.
.
Kelak Nabi Muhammad memberikan syafa'atnya pada orang yang selama hidup di dunia senantiasa menyampaikan hajat orang lain.
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
..
***
Tidak seperti biasanya, pagi ini Adli terbangun lebih awal. Selepas salat Subuh, ia membaca Qur'an walau hanya dua lembar. Yang menggerakkan Adli untuk membaca Qur'an, adalah cerita horor semalam yang didengarnya dari Yunan. Cerita horor yang terjadi di rumahnya sendiri. Sungguh miris.
Seumur hidupnya, Adli tidak pernah melihat setan atau jin. Kalau lihat orang kesurupan, dia pernah. Kakaknya sendiri, Raesha. Waktu Raesha masih remaja. Tidak seperti sebagian orang yang punya obsesi ingin bisa melihat makhluk gaib, mungkin karena di film-film kemampuan melihat makhluk gaib terkesan keren, Adli sama sekali tidak berminat untuk melihat makhluk gaib. Sama sekali tidak.
Sebagai orang beriman, Adli meyakini hal-hal gaib itu ada. Tapi melihat makhluk gaib? Tunggu dulu. Dirinya makhluk ciptaan Allah, dan begitu juga mereka. Yang memisahkan adalah dimensi yang berbeda. Jadi tolong, tetaplah mereka pada dimensinya dan tidak perlu menyebrang ke dimensi manusia. Plis lah.
Dulu almarhum Yoga pernah cerita pada Adli.
"Selama hidup, Ayah sudah pernah mengalami hal-hal gaib yang di luar nalar. Tapi kalau melihat makhluk gaib, sama sekali tidak pernah. Dan tidak berharap bisa bertemu makhluk gaib.
Dan Ayah selalu berdo'a, semoga keturunan Ayah tidak perlu berurusan dengan makhluk-makhluk itu. Jin, setan dan sebangsanya. Maksud Ayah, tidak secara fisik di dimensi ini. Mereka adalah makhluk yang penuh tipu daya. Hanya sedikit saja manusia yang bisa lolos dari tipu daya mereka.
Jadi, ingat baik-baik pesan Ayah ini. Jangan kamu mendekati urusan yang membuatmu terlibat dengan makhluk-makhluk itu! Minta semua hajatmu hanya kepada Allah!"
Adli paham yang dimaksud Ayahnya adalah urusan perdukunan yang biasanya melibatkan jin. Sejak zaman dulu hingga sekarang, tidak sedikit pengusaha, artis, politikus, yang meminta bantuan dukun untuk mengokohkan keterkenalan mereka, kekayaan dan kekuasaan mereka.
Orang tidak akan percaya. Ah. Masa' iya? Zaman sudah modern begini? Oh belum tahu dia. Zaman boleh terkesan canggih, tapi susuk tetap laris diminati. Di dalam susuk, ada makhluk gaib. Benda yang seperti jarum logam itu, ada yang terbuat dari emas, tembaga, perak dan lain-lain. Dimasukkan ke berbagai bagian tubuh. Di bawah kulit muka, di payudara, bibir, bokong, bahkan kemaluan. Lalu nanti meninggalnya susah bukan main. Sekarat tiap hari. Meninggalnya setelah didatangkan dukun yang mengeluarkan susuknya, atau dido'akan orang-orang pengajian.
Bagi yang memasang susuk demi kecantikan, biasanya kemudian akan ada banyak lelaki mengejarnya, bahkan orang-orang kaya dan pejabat juga naksir dengannya. Tapi berhubung memasukkan susuk ke dalam tubuh sejatinya adalah memasukkan makhluk gaib ke dalam tubuh, maka melihat kuntilanak dan teman-temannya, menjadi hal yang mesti dihadapi setiap hari. Sudah begitu, masih banyak saja yang mau. Terpikat dengan janji manis dukun, dan angan-angan akan kecantikan, kekayaan dan kekuasaan yang disangkanya bisa dimiliki selamanya.
Amit-amit, batin Adli. Na'udzubillahi min dzalik. Semoga Allah melindungi dia dan keturunannya kelak, dari hal-hal semacam itu.
Adli menyimpan Qur'annya yang jarang dibaca, ke dalam lemari.
First thing first. Dia ingin bertanya pada Prama. Bukannya tidak percaya pada yang diceritakan Kak Yunan semalam, hanya untuk memastikan saja.
Adli keluar dari kamarnya. Prama ternyata sedang berjalan dari arah dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANXI EXTENDED 2 (HIATUS)
SpiritualSemua berubah semenjak Ilyasa wafat. Yunan jadi lebih dekat dengan Raesha, jandanya Ilyasa, sekaligus adik angkatnya sendiri. Plus, Yunan jadi lebih akrab dengan Ismail dan Ishaq, kedua putra Raesha. Arisa sebagai istri Yunan, dibuat galau dengan p...