Cinta terhalang gengsi

First.

Mahardika dan Debby, dua jiwa yang terjerat dalam permadani kehidupan yang semarak, mendapati diri mereka tertarik pada cahaya satu sama lain di tengah bayang-bayang gengsi.  Dia, seorang seniman anggun dengan hati yang melukis dunia dengan warna empati, dan dia, seorang ilmuwan dengan kecenderungan untuk mengungkap misteri alam semesta, terikat oleh chemistry yang tak terbantahkan yang melampaui batas-batas ekspektasi masyarakat. Terlepas dari mereka  hubungan yang mendalam, tembok prestise yang tak kasat mata menjulang di antara mereka, dibangun berdasarkan standar kaku lingkungan sosial keluarga mereka.  Mahardika, lahir dari keluarga cendekiawan terkemuka, diharapkan untuk menjunjung tinggi warisan keluarga, sementara Debby, putri seorang penikmat seni kaya, ditakdirkan untuk menjaga citra keluarga di masyarakat kelas atas. Pandangan mereka yang sembunyi-sembunyi dan senyum sekilas menjadi tarian rumit dari  emosi, dilakukan secara sembunyi-sembunyi dalam batas-batas dunia mereka yang terbatas.  Ketika pertemuan rahasia mereka di sudut-sudut rahasia kedai kopi yang ramai dan taman-taman terpencil semakin intensif, cinta mereka berkembang seperti bunga langka dan lembut yang merindukan sinar matahari. Hati mereka bergumul dengan disonansi antara kerinduan mereka terhadap satu sama lain dan beban harapan masyarakat.  Dipicu oleh hasrat yang pantang menyerah, mereka membuat perjanjian untuk menentang batasan prestise dan merangkul kemurnian cinta mereka, bersumpah untuk menciptakan warisan baru yang akan ditentukan oleh ikatan kasih sayang mereka yang tak tergoyahkan. Dalam menghadapi kesulitan, mereka memulai  dalam perjalanan untuk menulis ulang narasinya, di mana cinta menang atas kendala-kendala sosial, dan di mana penyatuan dua hati menutupi prasangka gengsi.  Saat mereka menjalin kisah cinta dan ketekunan, nama mereka menjadi identik dengan keberanian untuk melepaskan diri dari belenggu pengharapan, menginspirasi generasi mendatang untuk merangkul kekuatan cinta tanpa batas.