03

5.9K 652 109
                                    


"Sejak kapan Adek punya kebiasaan bohong?"

Yang tengah di marahi itu menunduk menatap marmer putih di bawahnya, kedua tangannya sambil memainkan ujung baju sekolah miliknya.

Helnan masih menutup mulutnya tidak berani bersuara sama sekali sejak sepulang sekolah, ia di jemput oleh orang tuanya dan mereka langsung membawanya ke rumah sakit perihal sakit giginya akibat memakan permen berbentuk kenyal itu sampai satu kotak.

"Kenapa diam." Kata Rinjani menatap anaknya.

Helnan menggeleng kecil, masih menyembunyikan wajahnya menunduk takut.

"Tahu di mana kesalahan Adek?" Ucap Rinjani masih tenang ia memang tidak berniat memarahi putranya, hanya saja perasaan seorang ibu yang selalu khawatir kepada anaknya, apalagi ini Helnan anak dengan sejuta tingkah lakunya yang kadang membuat Rinjani selalu was was.

"Berbohong." Cicit Helnan dengan suara pelan sekali.

"Coba kasih tau sama Mama Adek bohong apa aja?"

"Emm Elnan bohong pengen bobo sendiri, terus malem-malem Elnan makan yupi banyak."

"Dari mana dapat yupi nya?" Tanya Rinjani, seingatnya suaminya sudah menyimpan permen punya bungsunya itu.

"Di kasih Jiro."

"Banyak?" Celutuk Damar yang masih menyimak pembicaraan istri dan anaknya.

Helnan mengangguk semangat, binar mata bulatnya terpancar dengan senyum mengembang. Sangat berbeda dengan ekspresi takutnya tadi.

"Adek di kasih Jiro 3 kotak, terus Candra juga bagi Helnan coklat duaa." Sangat semangat, Helnan seperti melupakan sakit giginya, raut wajah senangnya membuat siapa saja jadi tidak tahan untuk mencubit dan mengecup pipi yang sekarang bertambah bulat.

"Oh ya, Adek simpan dimana permen sama coklatnya?"

Helnan tampak berpikir. "Di tempatnya Mail, di laci paling bawah."

Terbongkar sudah rahasia Helnan, Mama menjatuhkan badannya ke sandaran sofa sembari menghembuskan nafasnya berulang kali. Sementara Papa masih duduk tegap menatap Helnan dengan wajah yang membuat Helnan merasakan takut kembali. Helnan takut Papa marah...

"Masuk kamar jangan keluar sampai sore."

"Enggak mau." Helnan menggeleng dengan mata merahnya yang malah berkaca-kaca sekarang. Ia ingin mendekat ke arah Papa tapi takut, takut jika Papa semakin marah jika Helnan melawan, Ia juga sadar dirinya sangat nakal dan sudah berbohong.

"Masuk, renungkan kesalahan Adek sekarang." Mutlak Papa yang tidak bisa di bantah oleh Helnan sekarang.

🌻🌻🌻

Berjalan menunduk saat memasuki kamar, tasnya langsung ia lempar ke atas kasur. Tangannya menyeka air mata di pipinya lalu berjalan pelan ke sudut kamarnya berdiri menghadap tembok. Hal yang selalu ia lakukan jika sedang di hukum atau merajuk.

"Helnan udah bohong, pasti Mama sama Papa marah." Katanya dengan tangan yang menulis abstrak di tembok kamarnya.

"Tapikan Elnan cuman pengen makan yupi bentuk dinosaurus, itu enak banget Elnan suka, Jiro juga udah kasih banyak masa Elnan buang sih."

"Eh kan masih ada dua lagi, terus ada coklat juga." Helnan tersenyum sumringah lalu berjalan cepat menghampiri meja akuarium dan membuka lacinya.

Setelah selesai mengambil dua kotak yupi Helnan langsung membuka kotaknya dan mengeluarkan isinya di atas lantai di dekat kasurnya.

Mulutnya terbuka lebar menatap bentuk yupi dengan tatapan berbinar. "Ini bentuk lope." Ucap Helnan duduk bersila lengkap masih menggunakan baju sekolah yang belum di ganti bahkan kaos kakinya saja tidak di lepas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Helnan | Lee Haechan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang