Prolog

1K 77 5
                                    

Pesta dansa telah dimulai, Ballroom perayaan anniversary pernikahan tuan Abraham Lincoln dan nyonya Abraham telah di penuhi manusia.
Amara selaku salah satu undangan, hanya menatap dengan bosan. Pesta selalu menjadi hal paling membosankan bagi Amara. Jika bukan karena paksaan sang bunda, Amara tidak akan hadir.

"Amara" suara itu terdengar kecil disela musik yang dimainkan, tapi Amara masih bisa mendengar jelas, karena posisi mereka yang berdekatan.

"Kenapa bang?"

"Mau keluar?"

Amara terdiam sejenak, menatap semua orang yang terlihat sibuk berdansa, termasuk orangtuanya.

"Yuk"

Dingin nya hembusan angin malam terasa menyegarkan bagi Amara. Otaknya jadi lebih relaks.

"Mau mencoba?"

"Hm?" Kepalanya Amara tolehkan, menatap sosok tampan disamping nya

"Menjalin hubungan"

Amara terdiam beberapa detik, lalu mendengus "Yang dulu juga mengatakan hal yang sama" lirihnya

"Beda" bantah si pria cepat

Amara malas meladeni, jadi hanya mengangkat bahu nya acuh.

"Kamu tau kita dijodohkan?"

"Iya" Sebelum semua tamu undangan hadir, tuan Abraham terlebih dahulu menjamu keluarga Amara secara spesial dan membahas tentang perjodohan antara Amara dan Keno yang dulu pernah dijanjikan oleh kakek Keno dengan kakek Amara.

"Permintaan mereka tidak bisa dibantah"

"Ayah sama bunda gak mungkin maksa kalau Amara gak mau"

"Tuan Abraham bukan orang yang mudah menyerahnya. Apalagi demi kepentingan nya"

"Dan ayah gak akan membiarkan anaknya dipaksa pada hal yang bukan keinginannya" tegas Amara

"Lagian Amara masih kecil. Belum waktunya bahas pernikahan"

Kekehan kecil terdengar, "Hm, kamu memang kecil" kalimat itu membuat Amara menoleh dengan mata melotot

"Bang Ken mesum!"

Keno menyentil kepala Amara yang terbalut hijab

"Ck, ngakunya kecil tapi otaknya kotor"

"Bang Ken yang mulai ya!"

"Memang abang ngomong mesum?"

"Itu tadi, Abang bilang kecil"

"Ck. Gak usah bahas lagi. Abang gak ada maksud kesana"

"Jadi, gimana?"

"Apa?"

"Mau coba terima perjodohan itu? Siapa tau bisa seperti Al dan Cut"

Amara mengehentikan langkah nya, menatap Keno dengan serius "Amara suka bang Fano" jujur nya

"Hm, tau. Lalu?"

"Pernikahan hal sakral bagi Amara, dan Amara gak mau menjalani nya dengan orang yang gak Amara cintai"

"Oke" Keno mengerti dan tidak memaksa

"Tapi, Amara mau kok nikah sama Abang"

Kening Keno berkerut "Bicara yang jelas Amara!" Tekan Keno, menatapnya tajam

"Amara mau terima perjodohan itu. Tapi Abang harus berusaha untuk sayang dan cinta sama Amara, begitu juga sebaliknya, Amara akan melupakan bang Fano. Gimana?"

"Oke"

🌻

Wajib vote sama komen ya!

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang