BAB 2

17.5K 52 8
                                    

Aku pun memalingkan wajahku mencoba mencari tahu apa yang dimaksud oleh Tia. Dan ternyata Tia saat ini sedang melepaskan kaos kaki warna abu abu nya. Kaos kaki itu sendiri sudah di pakainya semenjak siang hari ketika dirinya pergi ke kampus. Mulai dari kaki kanan Tia perlahan melepaskan kaos kaki yang membalut kaki hingga lututnya tersebut. Aneh, namun menyaksikan Tia melepas kaos kakinya membuatku cukup terangsang dibuatnya. Selesai dengan kaki kanannya, Tia melakukan hal yang sama dengan kaos kaki yang terpasang di kaki kirinya. Begitu selesai, Tia pun mengangkat kedua kaos kakinya kemudian menyodorkannya tepat di depan wajahku.

"Coba pilih yang mana mi, mau buat sumpal, bekap, atau mau pilih menu tambahan dariku? " Tanya Tia dengan senyum sadisnya.

"Mmmppphh emmmhhh..., " Aku hanya mengerang lemah, tidak tahu harus menjawab bagaimana.

Pada akhirnya entah aku mengangguk atau menggelengkan kepala, orang yang akan memutuskannya ialah Tia. Keinginanku dan pendapatku disini benar benar tidak berarti, Tia telah mendominasiku sepenuhnya.

"Hehhe, kalau gitu..., " Ucap Tia yang sudah mulai mengepalkan kedua kaos kaki cokelatnya.

"Nnngggffhhh.., " Erangku sembari menundukan kepalaku.

Kemudian Tia pun menunurunkan cadarku hingga berada di daguku. Kini slayer berwarna hitam dengan motif batik yang menutupi tepat di bawah hidung dan daguku pun terlihat. Entah karena apa Tia pun tersenyum lalu menggunakan tangan kanannya mulai menbekapkan kaos kaki yang ia pakai seharian itu dihidungku.

"Hhhnnffggghh mmppffhhh emmmffhhh...!, " Aku pun mengerang memberontak karena bau kaos kaki tersebut dan juga suitnya bernafas bagiku.

"Gimana, enak kan? " Tanya Tia yang kini senyum nya semakin lebar.

"Mmmppfffhhh nnnggghhh.., " Erangku yang menolak dan menggelengkan kepalaku karena tidak kuat dengan bau kaos kakinya.

Mengetahui reaksiku, kelihatannya Tia tidak begitu menyukainya. Senyum di wajahnya kini menghilang kemudian....

*PLAKKK..!!

"Mmmmpppffhhh...!! " Jeritku ketika Tia menampar pantatku mengunakan tangan kirinya.

"Jadi kaos kakiku ga enak hah!? " Tanya Tia dengan kesal.

*PLAKK..!! PLAKK..!!!

"Mmmpffhhh nnngggffhh...!! " Erangku yang tak bisa menahan rasa sakit ini.

"Aku tanya sekali lagi, enak apa enggak!? " Bentak Tia yang juga semakin kencang menempelkan kaos kakinya di hidungku.

"Mmmppffhhh hhmmgghh..., " Mau tidak mau aku menganggukan kepalaku supaya Tia tidak semakin murka.

"Bagus..., sebagai hadiah aku bakal biarin kamu nyium kaos kaki ku kebih lama setelah ini, " Ucap Tia yang melepaskan bekapan kaos kakinya.

"Hhhmmpphhh emmmpphh mmgfhhh..., " Dengan cepat aku langsung menghirup oksigen begitu Tia melepaskan bekapannya.

"Kalau kamu nurut dan bersikap baik terus, nanti bakal aku kasih hadiah lain deh, kayak nyium celana dalamku misalnya, " Ucap Tia sembari mengelus elus kepalaku.

"Mmmppffhhh..., " Belajar dari kesalahan sebelumnya, aku pun hanya menganggukan kepalaku.

Sebenarnya apakah orang ini masih sama dengan Tia yang ku kenal selama ini? Dia benar benar berbeda bahkan tak pernah terbayang maupun terbesit di pikiranku sekalipun bahwa Tia akan bertindak seperti ini. Anehnya entah kenapa jauh di dalam lubuk hatiku, mungkin aku menikmati diperlakukan seperti ini olehnya. Perasaan ketika dipaksa, disakiti hingga harus menghirup bau dari kaos kaki yang Tia pakai seharian membuat diriku cukup terangsang. Kini perasaanku benar benar sedang dalam keadaan kontradiksi antara membenci dan mencintai semua ini.

Hobi TersembunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang