2

2 0 0
                                    

Ini hari ke 3 Aliya menjadi murid SMA, dan sejauh ini semua baik-baik saja. Hari ini kebetulan Abang-nya yang Aliya panggil Bang Al kalau lagi mau minta sesuatu dan BangLek (Abang Jelek) kalau ia lagi kesal, mau mengantarnya ke sekolah.

Itupun karena papa meminta tolong kepadanya, papa yang biasa mengantarkan Aliya kesekolah, hari ini tidak bisa mengantarkan nya karena harus keluar kota mengurus kerjaan. Jadi sampai papa mereka pulang, Aliya dan Bang Al akan pergi dan pulang bersama kesekolah.

Pagi itu semua orang melihat Aliya yang turun dari motor Bang Al, seketika banyak gosip beredar bahwa Aliya dan Bang Al berpacaran. Aliya hanya geleng-geleng kepala mendengarnya,
"Gak usah di ladenin kalau ada yang nanya aneh-aneh ya dek, tapi jangan bilang juga kalau kita sodara" bisik Bang Al saat salah satu dari murid bergosip di parkiran.

"Iya iya" ujar Aliya acuh, dan meninggalkan Bang Al di parkiran.

Aliya berjalan menuju kelas nya, dan banyak pasang mata yang memerhatikannya, beberapa ucapan mereka juga terdengar oleh Aliya.

"Anak baru udah pacaran aja sama kakak kelas"

"Apa jangan-jangan selingkuhannya Al ya, kan Al ada pacar"

"Gimana perasaan pacarnya ya?"

Aliya tidak mengacuhkan itu semua, dan masuk ke dalam kelasnya. Teman sekelas nya juga mempertanyakan hal yang sama.
"Lo ada hubungan apa sama Bang Pratama?" Tanya Shafa saat Aliya baru saja duduk di bangkunya.

"Gue baru duduk lo Shaf" ujar Aliya memelas.

"Bang Aljuan kali panggilannya" ujar Riska yang duduk di depan mereka.

"Tau dari mana lo?" Tanya Shafa agak nyolot.

"Gue denger nya orang-orang manggil nya Bang Al, gue denger juga Bang Al gak suka di panggil Pratama" jelas Riska.

"Jadi lo ada hubungan apa sama Bang Al? Kok bisa barengan datengnya?" Tanya Shafa lagi.

Aliya menghembuskan nafasnya lelah,
"Gak ada hubungan apa-apa"

"Trus kok bareng datang ke sekolahnya?" Kali ini Riska yang bertanya. Momo yang sebangku dengan Riska pun nimbrung karena ingin tau.

Aliya berpikir keras harus menjawab apa, kalau ia jawab mereka saudara, tadi Bang Al sudah memperingatinya untuk diam, kalau ia jawab mereka berpacaran juga tidak mungkin karena Abangnya itu ada pacar, tapi Aliya tidak tau siapa pacarnya.

"Gak sengaja ketemu di halte dekat rumah gue, trus dia nawarin tumpangan. Itu aja" jawab Aliya akhirnya. Hanya itu yang terpikirkan oleh nya.

Aliya lega saat temannya ber ooo, tandanya mereka percaya kan dengan yang Aliya katakan?

...

Saat istirahat, kantin penuh dengan semua siswa yang kelaparan mau makan. Begitu pun dengan Aliya dan teman-temannya, mereka membagi tugas, Aliya dan Shafa antri makanan, Riska dan Momo yang mencari bangku untuk mereka duduk makan nanti.

Setelah mengantri lama, akhirnya tiba lah giliran Aliya dan Momo, saat memesan makanan, tiba-tiba ada yang menyerobot antrian mereka.
"Maaf ya adek-adek, abang udah laper banget" ujar orang tersebut pas didepan Aliya dan Shafa lalu ia berbalik dan memesan makanan nya. Shafa shock karena yang didepannya itu Bang Pratama alias Bang Al, Abangnya Aliya.

Dan ternyata ada satu orang lagi yang nyerobot. Kali ini Aliya yang shock, tapi Aliya hanya bisa diam saja saat melihat orang itu, yang ternyata Bang Askara. Disisi lain ada beberapa perempuan lain yang memerhatikan bagaimana Juan dan Aska, dan dua adek kelas di belakang mereka.

Juan dan Aska mendapat protes dari para temannya yang di bagian belakang, tapi para adik kelas hanya diam saja. Setelah mereka mengambil makanan mereka, barulah giliran Aliya dan Shafa memesan makanan mereka. Saat akan melangkah Juan mengedipkan mata kepada Aliya dan Shafa, Shafa tentu saja merona, sedangkan Aliya rasa nya ingin muntah sekarang juga. Aska hanya menampilkan senyum tipis saja kepada mereka.

Aliya dan Shafa pun memegang makanan mereka dan berjalan menuju meja mereka yang sudah di duduki oleh Riska dan Momo di ujung kantin, dan ternyata tidak hanya mereka saja yang disana, ada dua orang lagi yang duduk disana.

"Eh sini, ada Bang Al dan Bang Aska juga niih" ujar Momo semangat. Dan yang di bicarakan hanya diam dan asik dengan makanan mereka.

Mereka makan dengan diam, Juan orang pertama yang selesai makan, dan tidak Aljuan namanya kalau ia hanya diam saja.
"Btw nama kalian siapa? Kelas 10 berapa sih?" Tanyanya.

Momo mulai berbicara, "Saya Momo, Bang, kita dari kelas 10.3"

"Saya Riska, Bang"

"Saya..Shafa, Bang" kelihatan sekali kalau ia gugup.

Semua sudah menyebutkan namanya kecuali Aliya yang masih asik dengan makanannya, semua mata tertuju padanya.
"Trus lo namanya siapa?" Tanya Askara tiba-tiba.

Membuat Aliya tiba-tiba tersedak, Juan refleks memberikan nya gelas yang sedang di pegangnya,
"Makanya lain kali kalau makan tu hati-hati kek" kesalnya.

Yang duduk dimeja itu kaget dengan reaksi Juan yang terlihat seperti sudah mengenal lama Aliya. Melihat ia diperhatikan,
"Dia tetangga gue" jelasnya.

"Aliya bilang dia ketemu sama Bang Al waktu di halte deket rumah nya tadi pagi" jelas Momo yang heran dengan perbedaan jawaban antara Aliya dan Juan saat di tanya kenapa mereka bisa kenal.

"Iya gue tetangga nya Bang Al, trus tadi pagi ketemu di halte deket rumah gue, jadi gue nebeng. Udah gitu aja. Gak usah pikir yang aneh-aneh deh lo pada" jawab Aliya santai, padahal ia sedang berbohong.

Juan bersyukur tidak ada yang mempertanyakan nya lagi. Bel tanda masuk berbunyi, para siswa pun kembali ke kelas masing-masing dan mengikuti pelajaran berikutnya.

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Buana & Dua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang