Bagian IV

0 0 0
                                    

Pintu lift terbuka, Lexa kemudian berjalan santai menuju ruang kelasnya tanpa mempedulikan tatapan kagum sekaligus iri para siswa/i di koridor. Sesampainya di kelas, ia langsung mencari tempat duduk dekat jendela yang saat itu masih kosong. Btw, itu tempat fav Lexa semenjak sekolah dasar.

"Lama banget gurunya masuk, padahal bel udah daritadi," bosan Lexa kemudian menatap kosong keluar jendela.

"................ Hallo Nona, oi, Nonaa, Nonaaaaaaaa," teriak suara cempreng tersebut.

"Shit, bikin kaget aja!" ketus Lexa tak suka.

Hening beberapa menit~

"Makanya Nona kalau ada yang panggil itu jawab dong, jangan menghayal terus. Ini masih pagi Nona !" Sambung cewe tersebut dengan dialek papuanya.

"Nama gue bukan Nona," sinis Lexa.

"Iya Nona, sebenarnya tadi sa mau tanya kursi kosong samping Nona ni sudah ada yang tempati kah?"

"Gak ada."

"Makasih Nona manis😊, kalau begitu sa duduk di sini ya."

Alexa memutar bola matanya, malas meladeni si nona-nona tersebut.

"Good Morning everyone," semangat guru muda yang baru saja masuk ruang kelas.

"Morning miss."

"Okay. Perkenalkan saya miss Jihane selaku wali kelas X Mipa 1, sekaligus guru english kalian. Paham sayangku semua?"

"Paham miss," sahut semua murid kelas.

Kemudian miss mulai menjelaskan semua peraturan yang memakan waktu 30 menit, memilih ketua kelas dan juga para antek-anteknya yang lain.

"Baik sayang, hari ini cukup sampai disini. Berhubung baru hari pertama masuk, kalian boleh menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tour ke beberapa kelas atau gedung lain mungkin. Dan yang tidak kalah penting yaitu saling berkenalan dengan teman sekelas kalian yang akan menjadi saudara kalian 3 tahun kedepan. Mungkin hanya itu dulu yang miss katakan hari ini, miss keluar dulu ya. See u dear."

"Thanks miss."

Lexa kemudian bergegas menyimpan tasnya di lockernya, begitupun dengan murid yang lain.

"Nona, setelah ini mau kemana?" tanya cewe sebangkunya itu.

"Bukan urusan lo!"

"Ih, judes sekali."

Lexa kemudian berlalu meninggalkan wanita tersebut yang terus berceloteh. Tanpa lexa sadari, wanita tersebut mengekori ia.

"Nona, tunggu........."

"Astaga, sabar-sabar lexa," kesal Lexa sambil mengelus dadanya.

"Sa belum ada teman, jadi boleh to sa ikut dengan nona saja?"

"Yaudah, terserah lo aja deh. Gue mau ke kantin."

"Sa ikut Nona," sahut si cewe tersebut.

Sepanjang perjalanan ke kantin, cewe disamping Lexa tidak bisa diam. Ia terus meroasting miss Jihane karena memanggil murid-murid dengan sayang. Katanya ia keberatan karena ia jomblo (mampus kan lo, hahaha). Kemudian ia memperkenalkan namanya yang ternyata Bintang. Ia juga sudah mengetahui nama Alexa. Ia terus berbicara sampai di kantin, sampai-sampai Lexa bosan mendengar cerita yang sama.

"Lexa, ayo ambil susu dulu baru makanannya."

Lexa malas berdebat jadi ia hanya mengikuti kemauan wanita bar-bar tersebut. Sesudah itu mereka mencari tempat duduk, kemudian makan dengan tenang.

(Sekedar info aja : di GIS ada program untuk mencegah stunting. Jadi makanan seluruh siswa/i di GIS sudah diatur oleh ahli gizi yang disiapkan oleh sekolah. Gratis ambil apapun yang disajikan. Keren bukan😎)

tiba-tiba terdengar suara gaduh dari arah pintu masuk kantin.

"Kak Dewa, aa ganteng parah"

"Kak Haikal, lucu banget"

"Kak Sky, dingin banget weh tatapannya"

"Meleleh adek bang"

"Kak mau makan apa ? sini aku ambilin aja"

"Kak Haikal , udah punya cewe belum?"

"08 berapa kak"

"Kak masih ada tempat kosong ni samping aku"

"Duduk di sini aja kak"

"Ganteng banget gak kuat🥺"

Sementara ketiga cowo yang dimaksud hanya berjalan dengan tampan cool nya mengambil nampan makanan dan berjalan menuju meja yang berada ujung dekat dengan jendela.

"Nona...... Alexa...... itu.. itu ada cowo tampav menuju kesini nona," histeris bintang.

Lexa masih tidak sadar, jika ketiga cowo cool tersebut memang sedang berjalan ke arah meja makannya. Ia tidak peduli dengan kegaduhan tersebut dan memilih untuk terus memakan makanannya.

Alexa kemudian melirik sedikit ke arah tatapan kagum dan lebay bintang. Akhirnya ia tau siapa orang-orang yang dimaksud murid-murid yang terlihat norak itu.

"Ternyata kak Dewa and The Geng yang dimaksud," bisik lexa dalam hati.

"Hmmm, biarin aja. lanjud makan gih."

Tidak lama kemudian,

"Hallo lexa cantik, ketemu lagi kita neng."

Lexa tidak merespon sapaan manis dari pria tersebut.

"Dek, abang sama teman abang duduk di sini ya," ucap pria tampan satunya.

"Silahkan kaka-kaka yang tampan, hehe" sambung Bintang cepat dan pastinya penuh semangat.

Sedangkan lexa hanya mengangguk malas, ia bahkan tidak melirik sedikitpun ke arah kaka kelas mereka. Hal tersebut membuat murid-murid disekitar cukup geram. Mereka kemudian makan dengan lahap sambil mendengarkan ocehan lebay dari bintang dan kak haikal.

"Impresif, uwoowwww ternyata nona dengan kak Dewa saudara kandung, pantas mirip dan sama-sama indah untuk dipandang," sambung bintang kagum dan sedikit lebay.

"Ya." jawab Lexa

"Deg........ perasaan apa ini ?" tanya lexa dalam hati.

Ia membeku sesaat melihat pemilik mata indah di
samping kakanya Dewa yang dari tadi hanya diam. Dewa menyadari keterkejutan Alexa.

"Oh iya dek, kenalin ini teman baru abang namanya Sky. Sky kenalin ini ade gue Alexa."

Namun tidak ada sahutan dari kedua manusia es tersebut. Mereka hanya saling pandang beberapa menit kemudian lanjut menghabiskan minuman mereka.

Kringggggggggggggggggg......Kringgggggggggggggg...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alexandra Rosalie KlizareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang