Prolog

28 10 10
                                    

     
     Dalam dinginnya lorong goa, diri ini merangkak, menyeret tubuh yang tidak berdaya melintasi bebatuan terjal. Bersimpa darah, terluka dalam dengan kesadaran yang kian memudar. Namun, ini bukanlah akhir, jauh di depan, saya merasakan cahaya.

      Berada di titik terendah, kehilangan segalanya. Tidak pernah terbayang roda takdir berubah hanya dalam waktu satu malam. Jatuh, tertikam oleh orang terpercaya, sungguh menyakitkan.

      "Tegakkan wajah Anda! Terimalah takdir ini!" suara bergema sepanjang ruang.

      Di depan mata, longsword dengan bilah hitam tertancap, bermandikan oleh aura kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Di depan mata, longsword dengan bilah hitam tertancap, bermandikan oleh aura kegelapan.

     ...Tiada hikmah dari merenung, tegakkan tekat, jadilah kuat!"

      "A-anda benar," jawab saya.

      Bangkit, diri ini berusaha berdiri, diiringi oleh kegelapan yang mulai merasuki. Luka menutup perlahan, tenaga mulai terisi, dan rasa sakit terobati.

       ...Terima kasih." Mengambil pedang yang tertancap, menghilang dalam kegelapan.

ABYYS - PLOT CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang