Vote dan komen jangan lupa ya anak-anak manisku☺️
Waktu bergulir dengan cepat, tepat pukul setengah delapan malam, anak dengan balutan piyama bergambar kepala pinguin itu fokus menatap buku di depannya. Bibirnya mencebik saat beberapa kali salah menulis mengharuskan tulisannya terkena Tipe-x beberapa kali.
Saking fokusnya Helnan sampai tidak sadar jika Rinjani membuka pintu kamarnya membawakan segelas susu untuk bungsunya yang sedari tadi tidak keluar kamar, katanya tadi sedang mengerjakan tugas sekolah.
"Belum selesai?" Rinjani menghampiri Helnan yang duduk di depan meja belajarnya.
Anak itu menoleh dengan tatapan terkejut, mata bulatnya melotot kecil khas seorang Helnan. "Mama kok disini?"
Rinjani tertawa kecil lalu meletakan segelas susu coklat ke atas meja belajar anaknya.
"Ga dengar ya Adek Mama masuk? fokus banget anaknya Mama ngerjain tugas sekolahnya." Tangan Rinjani tergerak mengelus pipi Helnan dengan lembut.
Helnan mengangguk lalu sorot wajah tiba-tiba terlihat sedih. "Hemm... lihat Mama, tapi banyak coret Helnan sering salah nulis."
"Enggak papa kan cuman dikit."
Kepalanya mengangguk kecil lalu dengan cepat menyelesaikan tugasnya.
"Tadi udah minum vitamin kan?" Tanya Rinjani kala melihat Helnan yang sudah membereskan perlengkapan belajarnya.
"Sudah."
"Mama?" Helnan berjalan kecil saat sudah menghabiskan segelas susunya.
"Kenapa Dek?"
"Adek malem ini bobo di kamar sendiri yaa?" Helnan menyatukan kedua telapak tangannya seperti memohon agar di izinkan oleh Mama.
"Loh kenapa? Biasanya ikut Mama sama Papa kan bobonya." Sahut Rinjani mengingat jika putranya itu sangat jarang tidur di kamarnya lagi sendirian. Lebih tepatnya orang tuanya yang selalu khawatir mengingat jika Helnan masih dalam tahap penyembuhan, anak itu kadang bisa saja mengeluh sakit di tubuhnya. Atau kadang-kadang bisa saja terjatuh tanpa alasan jika sedang berlari, Helnan juga sering merasakan bagaimana kakinya yang tiba-tiba seperti jelly dan tidak bertenaga sama sekali. Dugaan dokter hal yang di alami Helnan terjadi karena kejadian kecelakaan 8 bulan yang lalu. Dari situ, Helnan harus extra di awasi ketika berlari atau harus di tegur walaupun kadang anak itu tidak mendengarnya.
"Adek kangen bobo di kamar Adek hehe."
Rinjani tidak memaksa kepalanya mengangguk tanda jika setuju, mana bisa ia menolak jika anaknya sudah memohon dengan wajah polos dan imutnya.
"Ya sudah sini baring, Mama temanin sampai Adek tidur."
Helnan menurut dengan cepat berbaring lalu menarik selimut bergambar beruang miliknya. Rinjani tersenyum tipis membenarkan letak selimut anaknya sampai sebatas dada, tangannya juga tergerak merapikan rambut halus anaknya.
"Terimakasih Mama." Helnan mengecup pipi Mama dengan cepat lalu memilih memejamkan matanya agar segera cepat tertidur.
Pandangan Rinjani tidak lepas menatap wajah Helnan, wajah damai anaknya saat tertidur pulas selalu menenangkan hatinya.
🌻🌻🌻
Paginya di saat Rinjani sedang menyiapkan sarapan di bantu oleh Diana juga yang sekarang tengah menyeduhkan susu, maid di tugaskan oleh Diana untuk menata sarapan di meja makan.
Sementara itu Damar berjalan masuk ke arah ruang makan lengkap dengan pakaian kantornya. Melihat masih sepi, anak-anak juga tidak ada yang kumpul, Damar sedikit mengernyit saat si bungsu belum terlihat, biasanya anak itu sudah berseliweran kesana-kemari
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Helnan | Lee Haechan 2
Teen FictionBAGIAN KEDUA DARI CERITA DIA HELNAN! [Family & Brothership] "Ngomongin soal cita-cita nih, btw cita-cita lo apa Nan?" "Emm enggak tau," "Aneh masa cita-cita sendiri enggak tau." "Elnan pengen jadi Papa." "Hah? Maksudnya? Lo pengen nikah muda?" "Engg...