3 : Our Logo Designer

2.7K 272 32
                                    

Isi komentar tiap paragraf dongg!

---

Damarez terduduk di sebuah lapangan basket sekolahnya. Rambut berwarna coklat tua itu bergerak diterbangkan angin. Wajahnya terlihat serius taka da snyuman di wajahnya, jemari panjangnya sibuk menggoreskan sesuatu pada tablet yang masih setia berada di tangan. Damarez sedang menerima sebuah proyek membuat beberapa design logo.

"Serius amat, Pak. Kerjaan lagi?" tanya El, sambal mengintip.

Damarez hanya mengangguk lalu tersenyum. "Yang ini bayarannya lumayan, paling gede diantara yang lain-lain yang pernah gue kerjain," tuturnya.

Yesa menghampiri seseorang yang Tengah melintas di lapangan. Ia selalu saja membuat takut para Perempuan lantaran sikap jahilnya itu. "Eh..neng? Aduh cakep bener....udah punya pacar belum?" tanya Yesa.

Orang-orang itu tak mendengarkannya. Ketika ia mengikuti arah pandang mereka, para Perempuan itu ternyata Tengah memperhatikan Damarez yang sibuk berpikir dan mendesign. "Ganteng banget...tambah ganteng kalua lagi serius," lirihnya sambal membuat Gerakan gemas. Yesa mendatarkan ekspresi wajahnya. "Woi! Gue juga ganteng! Sombong bet lo berdua!" ujarnya dengan nada ketus.

"Lo apaan, sih?! Ganggu!" bentak mereka berdua secara bersamaan.

Yesa kembali dengan wajah sebal. Ia mengambil bola basket di pinggir lapangan kemudian melemparnya dengan sekuat tenaga hingga mengenai papan ring yang dikenal sudah tua dan warna catnya sudah memudar. Papan tersebut patah dan jatuh ke bawah. Hal itu menimbulkan suara keras yang mengundang pandangan orang-orang.

"Shit...Sa!" ujar Damarez dengan suara pelan.

Mereka berjalan dengan cara berjongkok melewati belakang lapangan hingga berhasil menutupi diri dibalik pohon-pohon rindang lalu berlari sekencang mungkin menjauhi lapangan.

"ITU DIA! GENGNYA DAMAREZ! WOI JANGAN KABUR!"

Damarez berdecak singkat. "Setan! Giliran yang rusak-rusak nama gue disebut!" ujarnya dengan suara pelan. Mereka terus berlari meskipun osis ikut mengejar mereka. Damarez memberi petunjuk untuk memencar melalui Gerakan tangannya. Yesa beralih ke arah kanan dan menaiki tangga menuju perpustakaan. Gamaliel mengambil arah kiri menuju pusat madding. Sementara Teja masih berlari bersama Damarez.

"Gue ke belakang, Ja!" ujar Damarez, ia berbelok ke arah kanan masuk ke dalam Lorong toilet pria hingga tembus di belakang sekolah.

Teja melompati pagar taman sekolah hingga ia bisa menghalangi para osis untuk mengejarnya. Mereka berhasil lolos. Para osis juga ragu karena tak melihat siapa yang melakukan, mereka ragu untuk mengejar siapa diantara mereka.

Damarez terduduk sambal bersandar pada tembok. Ia menarik napas dalam-dalam lalu memejamkan matanya. Laki-laki itu menemukan kertas origami berwaarna merah muda di sebelahnya. Selembar kertas itu kotor dan berisikan cetakan sepatu dan pasir. Ia mengambilnya lalu membersihkan kertas itu. Tak lama setelah itu, terbentuklah sebuah burung dari kertas tersebut.

****

Damarez memarkirkan motornya di depan sebuah warung. Ia membeli sekotak rokok di warung tersebut. Mata Damarez mengawasi sebuah rumah besar berpagar hitam tinggi. Satu tangannya menghalangi angin agar tak membuat percikan api dari korek mati. Sebatang rokok yang terselip di bibirnya menyala, mengeluarkan asap menyengat. Ia mengeluarkan origami berbentuk burung itu dari tasnya, sedikit rusak hingga ia harus kembali membetulkan. Ia juga mengeluarkan setangkai bunga mawar pink. Damarez menyelipkan bunga tersebut di kantong belakang celananya. Aksinya dimulai lagi.

ALTHEIA : Detail Of Us (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now