BAB 20 ( KENCAN )

26 5 0
                                    

" Please, dasar jantung sialan! "

* Zeeva *

Zeeva dan Dava sudah berada di rumah tepatnya di ruang tamu lantai dua. Sesampainya di rumah, bukannya bersenang-senang dan makan bersama, mereka berdua malah sibuk mengobati luka-luka.

" Aww! Sakit banget tau! " Kesal Zeeva.
" Iya, maaf. Nih,gue juga lagi hati-hati. Gue juga minta maaf soal keranjang sialan itu. " Dava menempelkan ansaplas di kening Zeeva. " Sini, tidur paha gue. "
" Untuk? "
" Banyak nanya lo, udah sini cepetan!"

Zeeva mencibirkan bibirnya. Perlahan dia berbaring keatas paha Dava dan menatap pria itu dari bawah. Dava tersenyum. Dia mengambil setumpuk es batu yang telah dibalut kain dan mengompres sudut kening Zeeva yang membiru.

" Dingin? "
" Iya. " Zeeva memejamkan matanya.
" Pegang, "

Zeeva mengambil alih mengompres dan melihat Dava mengambil salap. Dava mencolek nya sedikit lalu mengobati bibir Zeeva dengan salap itu.

' Please,dasar jantung sialan! ' batin Zeeva. Setelah meratakan semua salap nya, Dava mendekatkan bibirnya pada bibir Zeeva lalu meniup bibir Zeeva agar obat itu kering. Namun, beberapa detik kemudian Dava menatap mata Zeeva dengan kedua wajah mereka yang sangat dekat.

" K-kak? "
" Ah, " Dava tersadar dari lamunannya dan menjauh. " Maaf, "
" Kakak, " panggil Zeeva dengan nada manja. " Maaf,ya. Gara-gara Zeeva yang mau main, kita malah kena akibatnya. Dan lagi, kakak jadi harus ganti rugi lima ratus ribu. "
" Lima ratus ribu,sih gak masalah buat gue. Harga sebesar apapun bisa gue bayar. " Pamer Dava. " Kalau bisa, besok kita beli mall nya juga. "
" Alah,gaya doang. "
" Lo gak percaya? "
" Enggak. Dari pada mikirin haluan kakak, lebih baik kakak malu karena kejadian tadi. "

Dava spontan menunduk menatap Zeeva. Dia heran kenapa Zeeva mengatakan hal itu.

" Ngapain malu? Ini semua juga gara-gara lo. " Dava bersidekap dada.
" Ih, gara-gara tau yang terpeleset duluan. "
" Lo! "
" Kakak! "
" Lo!! "
" Ka-kak!!! "
" Jangan salahin gue, "
" Terus? "
" Salahin diri lo sendiri. "
" Gak ma-- "

GRUUKKK

Suara perut keroncongan yang entah dari mana asalnya membuat Zeeva dan Dava sama-sama diam. Keributan mereka menjadi hening seketika. Zeeva menciut malu dan memilih menutupi wajahnya menggunakan bantal mini dari sova.

Dava tertawa kecil setelah melihat kuping Zeeva ikut memerah karena malu.

" Laper banget,ya? " Zeeva menggeleng. " Mau gue masakin? "

Dengan rasa malu-malu kucing, Zeeva menurunkan bantal itu dan hanya memperlihatkan matanya saja.

" Mau, " Zeeva mengangguk.
" Ayo, "

*💧*

" Zeeva! "
" Iya? "
" Bantuin gue dong. "

Zeeva meletakkan remote TV keatas meja lalu melenggang pergi menuju dapur. Di sana dia melihat beberapa sayuran sudah terpotong dan siap untuk dimasak.

" Bantu apa kak? " Tanya Zeeva saat melihat Dava mengaduk tepung.
" Ekhem,itu! " Dava menunjuk celemek. " Tolong,ya cantik. "

Zeeva mengambil celemek di atas kursi lalu disaat dia ingin memakaikannya di tubuh Dava,ia mengambil napas dalam-dalam.

" Balik badan, " Pinta Zeeva yang mau mengikat tali.
" Enggak mau. "
" Terus, gimana mau diikat? "
" Lo aja yang mendekat. "
" Zeeva juga nggak mau. "

Tiba-tiba Dava menyelipkan tangannya ke pinggang Zeeva dan menarik gadis itu untuk mendekat padanya. Zeeva terkejut setelah mati apalagi kepalanya hampir berhimpitan dengan bidang dada Dava.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang