Ternyata tidak segampang itu bermain voli di pantai pasir yang tebal dan dalam. Terutama saat musuhnya juga tidak mudah untuk dikalahkan. Tooru tidak pernah menyangka kalau orang-orang di Brazil memiliki keahlian bermain bola—seakan mereka semua tercipta untuk bersama bola.Tooru berlari cepat ke arah sisi lain lapangan. Namun, kaki nya memberikan tekanan kuat ke dalam pasir sehingga dirinya sedikit terseok. Meski terlambat, Dia berusaha melompat untuk mem-blocking serangan lawan.
Tetap saja, dia terlalu lamban. Pada akhirnya, bola musuh sampai di sisi lapangan Tooru.
"Aghh!!" Teriak Tooru kesal. Dia mengacak rambutnya frustasi dan menyipitkan mata.
"Yeayy! Kami menang! Traktir bir, oke?" Mattheo merangkul pundak Tooru dan terkekeh senang. Mattheo memiliki badan yang sangat atletis, terutama bagian paha nya. Dia bisa berlari dengan cepat di atas pasir pantai yang dalam-dan itulah yang membuat Tooru keheranan.
"Aku terbiasa berada di atas lantai voli yang keras, kalau berlarian di pasir seperti ini, rasanya gravitasi menarik ku."
Mattheo menepuk punggung Tooru pelan, "itu artinya kau terlalu lambat, kawan!" Kemudian dia tertawa puas setelah berkata seperti itu.
Jujur saja, Tooru mungkin tidak terbiasa lari secepat itu, apalagi dia adalah seorang Setter—yang mana, dia lebih banyak untuk memikirkan strategi.
"Coba kau bayangkan dan jadikan sesuatu untuk mengukur lari mu!"
"Mengukur lari ku?"
Mattheo mengangguk, "siapa orang yang menurut mu paling cepat dan gesit yang pernah kau temui di lapangan?"
Tooru diam beberapa saat. Orang yang gesit..menyebalkan..dan berisik..
Dia menjelajahi pikirannya sendiri ke masa saat sekolah. Dimana seluruh dendam nya teringat di Shiratorizawa dan Karasuno.
Kalau dia bisa memilih seseorang yang gesit, dia pasti akan menjawab.."TOLONG!! ADA YANG TENGGELAM!!"
Mattheo dan Tooru menoleh dengan cepat ke arah seseorang yang berada di bibir pantai. Dia berteriak dengan panik sambil melambai-lambaikan tangannya. Orang-orang yang berada di lapangan voli berlari dan mendekati pria itu. Begitu juga dengan Tooru dan Mattheo.
"tadi aku melihatnya mengambil sesuatu yang tenggelam di laut. Tapi sedetik kemudian dia memghilang di telan ombak!" Kata pria itu sembari menunjuk titik orang itu terakhir kali di lihat.
Mattheo menelan ludah kasar—dia adalah perenang yang buruk.
Sebelum dia hendak memanggil petugas, Tooru dengan cepat masuk ke dalam lautan biru itu.Dia berenang dengan cepat ke arah yang ditunjuk, Tooru mempertahankan mata nya tetap terbuka meskipun perih. Hasilnya tidak sia-sia, mata coklat nya berhasil menangkap siluet seseorang yang menurun tak sadarkan diri menuju ke dasar lautan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How? (Toruu version)
RomanceBagaimana rasanya dicintai oleh setter tampan nan sempurna seperti oikawa? Tanyakan saja pada Hinata Shouyo! 𝐇𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬!