PART 2

8 1 1
                                    

_________

Upacara adalah kegiatan yang wajib diikuti seluruh siswa-siswi di Nusantara termasuk sekolah Aglea yang terbilang cukup elit.

Aglea mengucek mata saat matahari menerpa wajahnya tepat saat tangannya turun sehabis memberi hormat kepada bendera.

Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali untuk memulihkan pandangannya yang kini memburam. matanya kemudian menatap seorang pria yang selama ini ia kagumi,yang tak lain adalah kekasih kakaknya, Xenius. Aglea tersenyum saat melihat pria itu tengah bercanda dengan kakaknya di tengah upacara berlangsung,pasangan yang sangat serasi pikirnya.

Namun,tiba-tiba saja kepala gadis itu terasa sangat pusing dan matanya kembali memburam,Aglea berusaha mengontrol pandangannya namun nihil,tubuhnya ambruk yang seketika membuat kegaduhan.

"Si culun pingsan,angkat buruan lo kan anak PMR." Ucap salah satu pria yang masih dapat di dengar oleh Aglea.

"Enak aja!! Lo aja! Ogah gue,nanti yang ada gue gatal-gatal lagi!" Sahut yang satunya.

"Bangsat lo!! gue bisa gendong sahabat gue sendiri" Ketus Kalena kemudian menggendong tubuh lemas Aglea yang sudah kepanasan terkena terik matahari.

Aglea merasa tak enak hati namun,tubuhnya sangat amat lemas sehingga untuk berbicara saja tidak bisa jadi dia hanya pasrah sampai merasa tubuhnya telah dibaringkan ke kasur yang ada di uks. Aglea juga bisa mendengar suara nafas Kalena yang memburu karena lelah. Aglea yang lemas beberapa kali mengumamkan kata maaf yang masih dapat di dengar oleh Kalena "maaf.." ucapnya dengan lirih.

Mata kalena berkaca-kaca "bacot!! Kalo sakit kenapa sekolah?! Gak sekolah sehari gak akan buat lo tinggal kelas!!" Sahut Kalena dengan emosi yang meluap-luap. Setelahnya, gadis itu segera pergi dari sana.

Aglea menutup matanya, nanti saja menjelaskan pada Kalena ia imgin memulihkan tenaganya dahulu mungkin karena tidur larut akibat belajar,padahal sebelumnya tidak seperti ini bahkan merasa pusing saja tidak, apalagi sampai pingsan.

_______________

Aglea membuka matanya merasa waktu istirahatnya telah cukup. Gadis itu mengerjapkan matanya lalu kemudian mengambil ponselnya yang berada di atas nakas "waktu istirahat udah mau habis."

Saat gadis itu ingin turun dari kasur, Kalena dengan tatapan kesalnya muncul di pintu dengan sebuah keresek kuning di tangannya.

"Makan dulu lo. Takutnya lo mati di tengah jalan." Ujar Kalena.

Aglea tersenyum menerima uluran makanan dari Kalena, sesaat kemudian Gadis itu sudah melahap dengan rakus seolah tak makan beberapa tahun "thaks ya,gue lapar banget" ucap Aglea diangguki Kalena.

Aglea yang merasa Kalena masih marah padanya seketika teringat permintaan Kalena yang memintanya melukis sunset. Wajar saja Kalena sangat menyukai sunset begitu juga dengan Aglea. Hal itu yang membuat Kalena merasa dirinya bisa membuat Aglea menjadi bersemangat dan melupakan masalahnya dirumah sejnak dengan cara melukis,contohnya melukis sunset di pantai yang menurut Kalena sangat indah.

"ayo kita ke pantai,katanya mau nemenin gue ngelukis" ajak Aglea.

Kalena memalingkan wajahnya dari ponsel yang sedari tadi ada di genggamannya lalu menatap spily "mau juga lo? Gue pikir lo gak mau dengan alasan mau belajar lagi, lo pikir orang cerdas kerjaannya cuman belajar?"

Aglea cemberut "lo ngehina gue? gue gak jadi pergi nih"

"Lo mau gue marah lagi emangnya?" tanya Kalena dengan tatapan sinis sembari tertawa.

Aglea tertawa lalu memeluk Kalena dari samping lalu mencium pipi gadis itu dengan bahagia "lo temen gue yang paling gue percaya, gue sayang banget sama lo Kalena" ucap gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku bukan diaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang