[Narasi yang di cetak miring adalah flashback]
"Aku yang memberi tahu ibumu soal dirimu belakangan ini" ucap seorang pemuda yang baru saja bergabung dalam percakapan mereka.
"How dare you?!"
"Keluargamu harus tahu ini, Ricky" balasnya, kemudian mendekat dan berdiri di sisi ranjang tempat pemuda Slytherin tersebut terbaring.
"Atas dasar apa kau bertindak demikian? Kau hanya orang asing yang kebetulan mengenalku, kau tahu?" Omongan yang terdengar kasar itu terlontar dari mulut pemuda pirang disana.
Bukannya terkejut, Zhang Hao malah menunjukkan reaksi sebaliknya. Dirinya terlihat tenang, bahkan pemuda itu kini menaruh tangannya di bahu Ricky seraya berucap, "tidak boleh kah diriku yang notabenenya 'saudara sedarah' dengan dirimu ini mengkhawatirkanmu?"
Sebenarnya, alasan Zhang Hao mengenal Ricky adalah, karena orang tua mereka berada dalam satu perkumpulan penyihir berdarah Tionghoa. Memang tak jarang keduanya bertemu disaat orang tua mereka membawa mereka ke dalam perkumpulan tersebut sejak kecil. Namun, hal itu tak sampai pada tahap menjalin pertemanan, baik Zhang Hao maupun Ricky hanya tahu nama dan wajah satu sama lain.
Beberapa tahun pun terlewati tanpa pertemuan itu kembali, setidaknya bagi mereka yang saat itu masih kecil. Memberontak dan menolak untuk diajak ke acara orang dewasa yang membosankan, itu sudah biasa! Namun nyatanya, pada tahun ketiga Zhang Hao bertemu kembali dengan anak itu di aula saat makan malam di acara penerimaan siswa baru. Sejak saat itu dirinya tahu bahwa Ricky juga bersekolah di Hogwarts sampai saat ini.
Tidak ada yang special seperti pertemuan sebelum-sebelumnya, anak itu sejak dulu memang terlihat sangat serius, tak seperti anak-anak pada umumnya yang bebas mengekspresikan dirinya saat masih seusianya.Barulah ketika anak itu beranjak sedikit dewasa dan mulai bergabung dengan tim quidditch, untuk pertama kalinya Zhang Hao melihatnya menampakkan ekspresi hidup di raut tajamnya. Dan ia cukup terkejut karena hal itu berlanjut dalam beberapa kesempatan. Ia sempat berpikir mungkin saja hormon remaja di masa pubertas memengaruhi mood dan sikap seseorang?
Begitulah sepintas memori Zhang Hao tentang anak di depannya ini.
"Khawatir untuk apa? Memangnya aku ini kenapa? Sedang diincar oleh penyihir gelap? Yang benar saja." Ricky tak mengindahkan kata-kata Zhang Hao, anak itu malah makin terlihat tidak suka.
Teman sekamar Ricky yang dari tadi masih setia berdiri di ujung ranjang menyaksikan perseteruan antara dua orang tersebut. Ia bingung harus bersikap bagaimana. Jelas tak berani menginterupsi!
"Bagaimana jika memang begitu?"
"What?" Ricky mengerutkan alis, wajahnya menunjukkan ekspresi seperti "apa yang kau bicarakan?"
"Dengar, apapun bisa terjadi disini. Walau kita semua tahu dunia sihir telah aman sejak peperangan terakhir, namun, siapa yang bisa menebak apa yang akan terjadi pada generasi selanjutnya?" Kini Zhang Hao terdengar serius, perkataannya merujuk pada sesuatu yang aneh yang dialami pemuda pirang itu.
"Kegelapan itu akan selalu ada, mereka tidak pernah mati." Lanjutnya kemudian.
Pemuda bersurai pirang itu menatap Zhang Hao aneh "oke, jika memang demikian, apa gerangan yang diinginkan sesuatu yang gelap tersebut dari diriku?"
Zhang Hao tidak menjawab karena dirinya pun masih mengira-ngira atas anomali yang terjadi disekitarnya belakangan ini.
Ricky, anak itu menyeringai melihat pemuda Zhang tersebut hanya terdiam saja "sudahlah, sebaiknya simpan tenagamu itu dan jangan ikut campur masalahku lagi lain kali." Ricky mengayunkan surat yang ia dapatkan dari keluarganya itu di depan wajah Zhang Hao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marionatte [zb1]
FanfictionRuang rahasia telah lama terungkap. Pada generasi penyihir berikutnya, terror oleh pembunuh misterius yang mengincar munggleborn kembali menghantui sudut-sudut di kastil Hogwarts. • Zhang Hao • Ricky • Han Yujin • Contains Of Violence • Harry potte...