" Padahal aku datang hanya ingin membuatnya bahagia. "
* Dava *
Jam telah menunjukkan pukul dua siang. Biasanya ini adalah waktu makan siang setelah dilanda kelaparan ketika sedang bekerja. Tetapi, waktu makan siang itu sama sekali tidak berlaku untuk Zeeva.
Gadis itu malah sibuk membersihkan rumah. Mencuci seprai, membersihkan lantai atau sesuatu yang berdebu menggunakan Vaccum Steaner, menyirami tanaman dan membersihkan seluruh kamar mandi kecuali satu kamar yang memang terkunci dari dulu. Awalnya Zeeva penasaran dengan apa yang ada di dalam kamar. Tetapi, sisi lain Zeeva mencoba mengerti. Mungkin saja Dava punya alasan tersendiri kenapa kamar ini harus di tutup. Zeeva pun beralih ke kamar Dava.
Semuanya tampak rapi kecuali kasur yang berantakan. Padahal Zeeva baru saja menginjak kamarnya dan yang tercium duluan adalah aroma parfum Dava yang khas.
" Kalau gini,kan Zeeva jadi tambah semangat kerjanya. "
Zeeva menyusun bantal-bantal dengan rapi lalu melipat selimut tebal berwarna abu-abu dan meletakkannya di atas kasur. Ketika semuanya telah selesai dan Zeeva hendak pergi, dia melihat sebuah foto tergeletak di atas lantai.
" Ini, foto kecilnya kak Dava? " Zeeva menahan tawa. " Lucu banget. "
" Zeeva, lo dimana? "Suara Dava dari bawah terdengar jelas sampai ke dalam kamar. Zeeva keluar dari kamar dan melihat Dava sudah melepaskan tas dan jas hitamnya yang ia letakkan di atas sofa.
" Lo ngapain? " Dava melihat keatas tepatnya ke atas tangga.
" Habis bersih-bersih. Gimana skripsi nya? " Zeeva menuruni anak tangga dengan santai.
" Lancar. Lo bersihin rumah sebesar ini sendiri? " Dava melonggarkan dasinya lalu menarik lengan baju sampai siku.
" Iya. "Dava tercengang. Biasanya jika dia yang membersihkan rumah hanya akan bertahan selama beberapa menit karena terlalu lelah. Berbeda dengan Zeeva. Walaupun tidak boleh banyak bekerja, ia masih tampak bersemangat.
" Habis ini lo mau ngapain lagi? " Dava melihat Zeeva ingin pergi ke dapur.
" Cuci piring, "Dava menjadi kesal seketika. Bukannya bersikap romantis sepulang Dava kuliah,ia malah melanjutkan pekerjaannya tanpa menoleh pada Dava sekalipun.
Dava menghela nafas berat dan duduk di bangku meja makan sambil menatap punggung Zeeva dari belakang. ' Kenapa gue jadi kepikiran sama omongan Arka? Sejauh ini Zeeva belum kenal sama gue dari dari dulu dia selalu berusaha lupain masa lalu. Gue bersyukur, tapi gue masih takut kalo dia ninggalin gue suatu hari nanti. Gue jadi merasa, dibalik kehadiran gue ini cuma bisa buat dia terluka. Padahal aku datang hanya ingin membuatnya bahagia. '
Beberapa menit telah berlalu sejak pria itu terus menatap Zeeva. Namun tatapannya itu berakhir saat Dava merasa risih melihat rambut panjang Zeeva terurai begitu saja saat sedang bekerja. Dengan sigap Dava mengambil karet dan mengikat rambut panjang Zeeva.
" Eh? " Zeeva kaget karena tiba-tiba Dava berdiri di belakangnya.
" Gue gak apa-apain lo kok. Gue cuma ikatin rambut doang. " Setelah mengikat, Dava melingkarkan kedua tangannya ke pinggang kecil Zeeva.
" Kak? "Zeeva mematung di tempat. Dengan mudahnya Dava langsung memeluk tubuh Zeeva dengan erat ditambah kepala Dava ia himpitkan ke kepala Zeeva membuat pipi mereka saling bersentuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...