15. MAAF

497 53 3
                                    

Chan menggendong tubuh Minho ala bridal lalu menaikannya ke mobil. Terus menangis dengan napas sesak di dekapan Chan. Changbin yang ada di belik kemudi langsung melajukan mobil.

"Ke rumah sakit" kata Chan panik. Minho menggeleng dan berusaha melepaskan sesuatu dari tubuhnya.

"Pulang saja ahhh, tidak apa" kata si manis. Chan berusaha melihat tangan Minho yang sibuk.

"Tolong lepaskan" katanya dengan keringat dingin di keningnya. Chan terkejut saat membuka bagian bawah kemeja Minho. Sebuah korset terpasang dengan begitu erat. Tanpa basa-basi, Chan melepaskannya dengan cepat. Seketika perut Minho kembali buncit lagi.

Si manis terengah-engah merasa lega, namun tatapan tajam itu dia dapatkan dari sang suami.

"Ini apa?" Tanya Chan sembari menyerahkan benda itu pada Minho. Si manis bangun dan duduk menjauh dari Chan.

"Siapa yang menyuruh mu memakai ini?" Tanya Chan menarik lengan Minho. Minho menepis tangan Chan dengan kasar.

"Kau sedang hamil bodoh" kata Chan emosi. Minho agak terkejut mendengarnya, tapi di sisi lain dia belum siap orang-orang terdekatnya tahu.

"Mulai sekarang, kau tidak boleh keluar lagi" kata Chan. Minho seketika menggeleng dan memegang tangan Chan. Di saat seperti ini, Chan merasa sangat sedih. Sebegitu bencikah Minho pada anak mereka?

"Jangan bicara dengan ku" kata Chan kemudian. Pria itu menginstruksikan Changbin untuk melipir ke kiri. Setelah mobil dihentikan Chan keluar sembari menutup pintu mobil kasar.

"Bawa dia pulang, pastikan dia tidak kabur" katanya. Mendengar itu membuat mata Minho berkaca-kaca. Tubuhnya bergetar ketakutan menerima teriakan Chan tadi.

Malam harinya, Minho tidur sendirian di kamar itu. Tak ada tanda-tanda kedatangan sang suami. Biasanya Chan akan datang setelah pulang dari bekerja sekitar jam 6 sore. Namun, kini jam 11 malam pun dia tak datang.

"Dia masih marah" kata Minho duduk setelah mencuci wajahnya. Pantulan dirinya di cermin membuat suasana hati Minho menjadi tidak baik.

"Aku merasa sendirian" katanya. Namun, tak ada yang bisa diharapkan memiliki suami penjahat seperti Chan. Kadang Minho memikirkan kenapa pria itu tertarik padanya. Apa karena Minho seorang pangeran atau bagaimana?

Walaupun Chan terus mengungkapkan perasaannya tapi belum cukup untuk Minho percaya. Karena dia mengungkapkan semuanya saat mereka seks. Minho selalu berpikir jika Chan mencintai tubuh Minho daripada dirinya.

Saat dia frustasi dia akan memakai Minho dengan brutal tanpa memikirkan perasaannya. Jujur mental Minho sangat lemah karena ini. Hanya dengan keluar dari ini dia merasa lebih baik dan bebas.

Ketika pikirannya kalut, Minho berusaha bersabar. Entah sampai kapan dia akan bertahan dalam hubungan ini.

"Sebaiknya aku tidur" katanya. Minho pun berdiri lalu berjalan ke tempat tidur. Direbahkannya tubuh itu dan menutupinya dengan selimut.

"Selamat malam" gumamnya sendirian. Minho memejamkan matanya, berharap hari esok akan lebih baik dari sekarang. Ketika kesadarannya mulai menghilang, dia merasakan sesuatu melingkar di perutnya. Mengusap perut buncitnya dengan lembut.

"Maaf" kata itu membuat mata Minho terbuka. Hembusan napas hangat itu kini ada di leher Minho. Seketika membuat dirinya berkaca-kaca.

"Tadi aku merasa sedih dan kecewa karena kau mengikat diri mu. Kasihan bayi kita" kata Chan dengan lembut. Minho tak bisa menahan air matanya mendengar itu. Dia pun berbalik dan bersembunyi di dada bidang milik Chan.

Chan tersenyum tipis, kini tangannya mengusap rambut Minho dengan lembut dan mengecupnya berulangkali.

"Kenapa kau lakukan itu? Kenapa harus malu jika kau hamil?" Tiba-tiba Chan bertanya. Minho meneguk salivanya lalu menggeleng.

"Dulu, saat aku kecil aku hidup di keluarga miskin. Ibu ku adalah satu-satunya keluarga yang ku punya. Ibu ku bekerja di banyak tempat dan sendirian tanpa suami. Dia tak pernah menikah selama hidupnya. Ayah ku pergi saat tahu ibu ku hamil, walaupun begitu dia tak pernah malu mengandung ku dan juga merawat ku. Walaupun kami hidup miskin, dia selalu semangat untuk ku. Jadi saat aku melihat mu aku jadi sedih dan kecewa Minho" jelas Chan sembari mengusap rambut Minho.

"Tapi aku yakin, kau pasti akan melewatinya" kata Chan lagi. Minho tiba-tiba mendongkakan wajahnya.

"Hmmm kenapa?" Tanya Chan menatap wajah mungil itu. Minho kembali menatap ke arah lain.

"Aku tidak pernah segemuk ini, semua pakaian ku sempit" tiba-tiba dia mengatakan itu. Chan terkekeh lalu mencium pipi Minho gemas.

"Kau bisa pakai pakaian ku, atau kita pergi beli yang baru hmmm pangeran manis?" Tanya Chan sembari memainkan pipi Minho. Wajah Minho jadi merona saat Chan bercanda seperti itu.

"Sudahlah, sebaiknya kau tidur. Lupakan hari ini, kau tetap boleh pergi bersama teman-teman mu" kata Chan. Minho pun memeluk Chan dengan erat lalu memejamkan matanya.





_____






"Wahh kak Minho, ada apa dengan pakaian mu?" Tanya Hyunjin melihat temannya. Setahu nya, Minho adalah tipe orang yang tak suka memakai pakaian yang kebesaran.

"Ini bukan pakaian ku" kata si manis. Mereka tiba-tiba tersenyum menggoda Minho.

"Ohh sekarang kalian mulai bertukar pakaian? Hmmm sungguh manis" katanya. Minho langsung menatap tajam mereka.

"Tutup mulut kalian, jangan buat mood ku hancur" katanya sembari menatap Hyunjin.

Di sisi lain, Felix nampak menatap Minho dari atas sampai bawah. Tak lama setelah itu dia pun tersenyum.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

WILD WORLD [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang