan melaju kembali ke rumahnya yang lumayan jauh dari rumah dinasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapten Batalyon ( Hallo Kapten, AD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang