Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••••••
Sam tidak mengerti, apa yang kini telah merasukinya. Kenapa suatu kejadian yang singkat ini begitu terasa indah hingga ingin rasanya ia miliki semua sekaligus dalam satu waktu. Pertemuannya dengan Rain begitu singkat, perasaan mereka berdua pun terbentuk secepat ini. Namun faktanya, tidak semua yang instan itu baik kan?.
Sam termenung di bibir kasur king size hotel yang kini mereka singgahi. Obsidian tajamnya menatap kosong ke arah pintu kamar mandi yang tertutup lantaran Rain baru saja masuk, menggantikannya yang sudah lebih dulu bebersih sejak awal datang. Pakaiannya sudah berganti menjadi kaus oblong berbahan nyaman yang ia beli di Malioboro tadi, dan mungkin Rain juga akan memakainya lantaran mereka berdua Couple. Rambutnya tampak berantakan habis di handuki, tubuhnya sudah segar. Kakinya yang terjulur sesekali berayun perlahan.
Sedangkan tangannya tengah memegang sebuah botol yang memiliki tutup membentuk kerucut. Ada tulisan 'lubricant' di bagian depan botol yang terpampang begitu jalas. Dan benda itu lah yang kini membuat Sam merutuki dirinya. Benda yang membuatnya berdiri cukup lama di swalayan tadi, tepat di bagian rak dimana ia menemukan lubricant itu. Kalau saja ia tidak lewat di bagian rak itu, pasti ia tidak akan jatuh kedalam godaan iblis yang mungkin lewat saat di swalayan tadi bukan?.
Sam segera membuka kasar sebuah nakas yang ada di sebelah kasur, lantas melempar botol lubricant tersebut kedalamnya. Dengan wajah marah, marah akan dirinya sendiri. Semoga ia tidak akan menyentuhnya lagi setelah ini!.
Lelaki itu menetralisir nafasnya, seraya membuang pikiran kotor yang membuatnya persis seperti pedophilia malam ini. Ia meraih ponselnya, Dan langsung dihadapkan dengan display notifikasi pesan atas nama 'Papa' di sana.
|Besok malem kita balik ke Surabaya, Sam. Lusa Papa ada urusan kantor soale, Ndang di benerin kui Bane...|
|Nggeh pa, tak pastiin bener sesok.|
|Yo.. Jo lali dijagain sing bener kui Raindra ne. Tingkahe polos Koyok bocah. Ngko ngilang di culik piye?|
|Hahah! Ora yo pa?|
Setelah berkirim pesan singkat dengan papanya, tepat saat itu pula Rain keluar kamar mandi. Membuat Sam mendongak dan melempar senyum ke arah pria yang tampak malu-malu melangkah ke arahnya.
