One

93.9K 400 14
                                    

-----------------

"....... kelompok terakhir Bara dan Beby, jadi total ada 18 kelompok yang terdiri dari dua orang yang bapak pilih secara acak. Tidak apa-apa lah jumlah kelompoknya banyak, nanti presentasinya bisa dibagi menjadi dua pertemuan. Jangan lupa tugas makalahnya dikerjakan. Pelajaran kali ini selesai." Ucap pak Teguh selaku guru bahasa Indonesia. Beliau melangkah pergi keluar kelas karena bel pulang sekolah sudah berbunyi.

Semua murid dikelas langsung membereskan barang-barangnya. Ada yang langsung pulang ke rumah karena sudah dijemput, ada juga yang masih stay disekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau membahas tentang tugas tadi. Seperti yang dilakukan Bara saat ini, dia menggendong ranselnya menuju ke bangku Beby untuk berdiskusi masalah tugas makalah bahasa Indonesia.

"Beby." Beby menoleh ketika namanya dipanggil oleh Bara.

"Iya, Bar."

"Kita mau kerkom kapan dan dimana?"

"Sekarang aja gimana? Biar cepet selesai, lo bisa kan?"

"Bisa. Ditempat lo aja ya. Btw rumah lo dimana? Biar gue langsung meluncur."

"Gue ngekost."

"Oh ya udah kita bareng aja, sekalian gue anterin lo."

"Gak usah, Bar. Gue pesen ojol aja, nanti tempatnya gue sharelock ke lo." Tolak Beby merasa tidak enak, karena Bara ini termasuk idola ciwi-ciwi disekolah. Bisa saja dia dikira cewek gatel sama penggemar Bara.

"Yaelah ribet banget lo, By. Tinggal bareng aja napa. Ayok lah lama lo." Bara menarik tangan Beby menuju ke parkiran.

Beby pasrah mengikuti Bara dan menerima helm yang disodorkan Bara.

"Ayo naik." Titah Bara setelah dia memakai helm fullfacenya dan menaiki motor ninja hitamnya.

Beby hanya diam, bingung. Dia gak bisa naik motor setinggi itu. Kalo mau pegangan sama Bara, Beby takut Bara akan merasa risih dan jika dia naik motor itu roknya pasti akan tersingkap membuat pahanya terlihat.

Bara yang melihat Beby diam menoleh, sepertinya dia tau kenapa Beby diam saja. Gadis itu memiliki tubuh yang mungil bahkan tingginya hanya sebatas dadanya, pasti Beby susah naik ke motornya yang tinggi. Bara terkekeh singkat kemudian mengulurkan tangannya ke arah Beby.

"Sini, pegangan tangan gue. Gue bantu lo naik." Beby malah masih bengong dan menatap uluran tangan Bara.

"Tapi Bar, rok gue pendek. Kalo naik itu takut kesingkap."

Mendengar itu, Bara turun dari motornya. Membuka tas ransel dan mengambil jaketnya. Tanpa ragu Bara melingkarkan lengan jaketnya ke pinggang ramping Beby.

"Pake ini aja biar gak keliatan." Lalu Bara naik ke motornya lagi dan mengulurkan tangan. "Ayok."

Beby naik dengan berpegangan pada lengan kekar Bara. Motor Bara melaju membelah jalanan menuju ke kost'an Beby.

-----------------------

Sesampainya di kost'an, Beby mempersilahkan Bara masuk dan duduk lesehan di kosannya. Bara menatap ruangan minimalis itu yang terlihat rapi khas seorang cewek.

"Sorry ya Bar kosan gue kecil. Pasti lo sumpek ya."

"Gak papa kok, rapi gini dibilang sumpek. Nyaman banget malah gue bisa duduk lesehan." Bara terkekeh ganteng.

"Ya udah, lo duduk dulu ya. Gue mau ganti baju dulu bentar." Pamit Beby melangkah ke kamar mandi untuk ganti baju. Meninggalkan Bara yang masih betah melihat-lihat furniture yang ada di kamar kost Beby.

Beberapa menit kemudian Beby dari keluar kamar mandi dengan menggunakan pakaian santainya. Hotpants warna hitam dan kaos oversize warna putih. Sekedar informasi, Beby tidak pernah menggunakan bh ketika di kost sehingga kini putingnya sedikit menyeplak.

BEBY BARA 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang