ᬉིུ֛ 09ོ୭̣༉̥֯֯͜

126 18 1
                                    

݄꒰⚘݄꒱ ₊↷already 。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

݄꒰⚘݄꒱ ₊↷already 。

"jangan bercanda dan cepet jelasin!!!" emosi rei sudah diujung tanduk. ia berdiri di depan motor karasu sambil merentangkan kedua tangannya. mencegah lelaki itu masuk ke dalam rumahnya.

di atas motor, karasu cuma tertawa kecil. rei ini memang positif lucu.

"iya. kakak taro motor dulu, abis itu baru kita ngobrol. ya? kamu minggir dulu, rei," karasu mencoba sabar. lagipula, mana bisa dia marah sama rei? yang ada justru malah ingin menggigit pipi gadis itu dan memberinya pat pat di kepala.

mata rei memicing, "nggak kabur kan?"

karasu menggeleng, merasa diinterogasi.

"yaudah," rei akhirnya minggir. membiarkan karasu membawa motornya masuk dan memarkirkannya di garasi rumah.

beberapa menit kemudian, sosok tingginya keluar dari sana, helmnya juga sudah di lepas. rei jadi bisa melihat wajah tampannya, kan..

"apa yang mau kamu tau?" karasu bertanya tiba-tiba.

"eh..? em.. semuanya."

"mulai dari mana dulu?" karasu menarik tangan rei untuk duduk.

ah. sebenarnya ia tak begitu suka duduk di sini sejak kejadian mencium rei tempo hari. ini membuat ingatannya kembali.

"kenapa kakak sekarang jadi jarang ngehubungin aku? aku ada salah?"

karasu membuang napas sebelum menjawab. "enggak."

"terus kenapaaa..?"

"rei, kakak.. malu."

"..?"

"nyesel udah berani-beraninya cium kamu. sekarang kakak nggak tau gimana caranya buat tetep biasa aja pas liat kamu. makanya kakak ngehindar sebentar."

rei masih betah mendengarkan. sebenarnya mencoba untuk tidak tertawa sih.

"kamu nggak ada salah, rei. maaf ya kalo kakak bikin kamu mikir gitu," kata karasu.

"beneran cuma itu, kan?" rei bertanya lagi.

"iya.."

"hehe," rei malah nyengir lebar, lantas tertawa.

"jangan diketawain, rei. sumpah, sekarang kakak pengen banget loncat dari atas gedung saking malunya," karasu mendengus pelan.

"oke.. oke.." rei menarik napas untuk menelan tawanya supaya tidak pecah. "aku ada pertanyaan lagi deh, kak."

"apa?"

"kalo kakak malu, kenapa waktu itu malah cium aku?"

"kamu lupa ya?" karasu memiringkan posisi duduknya ke arah rei. "itu penjelasan tanpa kata-kata, rei. harusnya kamu udah paham. nggak perlu dijelasin lagi."

[✔] [8] crush ; karasu tabitoWhere stories live. Discover now