-0-
Pria itu mengangkat sebelah alisnya mendengar permintaan mendadak dari Jungwon.
"Kau benar-benar suka melarikan diri," katanya dengan nada sedikit mengejek.
Jungwon menatapnya dengan serius, "Aku hanya butuh tempat yang aman. Bukan maksudku untuk merepotkan mu."
"Tempat yang aman?" Pria itu tertawa singkat "Mungkin kau harus merenungkan pilihan hidupmu lebih baik, Jeon," dengan senyuman sinis nya, ia berbalik pergi seperti bayangan yang menghilang di kegelapan malam. Jungwon menatap punggung pria itu, ia tidak bisa membiarkan nya pergi begitu saja.
Tapi Jungwon tak bisa hanya diam. Dengan penuh keberanian, ia mengejar pria itu, suaranya terdengar tegas di antara gemuruh angin. "Kau tidak mengerti situasiku. Aku butuh bantuanmu sekarang."
Pria itu berhenti sejenak, seolah pertimbangan terjadi di dalam benaknya. Pandangannya melirik Jungwon, dan dalam mata itu terlihat keraguan yang bersaing dengan ketegasan. "Aku tidak ingin terlibat dalam masalah keluargamu, Jeon. Kamu harus menyelesaikan nya sendiri, apapun masalah mu."
Jungwon merasa putus asa, tetapi ia tidak menyerah, "Aku tidak bisa melakukannya sendiri. Tolong, hanya untuk satu malam."
Pria itu mendelik, "Satu malam saja, dan itu karena aku tidak tahan melihat muka melas mu itu. Tapi setelah itu, kau harus menemukan jalan keluar sendiri."
"Terima kasih," ucap Jungwon sambil menghela nafas lega. "Aku akan berusaha secepat mungkin."
Pria itu hanya mengangguk singkat, tetapi ekspresinya masih penuh keraguan. Jungwon pun mengikuti pria itu. Saat mereka berjalan menuju rumah pria itu, suasana hening menyelimuti keduanya. Setelah beberapa saat, Jungwon mencoba memecah keheningan.
"Kau bilang tahu keluarga ku? Coba jelaskan seberapa jauh kau mengetahuinya," ucap Jungwon dengan suara hati-hati.
Pria itu mendecih sambil melangkah tanpa menoleh. "Kenapa aku harus? Kau melupakan keluargamu?"
Jungwon menggeleng, tatapannya tetap teguh. ''Hanya ingin tahu."
Mereka melanjutkan langkah mereka, langit cerah memberikan sinar panas nya yang membakar kulit rasanya. Pria itu akhirnya memberikan jawaban setelah beberapa langkah.
"Aku hanya sebatas tau, Jeon. Jangan berharap banyak." ujar nya seraya melirik Jungwon. "Keluargamu bukanlah rahasia di lingkungan ini. Terutama karena mereka seringkali menjadi sorotan."
Jungwon merasa tertegun mendengar jawaban itu, jadi apa hidupnya juga ikut berubah?
"Apa yang mereka katakan?" tanya Jungwon lagi.
Pria itu tersenyum sinis. "Berbagai hal, mulai dari bisnis keluargamu hingga urusan pribadimu. Kau tahu bagaimana rumor bisa meluas di sini."
Jungwon menggigit bibirnya, mencoba menahan kekesalan. "Mereka mungkin tidak tahu apa-apa."
"Percayalah, orang-orang suka membuat cerita. Tapi apa yang mereka katakan bukanlah masalahku," ujar pria itu tanpa menunjukkan perasaan.
Saat mereka mendekati rumah pria itu, Jungwon merenung sejenak sebelum berkata, "Terima kasih atas tempat ini. Aku janji ini hanya sementara."
Pria itu hanya mengangguk singkat, membuka pintu rumahnya tanpa banyak komentar. Jungwon melangkah masuk menutup pintu, dan menyimpan berbagai pertanyaan di dalam hatinya.
Sementara langkah pria itu menuju dalam rumah Jungwon tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Aku belum tahu namamu."
Pria itu berhenti sejenak, memandang Jungwon dengan ekspresi datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Memories
FanfictionJungwon tidak tau kembalinya dia ke masa lalu adalah untuk mengubah takdir nya atau hanya untuk kembali mengulang kisah yang sudah terjadi.