Pagi ini, baik Seungcheol maupun Jeonghan memutuskan untuk bangun lebih awal. Selain untuk membereskan rumah, mereka sepakat untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama Chan hingga sore tiba.
Mereka membagi tugas seperti biasanya. Saat pagi Jeonghan bertugas membuat sarapan dan Seungcheol mengurus Chan.
"Seungcheol, sarapannya sudah siap!!" Jeonghan berteriak dari lantai bawah pada Seungcheol yang masih di kamar bersama Chan.
Seungcheol tiba di dapur tak lama kemudian, dengan Chan di gendongannya dan beberapa botol susu bekas pakai di tangan lainnya.
"Chan sudah menghabiskan susunya?" Tanya Jeonghan sambil menata mangkuk berisi nasi.
"Sudah" Jawab Seungcheol sambil mengangkat botol susu yang tadi Chan minum dan membiarkan bayi itu bergerak bebas di atas playmate.
"Duduk dan makanlah"
Mereka lalu duduk berhadapan dan menikmati sarapan buatan Jeonghan. Ada sup kedelai, tumis daging, telur mata sapi dan tumis toge.
"Tadi ayah menelpon, katanya mereka akan ke sini sekitar jam tiga" Seungcheol berucap sambil menyendok nasinya.
"Hm, kita packing setelah makan siang saja. Setelah ini aku mau bermain dengan Chan."
"Kau sudah lebih baik Han?"
Jeonghan mengangkat wajahnya dan mengangguk, "kau sudah bertanya hal ini berkali-kali sejak aku bangun Seungcheol, dan seperti kataku tadi, aku lebih baik. Berkatmu" Jawabnya sambil tersenyum.
Pria itu menganggukkan kepalanya dan kembali makan. "Kau mau jelan-jalan keluar?"
"Tidak, aku mau di rumah saja bermain dengan Chan"
Tak ada lagi yang berbicara hingga makan sarapan mereka selesai. Seperti biasa, membereskan meja akan di ambil alih oleh Seungcheol tanpa di minta. Sedangkan Jeonghan akan bersama Chan.
"Hey baby, ayo kita main di kamar saja" Ucap Jeonghan sambil menggendong Chan menaiki tangga dan masuk ke kamar.
Sesampainya di kamar Jeonghan naik ke atas kasur dan memangku Chan di antara perut dan lututnya yang tertekuk. Sedang ia bersandar pada head board ranjang.
Gadis itu menggerakkan kedua tangan Chan untuk bertepuk, "Channie, ayo bilang 'noona'"
Bukannya mengikuti apa yang di ajarkan oleh Jeonghan, bayi empat bulan itu malah tertawa.
"Ayolah baby, katakan 'noona'" Ulang Jeonghan lagi.
"Emaaa... Maa.. "
Jeonghan mengerutkan keningnya saat bayi itu malah bubling seperti kata 'mama'.
"Tidak sayang. Bukan 'mama', tapi 'noona'"
"Mamaamaaa... "
"Aish"
"Chan baru berumur empat bulan Han, belum fasenya meniru suara"
Seungcheol masuk kamar sambil berucap. Pria itu mengitari ranjang dan naik ke sisi lain.
"Tapi aku ingin Chan bisa memanggilku sekarang" Ucap Jeonghan sambil mengerucutkan bibirnya.
Seungcheol tersenyum, tangannya naik ke atas kepala Jeonghan dan mengelus rambut gadis itu, "mana bisa begitu. Kau harus menunggunya sampai usianya setidaknya setahun baru dia bisa berucap dengan benar."
Jeonghan mencebik, sambil menatap Chan, "bahagia sekali wanita yang kau panggil mama nanti. Kau lucu dan tak menyusahkan."
"Dan kita beruntung karena bisa merawat Chan"