Chapter Two: Skinny Day

367 67 4
                                    

Pukul sembilan malam, kala Ethan baru menyelesaikan tugasnya yang entah keberapa, ia melihat dengan jelas bagaimana seseorang tersungkur dibawah kakinya setelah badan itu tersambar truk bermuatan besi yang lewat serampangan dijalan umum secara tiba-tiba.

Kotak kue bahkan barang-barang korban berserakan ditengah jalan. Namun, tidak ada yang berani mendekat untuk menolong sebelum polisi datang.

Ethan mengernyitkan dahi, lantas ia memeriksa jurnalnya. Sebuah nama muncul perlahan;

Kaizen Lëdger.

Usia korban masih sekitar belasan, tubuhnya tak bergerak lagi setelah terlempar hampir 20 meter lalu menabrak trotoar. Darah mengalir deras dari kepala, merembes di jalanan hampir mengenai ujung sepatunya, Ethan buru-buru beringsut mundur. Sepatu mahal dari alam baka, tidak boleh sampai terkena noda.

Lima detik kemudian, Roh Kaizen terpental keluar dari badan.

Butuh waktu beberapa saat sampai ambulans datang, membawa tubuh koma itu pergi diiringi Isak tangis seorang wanita. Ethan tebak, itu ibunya.

Setelah suasana kembali kondusif, kumpulan orang tadi perlahan bubar. Menyisakan Kaizen sendirian, berjongkok menatap genangan darahnya sendiri ditengah jalan.

Kabar terakhir, Ethan belum dapat membawa Kaizen ke alam baka karena beberapa hal. Satu, urusannya didunia belum selesai dan Dua, antrian menuju nirwana sedang penuh.

Sejujurnya, opsi kedua sangat membuat Ethan jengkel.

"Kau tidak akan mati sekarang."

Wajah pucat itu menoleh, mencari-cari sumber suara yang rupanya berasal dari halte

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah pucat itu menoleh, mencari-cari sumber suara yang rupanya berasal dari halte.

Seorang pemuda berbalut jas kelabu dengan buku coklat ditangan, menyunggingkan senyum tipis ke arahnya. Kaizen masih diam.

Jangankan melihat orang itu, roh-nya masih disini sementara tubuhnya ditempat lain saja dia kebingungan. Bagaimana bisa?

"Ku bilang, kau tidak⸺maksudku belum mati sekarang." ujar pemuda itu lagi.

Kaizen berdiri lantas menghampiri si makhluk asing. Ajaib, ia tidak merasakan tubuhnya sakit sama sekali padahal dia tadi terhantam bumper depan truk dengan begitu kerasnya.

"Paman kau ingat aku? Kita tadi bertemu di minimarket, tapi Bagaimana bisa?"

Butuh waktu beberapa saat sampai Ethan mengingat sesuatu lalu ia ber-ohh ria. Manusia jadi-jadian itu mengulurkan tangannya, "Ethan."

Ragu-ragu, Kaizen membalas jabatan tangan Ethan. Terasa hangat, dan ... 'seperti manusia'.

"Aku Kaizen⸺"

"Ah tidak perlu, aku sudah tahu." cegah Ethan dengan cepat.

Yang semakin membangkitkan tanda tanya besar dalam benak Kaizen. Sebenarnya apa makhluk didepannya ini?

Ethan menoleh sambil menyesap susu coklat-nya, mata kebingungan Kaizen masih nampak kentara. "Mau ikut?"

"Kemana?"

"Menjemput sesuatu."

Kaizen menganggap Ethan berbohong atas ajakannya, sebab, si malaikat maut justru mempertontonkan kematian seseorang lalu menyeret paksa roh tadi ke dalam sebuah kotak bercahaya. Kaizen tidak mengerti ia harus apa sekarang ini.

Menyadari roh disampingnya sedang murung, Ethan menyodorkan sebutir permen dari sakunya, "Kau mau?"

Kaizen mengangguk, ia menerima lalu memakan permennya dalam diam.

"Hambar."

Ethan tertawa, "Roh tidak dapat merasakan apapun, kalau permen itu manis, berarti kau telah mati."

Bulu kuduk Kaizen mendadak meremang. Kenapa Ethan enteng sekali mengatakan sebuah kematian seolah merupakan hal biasa untuknya?

Entahlah, terlalu banyak tanda tanya dibenak Kaizen, namun ia tak mampu bertanya apapun meski dia ingin.

"Paman⸺"

"Jaga bicaramu, kita seumuran." ralat Ethan dengan kesal.

Kenapa anak ini tidak diangkut ke alam baka sekalian, sih. lagipula apa susahnya menyisakan satu tempat kosong atau membeli perahu baru supaya dapat mengangkut roh itu ramai-ramai?

DUG!

Seorang wanita tua tiba-tiba muncul dan mengetukkan tongkatnya ke kepala Ethan. Kaizen terlonjak kaget.

"Singkirkan pikiran konyolmu itu anak nakal!"

Lalu ia menghilang.

Masih dengan memegangi kepala, Si mata bambi mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Aishh, shi⸺"

"Ah, sudahlah! Aku ingin tidur, kau terserah lah hendak kemana asal jangan mendekati darahmu lagi! Sekarang baumu jadi anyir!" gertak Ethan lalu menghilang juga dari pandangan.

Mata polos Kaizen mengerjap dua kali, ia kebingungan. Kemana harus pergi? Jangankan arah rumah sakit, dimana dia berada sekarang pun dia tidak tahu.

Tanpa Kaizen sadari, Ethan memperhatikan dirinya tepat dibelakang tubuhnya.

Ya, Ethan memang mengantuk tapi tugas selalu memaksa untuk dilaksanakan. Jadi, mari kita tinggalkan sebentar wajah kebingungan Kaizen.

"Nenek tua, kau benar-benar merepotkanku."

CHAPTER TWO : SKINNY DAY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER TWO : SKINNY DAY

Two people who meet suddenly.
HEEJAKE | PG-13 | 2023

WAKE ME UP WHEN SEPTEMBER ENDS | HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang