..................
"Makan dulu ho"ujar ibu yang menyiapkan makanan.
"Ho ngga pengen gitu ikut ssb biar kamu ngga main di depan rumah orang"ucap dimas memberi saran kepada arhan."pengen mas,tapii ibuk setuju ngga buk"ucapnya bertanya kepada ibu yang ada didpn nya.
"Hm tau aja to bapak aja kerja serabutan ibu cuman jual sayur . tapi ibuk bakal usahain biar arho bisa ikut ssb"kata ibu yang sembari memycuci piring.-----------
Kemudian hari
Waktu itu hari hujan lebat tapi tidak menghalangi anak-anak didesa untuk berhenti bermain bola"dewww oper arhan"ucap putra sambil berlari keraha gawang.
"Jimok hoo jimok"dewa yang berlari membawa bola ke arah arho."siap²put"bola itu pun ditendang kearah putraa dan menghasilkan gollllll.
"Gollll Golll Gollll"arho yang sambil berselebrasi meluncur karena tanah yang basah dan memudahkan untuk meluncur.Mereka pulang Dengan keadaan basah dan kotor"ho kalao dimarahin gimna ho"dew yang takut dimarahi ibunya Karena baju yang basah kuyup dan kotor.
."halah ngga² kalo dimarahin didengarkan aja hahhah"arhoo yang sambil berlari dan tertawa dan dosaa.
"Daaaa balekkk sekk wokkk"ucapny lagi
......
Mending main di rumahku aja!” kata putra
“Emang boleh?” tanya jorry penasaran. Aku dan teman-teman yang lain, menatap ke arah putra dengan penuh harap.Putra diam sebentar, berpikir tentang resiko yang akan terjadi.
Hari itu, kami bermain dengan penuh semangat. Seusai bermain, putra mengeluarkan 2 botol air dingin lengkap dengan sepiring pisang goreng yang dibuat oleh ibunya.
.....
"Hmm baik anak-anak sekolah kita mendapatkan undangan lomba sepak bola"ucap bapak adi yang memberi tahu siswa-siswi di lapangan sehabis upaacara.
" Bapak ingatkan yang mau ikut ajang kompetisi ini harapkan sore sekitar jam 4an langsung kelapangan sumber mulyo dekat balai desa ya anak anak bapak tunggu "ucap bapak adi lagi.
Aku dan teman-teman ku berbincang-bincang dengan adanya kompetisi ini.ini adalah harapan kita bisa bermain bola dengan benar2 tidak hanya main-main saja."hoo gimna gas aja kita ikutt biar ngga bosen2 amat cuman main mainan aja gitu"ucap dewa sembari memakan gorengan."Gass wae si buat pengalaman kita. Ya udh ntarr kumpul dulu di pertigaan rumahku Deket jug dari rumahku itu lapangan"kata arhan yang berjalan ke kekelass.
"Teng teng teng waktu pulang tiba"bunyi pulang tiba anak2 pun pulang untuk bersiap-siap.Saat pulang sekolah, kami berkumpul dengan dewa dan yang lainya.
Kami pulang bersama-sama dan berjanji akan bermain habis pulang sekolah itu.
Sampainya di gang kompleks, kami bersilang jalan dan pulang ke rumah masing-masing.Sore harinya, dewa datang dan menungguku di depan rumah. Saat aku ke luar, dewa menyambutku, “Hallo arho, bagaimana penampilanku? Sudah mirip Ronaldo bukan?” sembari memegang baju ya ia pakai. Aku tahu, dia sengaja menanyakan hal itu agar aku memuji baju barunya. Dengan ikhlas aku menjawab.
"Kamu lebih mirip madun' hahaha!”
“Terima kasih untuk pujiannya!” jawab dewa dengan wajah murung.
Aku dan Rais bergegas menuju ke pertigaan dekat rumahku, Satu per satu dari kami mulai berdatangan,dan kami langsung menuju sumber mulyo.Kami pun sampai Tanpa membuang waktu, kami segera pergi ke tempat yang dimaksud. Jorry kembali membuat sensasi, “Sepatuku ini punya kelebihan!” katanya padaku.
“Mana buktinya?”
“Lihat ya, aku akan mengitari jalan ini dalam waktu 30detik,” kata Rais sambil bersiap. Bagiku dan teman-teman, cepat atau tidak jorry berlari bukan masalah. Yang jadi kekhawatiran kami adalah, jalanan balai desa yang sensitif.Jorry berlari sambil bersorak kegirangan, dia terlihat seperti badut sirkus yang kelaparan. Aku dan teman-teman pun tidak ketinggalan untuk menyemangati. Akhirnya malapetaka terjadi, jorry kehilangan keseimbangan saat sepatunya menginjak pasir, yang berada di sisi jalan. Hal ini membuat dewa tersungkur dengan tampan di atas jalan yang berbatu. wajahnya penuh dengan pasir,dan ia juga tertawa dan kami tertawa. “Hahaha makanya jangan sombong!” kata putra sembari membantunya berdiri.
-----
Anak-Anak yang lain sudah kumpul ya?” teriak bapak dari gawang kepada teman-temanku yang sedari tadi memanggil bapak depan gawang.“Sudah pak tinggal nunggu bapak aja!” dewa berkata cukup keras, namun tidak seperti berteriak, mewakili kumpulan anak-anak lain tanpa diminta.
"Tunggu dulu kalau begitu.” Setelah itu bapak adi masuk ke dalam balai desa untuk meambil bola.
Kami kemudian menuju lapangan sepak bola. Lapangan yang kami gunakan untuk bermain bola adalah lapangan yang luas milik kampung.
Tak lama kemudian, kami membagi tim. Sekalipun saat itu ada 15 anak, bukan masalah seandainya nanti tim yang terbentuk terdiri dari satu tim dengan 8 orang melawan satu tim dengan 7 orang juga. Kami hanya bersenang-senang bersama saja. Dan berteman baik. Jika cerdik teman berunding, jika bodoh disuruh diarah.
“ho ikut timku” pinta putra“Harusnya ikut timku biar imbang. Jumlah tim kaliankan sudah lebih satu orang.” jepri tidak mau mengalah.
"Udhhh ini ganjil jdiny ad yang 7 ada yang 8"pinta bapak kepda anak2.
Arho berlari dengan kencangnya sambil menggiring si kulit bundar. Dengan mengenakan sepatu bola pemberian ibunya yang hanya 25ibu itu.
“Gooooool!!!” teriak teman-teman setim arhan.“Kau memang hebat arhan.” kata Rizky dengan bangganya.
“Ah itu hanya kebetulan.” kata arhan merendah.Tim arhan selalu menang. Tak ada satu pertandingan pun yang tak diisi dengan gol-gol cantik arhan.