---------------------------
Sejak selesai melakukan sex hebat kemarin, Bara dan Beby resmi berpacaran. Kabar tersebut sampai ke telinga ciwi-ciwi penggemar Bara, seketika mereka patah hati berjamaah. Namun mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena siapapun yang menggangu sesuatu yang sudah diklaim Bara menjadi miliknya, maka Bara tidak akan segan-segan membuat pelaku menderita secara mental maupun fisik. Kejam memang, tapi itulah Bara.
Saat ini mereka berdua sedang menuju ke parkiran untuk mengambil motor Bara. Sesampainya di samping motornya, Bara langsung memakaikan helm ke kepala Beby. Bara menaiki motornya terlebih dahulu dan Beby naik berpegangan pada lengan kekar Bara.
"Ayo jalan, Bar." Beby menepuk pundak Bara menginterupsi Bara untuk melajukan motornya. Namun Bara diam saja enggan bergerak.
"Ekhemm.. gue bukan sopir ojol ya, By. Tangannya dong sayang diletakkan ditempat yang seharusnya."
Beby terkekeh mendengar kalimat Bara. Kedua tangannya terulur memeluk pinggang Bara dari belakang. "Iyaa iyaa pacarku yang paling ganteng seduniaaa."
"Nah gini kan enak, tete lo jadi nempel dipunggung gue, empuknyaa ahh.."
"Ih dasar mesum bangett." Jawab Beby sambil mencubit perut sixpack Bara.
Bara hanya terkekeh, lalu melajukan motornya membelah jalanan di siang hari ini. Tujuan mereka saat ini adalah rumah Bara. Melanjutkan tugas kelompok bahasa Indonesia yang kemarin belum selesai karena sibuk dengan kegiatan panas mereka.
--------------------
"Wahh bagus banget rumah kamu ya. Tapi kok sepi, ortu kamu kemana?"
(Btw setelah mereka pacaran, Beby mengganti sebutan 'lo' menjadi 'kamu' dan 'gue' menjadi 'aku'. Kalau Bara malah kadang lo kadang kamu, kadang gue kadang aku senyamannya Bara)
"Mama sama Papa lagi keluar kota, di rumah cuma ada bi Nani jadi nanti kita bisa ngewe sampai puas haha."
"Apaan sih Bara hih." Pipi Beby merona mendengar perkataan Bara.
"Ayo masuk."
Mereka berdua pun masuk kedalam rumah Bara.
"Kita langsung ke kamar gue aja ya, By. Laptopnya ada di atas soalnya." Beby hanya mengangguk.
"Bi!! Bibi."
Seorang wanita paruh baya dengan daster bunga-bunga berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Bara yang memanggilnya.
"Iya, Den. Ada yang bisa bibi bantu?"
"Tolong buatin minum buat Beby ya, bi. Sama cemilan juga nanti diantar ke kamar saya."
"Baik den, bibi kebelakang dulu."
Mereka berdua melanjutkan langkah menuju ke kamar Bara di lantai dua. Ketika sudah masuk, Beby kagum dengan furniture kamar Bara.
"Kamar kamu bagus banget, Bar. Luas banget.." Mata Beby tidak berkedip, tubuhnya memutar melihat interior kamar Bara.
"Kamar gue juga kedap suara, By. Jadi kalo lo mendesah keras-keras waktu gue sodok memek lo pun gak akan ada yang dengar." Kata Bara sambil tersenyum mesum.
"Baraaa ih."
Bara hanya terkekeh pelan. Lalu melangkah ke meja persegi kecil yang dibawahnya ada karpet bulu lembut berwarna abu-abu. Bara duduk lesehan di karpet berbulu.
"Duduk sini, By." Bara menepuk pahanya memerintah Beby untuk duduk dipangkuannya. Beby menurut, duduk dipangkuan Bara menghadap ke meja yang di atasnya ada laptop Bara. Menyenderkan punggungnya ke dada bidang Bara yang keras dan berotot. Nyaman.. satu kata yang saat ini Beby rasakan. Apalagi kedua tangan Bara memeluknya dari belakang serta dagu Bara yang ditempelkan dipundaknya. Kecupan-kecupan ringan juga Bara labuhkan pada pipi, leher dan pundak mungil Beby. Cupp...cupp.. "Cantik banget lo, By. Gak bosen-bosen gue liatin lo yang menurut gue udah sempurna banget. Akhirnya gue bisa miliki lo seutuhnya." Ucap Bara tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEBY BARA 21+
RomanceCerita tentang keseharian seorang Bara yang bucin mampus sama Beby. "Lo bikin gue candu, Beby. Setiap saat gue pengen nyetubuhi lo. Gue gak akan pernah lepasin sampai kapanpun. Tubuh lo, hati lo, pikiran lo, semua milik gue. Yang berani rebut lo dar...