butler is butler, no more

923 112 23
                                    







Malam berganti mentari, mengintip dari celah jendela yang tirainya bergoyang terkena angin pagi. Matahari masih merah karena baru akan muncul di awal pagi, tapi Nunew telah sadar dari kondisi sebelumnya. Ia berdiri dibalik tirai kamar mandi, membiarkan sekujur tubuh yang terdapat banyak lebam dimana-mana basah sebab air dari kran shower. Fisiknya lemah, psikisnya jauh lebih parah, benaknya memutar ulang apa yang terjadi sepanjang malam. Nunew tidak menyangka akan menjadi segila itu saat ia dinyatakan sebagai omega, memohon sentuhan seorang alpha yang sialnya adalah majikan sendiri. Ditambah Zee yang baru selesai rut, tentu ia tidak bisa menolak, pastilah pria itu juga banyak terpengaruh oleh pheromone heatnya.

Nunew malu, merasa gagal, dan menjijikan karena melakukan hal diluar nalar. Selama ini Nunew selalu menjunjung tinggi setiap peraturan dan kesetiaan sebagai seorang butler, jelas dalam peraturan tidak boleh ada hubungan lebih antara butler dan sang master. Tapi Nunew melewati semua batasan. Jika menjadi omega akan serendah ini, Nunew sepertinya lebih memilih mati.

Sudah sejak tadi airmata Nunew luruh, hanya saja tersamarkan oleh aliran air yang mengalir dari ujung kepala menuju kaki. Punggung tangannya sengaja Nunew gunakan untuk membungkam sendiri mulutnya yang mengeluarkan isakan. Nunew takut suaranya akan terdengar hingga ke kamar lalu membangunkan seseorang yang masih terlelap. Sekujur tubuh Nunew sakit, tapi lebih sakit hatinya karena harus menerima takdir yang sama sekali tidak ia inginkan. Memang alpha dan omega diciptakan untuk saling melengkapi, tapi apakah omega ketika sedang heat akan menjadi makhluk menjijikan seperti itu? Memohon untuk sentuhan seperti seorang jalang bayaran yang haus akan nafsu.

"Sialan! Jangan mengingatnya terus hiks." Nunew memukul kepalanya sendiri, berharap ingatan tentang pergumulan semalam lenyap dari kepalanya. "Bagaimana aku harus menghadapi captain setelah ini? Aku hiks…bahkan tidak punya muka."




***



Hari ketujuh sejak Nunew izin tidak masuk kerja dan hari kelima setelah pertemuan terakhir mereka, Zee masih menunggu kabar. Terakhir mereka bertemu hanya ketika ia mengatasi siklus heat Nunew, lalu ketika ia terbangun saat pagi, Zee hanya menemukan meja makan berisi sarapan lengkap seperti yang selalu tersaji di rumahnya dan sebuah memo bertuliskan 'aku sudah menyiapkan sarapan untuk captain, maaf tapi aku harus pergi untuk melakukan pemeriksaan, kembalilah dengan hati-hati sampai dirumah, captain Zee^^.' Zee merasa agak dicampakan, tapi ia bisa mengerti kondisi Nunew.

Namun sialnya sekarang ia merasa sedikit merindukan wajah tersenyum beta, ah tidak, omega itu. Biasanya, saat ia bangun dan keluar kamar, Nunew akan berdiri didekat meja makan sambil tersenyum dan mengucapkan selamat pagi. Menyiap kan secangkir kopi lantas bertanya hal apa saja yang akan ia lakukan dan kapan kembali.

Ada sebersit pertanyaan dalam benak Zee, apakah hal normal merasa seperti ini setelah tidur dengan seorang omega? Tapi rasanya tidak, Zee pernah memiliki kekasih, ia sangat mencintainya, tapi Zee tidak sebegitu rindu ketika mereka belum dalam sebuah komitmen.

Praangg!!

Sedang dalam kemelut hati yang membuat mood Zee sedikit menurun, tiba-tiba seorang butler tersandung karena permadani, kopi yang ia bawa tumpah ruah nyaris mengenai sepatu mahal Zee. Pria itu melirik dengan ekor mata tanpa minat, "pecat dia."

Seluruh butler yang berada di ruang makan terkesiap tanpa terkecuali butler wanita yang melakukan kecerobohan.

"Captain…"

Captain's Omega [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang