TRINGGGGGG
bel sekolah terdengar nyaring di setiap lorong kelas di sekolah, dengan bunyi hanya 1 kali tekanan panjang dari bel mempertandakan bahwa itu adalah waktunya semua murid masuk kedalam kelasnya masing masing
"sal! awas sal" teriak seorang pria dr arah belakang sambil berlari dengan kencang yang diikuti oleh 2 orang lainnya yang terlihat sedang mengejarnya
"KUNTO ANJING SINI LO!"
"ROTI LAPIS GW!!!"
pria yang ia panggil, reflek menggeser badannya ke dekat dinding sembari memberhentikan langkahnya untuk melihat apa yang terjadi
"sal bantu sal, anjir gw cuma makan 1 padahal" pinta pria bernama kunto yang langsung bersembunyi di balik badan tinggi pria itu
"mana ada! jatah gw, lo ambil tadiii" kesal gerrad sedikit mengadu ke pria yang tdk lain adalah Arsal Attala Samudera
"kata si juan lo ga mau anjir, makannya gw makan" bela kunto
"ko gw?!" protes Juan yang sedang mengatur nafasnyaArsal yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafasnya pelan, tidak aneh jika teman2nya mempemasalahkan hal yang sangat sepele
Arsal tbtb menaruh 1 lembar uang berwarna merah ke tangan Juan, lalu pergi kedalam kelas meninggalkan teman2nyaKunto, Gerrad, dan Juan saling bertatap2an lalu tersenyum menang sembari masuk kelas dengan menertawakan rencana mereka yang berhasil membuat Arsal mengeluarkan uangnya
"ayo duduk semua, Kunto, duduk sebelah Arsal, biar ga ngobrol terus" titah Bu Binta sembari menaruh buku di mejanya"gamau bu, nnti aja pas ulangan" tolak Kunto dngn cengirannya
"gpp bu, saya emng gamau punya temen sebangku" tambah Arsal dengan datarnya"yaudah saya aja bu, saya mau" ucap Yena dengan tiba-tiba, dan di serbu oleh wanita lainnya, yang tentu saja mereka pun berebutan untuk duduk sebangku dengan pria itu, namun itu 5% kemungkinan untuk orang yang ingin duduk di sebelah bangku pria itu, wanita saja ia tolak...
Kunto dan yang lainnya memang tidak mau duduk di sebalah Arsal jika di kelas, karena menurut mereka yang hyper acctive, duduk di sebelahnya adalah suatu mimpi buruk, pasalnya, hanya ada keheningan yang mrk rasakan, bukan bisikan dan canda tawa yang mereka inginkan.
jangan sampai ada yang membuat ke fokus-an seorang Arsal buyar, karena itu yang ia benci...
.
"Amara, lagi-lagi nilai MTK kamu turun, mau dapet apa kamu dr nilai ini?" tanya Bu Tia dengan lelah
"kan saya emng gabisa MTK bu, jd saya kerjain sebisanya" bela Amara
"ya tapi emng gaada keinginan buat ngerti gitu?ini penting loh Amara" ucap Bu Tia me nasehati, ia tahu, Amara tidak bodoh, ia hanya malas untuk mengerti dan mencoba untuk ber-damai dengan apa yang tidak ia sukai, jadi sebisa mungkin ia ingin me-nambah kesemangatan muridnya itu
"sayangnya gaada bu, saya izin keluar" balas Amara dengan to the point
Bu Tia menghela nafasnya lalu mengangguk mengizinkan muridnya itu keluar dari ruangannya"hahhh padahal ulangan inggris gw udh 80, kenapa ga apresiasi dlu nilai gw yg paling tinggi sih" omel Amara sembari berjalan ke arah kelasnya kembali
namun saat dirinya sedang melihat ke arah lapangan, ia menyipitkan matanya sebentar, lalu membulatkan matanya sedikit terkejut, saat ada 4 pria yang memainkan pot bunga yang kelasnya buat untuk praktek
"woy!jangan di mainin!" teriak Amara sembari berlari ke arah lapangan
"eh kabur-kabur cepet" ucap seorang pria yang lebih muda dr wanita itu kepada ke 3 teman lainnya
sialnya saat ke 4 pria itu lari dari Amara yang akan menghampirinya, salah satu dari mereka menyenggol pot besar itu, dan menginjak bunga mawar yang sudah sedikit tumbuhPRANG
Amara terhenti saat melihat pot yang terletak hanya 5 langkah di depannya, jatuh dengan mudahnya, dan suara itu tentu saja memenuhi udara sunyi di siang hari
beberapa orang keluar dari kelasnya untuk melihat suara apa yang baru saja mereka dengar"OMG! TANAMAN KELAS KITA!!!!" teriak salah satu wanita dengan penampilan nyentrik dengan bedak yang ada di tangannya
"WOY AMARA! LO GILA HAH?! KITA NGERJAIN ITU LAMA!" kesal seorang pria di sebelah wanita nyentrik itusemua mata kini tertuju kepadanya, tatapan tidak suka, terkejut, dan berbagai omongan semua di lontarkan dengan topik yang sama
"gilaaa, nyari masalah bngt tu cewe" gumam Gerrad di sebelah Arsal, Kunto, dan Juan yang sedang melihat ke arah wanita itu jg
"ga sengaja kali" Juan sedikit membelaArsal menaikkan 1 alisnya, saat melihat tangan wanita itu yang mengepal di sisi tubuhnya, bukan karena takut atau malu, getaran tangan yang ia kepal terlihat seperti menahan amarahnya
TRINGGG TRINGGG
tidak ingin melihat terlalu lama, Arsal memutuskan untuk pergi dari kerumunan itu, dan pergi ke tempat lain, saat mendengar suara bel istirahat
.
Amara berlari cepat ke arah ruang musik di sekolahnya, lalu ia masuk dan mengganjal pintu itu dengan kursi yang ada disana
dengan perasaan yang campur aduk ia duduk di tempat duduk piano dan membuka penutup alat itu, lalu memaikan setiap not nya mengikuti lagu ' river flows in you '
buliran air mata wanita itu kini terlihat mengalir dari mata indahnya, mengingat lagu itu adalah yang selalu menemaninya di setiap hari-hari kacaunya, seperti saat ini
tidak lama, wanita itu mengentikan pergerakan jarinya, lalu menghela nafas pelan sembari menutup matanya erat
"bukan salah lo ra, it's ok" gumam nya
Arsal yang sedari tadi melihat wanita itu dari balik rak buku yang ada disitu, memutuskan untuk berdiri dari kursinya, lalu keluar dari tempat persembunyiannya, bersamaan saat Amara membuka matanya setelah bbrp detik berlaluAmara membulatkan matanya terkejut saat Arsal keluar dari balik rak buku yang ada jauh di hadapannya, masalah terbesar bagi Amara adalah, ia tidak mengenali Arsal, walaupun ia dan dirinya ada di 1 angkatan, mereka hanya pernah saling melihat
"d-dari kapan lo disana" kaget amara sembari menghapus sisa air matanya
"dari tadi" jawab Arsal singkat
"lo sengaja disini?" tanya Amara sedikit angkuh
"ini tempat istirahat gw, lo ganggu" balas Arsal sarkas
"ini ruangan umum, lo ga berhak bilang klo gw ganggu lo" kesal Amara
Arsal yang mendengar itu hanya menganggkan bahunya acuh, lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar"ah iya, lo yg mecahin pot di lapangan td?" tanya Arsal sblm membuka pintu ruangan tersebut
Amara yang mendengar itu lngsng mengepalkan tangannya erat, menahan malu dan kesal secara bersamaan "apa masalahnya sama lo""tanah yg bagus buat tanaman ada di deket sekolah sini" jawab Arsal mengejutkan Amara
pasalnya, ia kira Arsal akan mengejeknya, dan mengatainya seperti yang lainnya, namun secara tidak langsung pria itu memberi solusi agar ia bisa bertanggung jawab atas perilakunya
"disana jg jual bibit nya, lo bisa pake nama gw buat dapet potongan" lanjut pria itu lalu membuka pintu ruangan tsb
"NAMA LO SIAPA?!" teriak Amara saat pria itu telah keluar, dan baru saya ia ingat, mrk tidak saling mengenal satu sama lain, dan dengan adanya pria itu berbicara seperti itu, sama saja membuat Amara harus mencari tau tentang dirinya,licik...fikirnya
sedangkan di sisi lain Arsal tersenyum kecil sembari melangkahkan kakinya di lorong yang sudah mulai sepi"nice to meet you"
********************************
THANK YOU FOR COMING
I HOPE YOU'LL LIKE IT!!!
ENJOY GUYSSS
PLEASE COMMENT IF YOU WANNA KNOW, HOW THE NEXT
PIPAT
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTH
Teen Fictionpria dengan segala kesempuraannya, dimulai dari kepintarannya, ke aktif-annya di dalam olahraga, bahkan musik bukan semata-mata hanya sebuah hobinya, melainkan sebagai prestasi, namun siapa sangka? ia tumbuh di keluarga yang jauh dari kata harmonis...