Jasmine menatap gedung pencakar di depannya, ia bertekad akan memulai hidup mandirinya di kota antah berantah ini, jasmine memang sebelumnya sempat ragu untuk memulai hidup di kota ini tetapi dengan tekadnya yang kuat ia pun berangkat dan tibalah ia disini.
BN'S COMPANY
Jasmine menatap sekali lagi pada gedung pencakar langit tersebut, ia masih tak percaya bahwasanya ia yang masih belum mempunyai pengalaman kerja malah di terima di perusahaan teknologi terbesar se-Asia.
"Gilaa gede banget." Ucap jasmine yang kagum terhadap gedung pencakar langit tersebut.
Bagaimana tidak kagum, hanya beberapa orang saja yang bisa melihat gedung utama dari bn's company ini dan salah satu orang tersebut adalah jasmine perempuan biasa yang memulai kembali hidupnya.
Jasmine bisa terbilang cukup berkecukupan namun jasmine tidak terlalu suka jika harus di manja maka dari itu ia diam-diam lari ke kota ini untuk memulai kembali hidupnya.
Jasmine berjalan menuju pintu utama gedung tersebut, ia menatap ke sekeliling untuk melihat lihat apakah ada orang yang bisa ia minta tolong.
Jasmine berjalan terus dan masih melihat ke arah sebuah taman mini di gedung tersebut tanpa tau jika jika di depannya terdapat seorang yang sangat di hindari oleh kebanyakan orang.
Bug
Jidat dan dada bidang terbentur mengakibatkan suara benturan yang tak cukup keras namun menggema di gedung yang hening itu.
"Aduhhh.." Ringis jasmine sembari mengelus jidat miliknya, jasmine perkirakan pasti jidat miliknya akan memerah karena memang kulit jasmine terbilang cukup putih susu.
Sosok di depannya hanya menatap jasmine dengan datar, ia sebenarnya tidak terlalu merasakan benturan tersebut tetapi seorang braga yang anti perempuan pasti akan marah.
"Kalau jalan gunain kaki dan mata lo jangan kemana-mana." Ucap braga dengan menatap wajah jasmine yang perlahan-lahan mulai mendongak ke arahnya.
Jasmine mengerjap dengan cepat ketika melihat laki-laki muda dengan setelan jas hitam khas CEO tersebut.
Jasmine hanya bisa diam tanpa membalas ucapan braga karena ia masih mencoba mencerna sesuatu didalam otaknya.
"Selain ga bisa ngegunain mata lo juga ternyata ga bisa denger suara?" Tanya braga dengan dingin.
Jasmine menatap braga dengan kesal, ia sedang mencoba mencerna sesuatu.
Braga sedikit mengangkat bibirnya, terlihat masih datar namun jika di lihat secara keseluruhan mereka pasti bisa melihat braga yang terkenal dengan sifat dingin dan kejamnya melemparkan senyuman tipis pada perempuan mungil di depannya.
braga dengan cepat mengangkat tangannya guna menyuruh mereka untuk melanjutkan pekerjaannya.
Jasmine menatap ke dalam gedung tersebut, ia mencoba untuk melihat seseorang yang ia kenal dan jasmine menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAVENDRA
Romance#book 2 Braga navendra merupakan ketua sebuah geng elit yang letaknya di beberapa kota di negara itu, braga terkenal dengan julukan "mesin pembunuh" karena saat dimana braga membunuh pengkhianat, braga terlihat seperti robot tanpa perasaan yang memb...