Arde membanting tubuhnya ke atas ranjang sembari menatap sebuah rapor yang baru saja ia terima sesaat sebelum kepulangannya ke rumah, rapor dengan coretan nilai terbaik itu menandakan telah berakhirnya proses pembelajaran arde selama ia duduk di bangku SMA. Bahagia dan bangga itulah yang sedang arde rasakan saat ini, merasa lega karena usaha belajarnya selama ini telah terbayarkan. Baru saja arde hendak bangkit dari ranjangnya, namun tiba-tiba saja hp didalam saku celananya berdering nyaring menandakan ada sebuah panggilan masuk yang entah dari siapa. Lantas arde pun lekas bangkit dari ranjangnya dan melemparkan sembarang rapornya keatas kasur, terlihat pemuda itu langsung terburu-buru mengangkat panggilan masuk tersebut.
"Apa?" Tanpa aba-aba sedikitpun arde langsung menyemprot seseorang yang kini sedang meneleponnya, kekehan pelan pun mulai terdengar dari sebrang sana. "Rumah argan, sekarang" Mendengar penuturan tersebut arde pun lekas mematikan sambungan teleponnya, pemuda itu dengan seketika langsung menyambar jaket dan kunci motor yang tergeletak dimeja belajarnya. Arde langsung bergegas menaiki motornya dan segera melaju menuju rumah teman sekelasnya yaitu argan, tidak perlu memakan waktu lama arde pun sudah tiba karena jaraknya yang cukup dekat.
"Kau tampak kesal?" Gerald tersangka yang sebelumnya telah menelepon tampak berjalan pelan sembari menghampiri arde yang sedang memarkirkan motornya, namun arde hanya memutar kedua bola matanya malas saat mendengar pertanyaan yang baru saja gerald lontarkan. "Baru pulang sekolah, belum ganti seragam, belum makan, belum istirahat tapi kau sudah mengajakku kemari bagaimana mungkin aku tidak kesal? katakan apa hal pentingnya?" arde menatap gerald yang kini sedang tertawa hambar, sejujurnya gerald sadar atas apa yang baru saja ia lakukan akan tetapi ia tetap saja tidak mau disalahkan.
"Sebenarnya aku baru saja mempunyai sebuah ide cemerlang makanya langsung terburu-buru mengajak kalian semua untuk berkumpul disini, tapi ya maaf memang secara dadakan" usai berkata seperti itu gerald pun langsung menyunggingkan senyumnya kearah arde, ia berusaha meredam kekesalan sahabatnya itu. "Katakan ide seperti apa yang kau maksud, tapi alangkah baiknya jika kau memberiku makanan terlebih dahulu karena aku sudah sangat kelaparan" mendengar penuturan arde barusan seketika itu juga langsung membuat gerald sumringah, gerald pun langsung merangkul arde dan mengajaknya masuk kedalam rumah argan.
Gerald dan arde pun mulai berjalan pelan menaiki anak tangga menuju kamarnya argan, sesampainya didepan kamar arde bisa melihat keberadaan argan dan juga arsel yang sedang asik berbincang-bincang. "Arde, kau sudah datang" ujar argan sembari menolehkan kepalanya kearah arde dan juga gerald yang sedang berjalan masuk kedalam kamar, mendengar penuturan argan barusan seketika itu juga langsung membuat arde menganggukkan kepalanya. Argan, arde, arsel dan juga gerald merupakan teman sekelas yang kini telah menjadi sahabat seperjuangan. "Terimakasih" ujar arde sembari memakan sepotong pizza yang ada di atas meja belajar milik argan, sedangkan temannya yang lain tampak menganggukkan kepala sembari terkekeh pelan.
"Baiklah karena kita berempat sudah berkumpul, aku akan langsung memberitahu ide cemerlang itu" ujar gerlad sembari tersenyum bangga kearah ketiga teman-temannya, arsel terlihat menganggukkan kepalanya pasrah. "Rapor sudah kita terima, tinggal menunggu ijazah keluar kan? bukankah sebaiknya kita berempat melakukan perjalanan liburan? sangat tidak seru jika liburan hanya berdiam dirumah saja" lanjut gerald sembari merangkul arde dan juga arsel, mendengar penuturan gerald barusan argan pun tampak setuju terbukti dari anggukan kepalanya. "Tidak ada salahnya, tapi apa kalian bertiga mempunyai rekomendasi kemana kita akan pergi berlibur?" ujar argan sembari menatap gerald arde dan juga arsel, mendengar pertanyaan argan barusan gerald pun langsung terkekeh pelan.
"Tidak mungkin sembarang menyampaikan ide jika aku tidak punya rekomendasi tempat liburan terbaik untuk kita berempat, villa puncak milik ayahku sudah pasti mewah namun gratis" ujar gerald sembari menepuk pundak kedua temannya, mendengar perkataan gerald barusan seketika itu juga langsung membuat argan, arde dan juga arsel tertawa lega. "Ide yang sangat cemerlang, dan tentunya menghemat budget" ujar arsel sembari mengambil sepotong pizza, mendengar penuturan arsel barusan seketika itu juga langsung membuat ketiga temannya semakin tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLA BERHANTU ~
HorrorFriendship 4 bujank :v t u g a s s e k o l a h t a h u n l a l u . .