9

1.8K 131 12
                                    

💘💘💘

Mala pun di larikan ke rumah sakit saat di kantor tadi, Rakha terlihat sangat khawatir hingga membuat keringat bercucuran dari samping pelipisnya. Tak lama berselang setelah itu, Rakha mengendong Mala memasuki rumah sakit meletakkan Mala di brankas rumah sakit dan para suster mendorong brankas sampai masuk ke dalam UGD.

"Maaf, pak. Hanya pasien yang di perbolehkan masuk" Ucap suster menutup pintu UGD.

Rakha mengusap wajahnya kasar, mondar-mandir seperti orang kebingungan. Dia takut jika terjadi sesuatu pada Mala dan bayi yang Mala kandung. Rakha menghela nafas panjangnya. Cukup lama Mala di ruang UGD untuk di periksa, hingga akhirnya dokter yang memeriksa Mala keluar dari dalam dan Rakha langsung mencegatnya.

"Dok, gimana keadaan istri saya?" Tanya Rakha dengan raut wajah khawatirnya.

"Istri bapak tidak apa-apa, hanya mengalami shock. Tolong lebih di jaga ya, usahakan tidak terlalu mengangkat beban berat karena kandungannya yang masih sangat rentan" Ucap dokter.

"Baik, dok. Apakah saya boleh masuk?"

"Boleh, silahkan. Kalau ada apa-apa panggil saya, saya permisi dulu".

"Baik, dok. Terima kasih" Jawab Rakha mulai membuka pintu ruangan UGD.

Rakha bernafas lega melihat Mala yang terbaring lemah di atas brankas tanpa selang infus yang melilitnya, kedua mata cantik Mala perlahan mulai terbuka dan Rakha segera mendekatkan tubuhnya kearah Mala dan menggenggam tangannya.

"Sayang?"

"Aku dimana?" Tanya Mala saat tersadar.

"Kamu di rumah sakit sayang, tadi kamu pingsan. Gimana? Ada yang sakit?" Tanya Rakha.

"Enggak. Kandungan aku? Nggak kenapa-napa kan, rak?"

"It's fine. That was okay, udah kamu nggak usah khawatir" Ucap Rakha mengelus rambut Mala pelan.

"Apa udah boleh pulang? Aku mual nyium bau obat-obatan" Jawab Mala.

"Iya, kita pulang sekarang ya"

Mala mengangguk kecil, Rakha memegangi tangan Mala untuk turun dari brankas lalu berjalan beriringan keluar rumah sakit untuk menuju ke mobil.

"Tolong bukakan pintu mobilnya"

"Baik, tuan" Jawab sopir Rakha membukakan pintu untuknya.

Rakha mendudukan Mala dengan hati-hati lalu menutup pintu mobil dengan rapat, kemudian sopir menyalakan mesin mobil dan melakukannya pada kecepatan rata-rata.

"Maafin aku ya sayang, karena aku kamu jadi pingsan. Maafin aku yang terlalu egois, marah-marah sama kamu karena alasan sepele. Aku nggak mau kejadian kayak gini keulang lagi" Ucap Rakha memeluk tubuh Mala dari samping.

"It'a fine, rak. Maafin aku juga, udah marah-marah ke kamu nggak kontrol emosi soalnya kalo hamil bawaanya emosi terus apa-apa nggak sesuai keinginannya, maafin aku ya"

"Okay, sayang" Jawab Rakha.

Mala dan Rakha saling berpelukan di dalam mobil, tak terasa akhirnya mereka sampai di rumah. Rakha membantu Mala untuk turun dari mobil nya dan menuju ke kamar mereka.

Basmalah Nigista 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang