Amara baru bisa merasa lega dan rileks saat aksesoris ditubuhnya telah terlepas semua. Begitupula dengan riasan diwajah nya yang telah dibersihkan. Hilang sudah wajah penuh make-up, yang kata orang-orang terlihat cantik -seperti bukan dirinya sendiri.
"Terimakasih mbak Sela, mbak Lala" ucap Amara pada dua orang asisten MUA yang membantunya.
"Sama sama. Kami permisi yaa. Semangat malam pertama nya" keduanya terkekeh kecil saat melihat Amara merona.
Sepeninggal mereka, Amara melirik pada pria yang beberapa jam lalu berubah status menjadi suaminya. Terlihat sibuk dengan ponselnya di ranjang. Pakaiannya sudah berganti menjadi kaos putih polos dan celana boxer hitam. Jadi pengantin pria memang enak, tidak perlu di make up berjam-jam, tidak perlu memakai bermacam aksesoris, hanya memakai pakaian pengantin, beres. Tinggal duduk manis di pelaminan. Selesai acara pun, tinggal buka baju dan celana. Segampang itu.
Amara mendengus, merasa kesal tiba-tiba. Gadis itu meraih handuk dan masuk kamar mandi. Ia juga membanting pintu. Hingga membuat Keno terperanjat. Pria itu menatap pintu tertutup dengan kening berkerut.
Dengan acuh, Keno kembali fokus pada ponselnya. Melanjutkan permainan nya, game Candy, Level 209. Game itu tadinya di download Alan saat meminjam ponselnya. Keno awalnya hanya iseng karena bosan, tapi begitu dimainkan Keno malah kecanduan, dan tanpa sadar telah melewati 199 level dalam waktu singkat. Sepuluh level pertama tentu saja telah dilewati Alan.
"Abang udah makan?" Tanya Amara yang telah selesai membersihkan diri.
"Belum" Keno menjawab singkat
"Yaudah ayok bareng kebawahnya"
"Hm, sebentar"
"Abang ngapain si? Fokus banget" Amara kepo, jadinya ia mendekat untuk mengintip.
" Game Candy? Abang dari tadi fokus main game ini?"
"Hm"
Amara menggeleng, tidak habis pikir, Keno terlihat fokus sekali, hingga Amara berfikir dia sedang melihat kerjaan.
"Di tinggal dulu kan bisa"
"Hm"
"Ayok dong Abaang. Keburu Amara ngantuk nih"
Keno segera menyimpan ponselnya, memperbaiki posisinya menjadi duduk. Matanya menatap Amara dengan lekat "Kamu serius mau malam ini? Tidak lelah?" Guratan lelah bahkan terlihat begitu jelas dari raut Amara. Keno mana tega.
"Ya?" Amara gagal paham
"Besok saja bagaimana? Takutnya nanti kamu kesakitan"
Raut Amara semakin menampakkan kebingungan.
"Maksudnya apa si? Bang Ken gak nyambung"
"Bukanya memang begitu, kalau pertama kali melakukan hubungan suami istri?" Ucap Keno lebih jelas, dengan wajah yang terlihat sedikit merona.
Amara terbelalak mendengar nya
"Abang kok bahas bahas itu?" Pekiknya, kalau beneran minta jatah kan Amara belum siap.Nolak dosa gak ya?
"Bukannya kamu yang mau?"
"Kapan Amara ngomong gitu?" Teriak Amara kembali dengan wajah memerah karena kesal. Amara tidak merasa pernah mengatakan nya. Ini fitnah!
"Ayok Abang, keburu Amara ngantuk nih" ulang Keno dengan wajah datarnya
Amara mengernyit, kemudian bibirnya berkedut, didetik selanjutnya, Amara melepaskan tawanya.
"Astaghfirullah, ya Allah"
"Abang kok bisa mikir gitu? Amara padahal ngajak makan loh" jelas Amara disela tawanya. Amara dapat melihat wajah Keno yang berubah merah sepenuhnya.
"Oh" kepalang malu, Keno berusahan terlihat cool. Pria itu keluar lebih dulu tanpa menoleh.
Amara kembali tertawa melihat tingkah Keno. Meski dalam hati berdoa agar Keno tidak meminta haknya malam ini dan dalam waktu dekat.
"Ambil ijazah aja belum. Masa udah di unboxing aja?" Amara bergidik ngeri membayangkan jika ia mengambil ijazah dalam keadaan perut buncit.
***
Setelah makan, Amara dan Keno bergegas kembali kekamar. Keduanya sama-sama kelelahan, ingin segera beristirahat.
"Abang duduk di sofa dulu"
Keno menurut, duduk bersandar pada sofa, dengan mata fokus pada Amara yang berjalan menuju lemari dan mengambil sesuatu.
"Gak ada istilah tidur di sofa" ucap Keno
Gerakan Amara terhenti, ia menoleh "Amara gak ada bilang begitu"
"Lalu itu maksudnya apa?" Tunjuk Keno pada benda yang Amara peluk
"Mau ganti seprai sama selimut. Tadi pagi banyak anak anak duduk di kasur. Takutnya kotor dan bikin gatal"
"Oh"
Amara menggeleng heran, sejak tadi Keno selalu saja salah paham dengan nya.
"Yuk tidur. Abang kecapean banget kayanya" ucapnya setelah selesai mengganti seprai
"Hm" Keno segera merebahkan tubuhnya, perkataan Amara sangat benar. Keno kelelahan hari ini.
"Abang gak boleh ngelewatin bantal ini. Kalau besok pagi ada yang ngambil bagian orang, kena denda" kata Amara seraya meletakkan bantal guling ditengah tengah mereka.
Namun bantal tersebut segera Keno singkirkan, kemudian ia menarik Amara dalam dekapannya.
"Lepas Abang"
"Tidur" Keno sematkan kecupan singkat di sisi kepala Amara, hingga gadis itu terdiam.
Saat Amara sibuk menenangkan debar jantungnya yang menggila.
Tangan Keno tidak tinggal diam, menepuk pelan punggung Amara."Abang"
"Hm"
"Lepas ya?" Pinta Amara menyentuh lengan Keno yang melingkari tubuhnya.
"Hm" sahut Keno, namun pria itu tidak melakukan permintaan Amara.
"Abaaang" Amara tidak punya tenaga lagi untuk bercanda, ia butuh tidur. Tubuhnya sungguh luar biasa lelah, matanya juga sudah sayu.
"Baca doa, tutup mata" Keno tetap pada posisinya, hanya tangannya yang kini sudah berpindah haluan, membelai kepala Amara dengan lembut, membuainya agar segera terlelap. Dan ternyata cukup ampuh, gadis itu tidak lagi protes, malah mencari posisi nyamannya, didada Keno.
"Selamat malam, istriku" bisiknya lirih
***
Dah segini dulu
Kalau banyak yang minat lanjut, kalau enggak ya tetap lanjut
Siapa tau lama lama banyak yang suka.See you ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
RomansaPernikahan Amara dan Keno terjadi karena perjodohan. Meski demikian, mereka sepakat untuk saling menerima dan menghormati. Namun, tanpa cinta, apakah pernikahan mereka bertahan selamanya? 24 Januari 2024