tell him about the world (II)

6 1 0
                                    

bugh

"Sialan kubilang jangan bermain-main denganku"

Berkelana dalam dunia gelap di sisi lain, dunia yang ia tinggali adalah definisi dunia gelap yang sesungguhnya. Tidak ada jalan keluar, ia telah terjerumus terlalu dalam ke lingkaran penuh dosa. Plastik kecil berwarna putih itu dikeluarkan secara paksa, sedangkan tubuhnya jatuh tidak berdaya. Pria itu hampir kehilangan kesadaran, dengan sepasang mata yang perlahan mulai menutup, ia sempatkan menatap tajam si pria kekar yang berdiri tegak dihadapannya.

"Bajinga- kh"

"Sudah mau mati jangan banyak gaya, sok-sok an mau nipu, dasar miskin."

Aksi transasksi malam itu berjalan tidak lancar, gambaran rencana tipuan yang sudah direncanakan si pemuda matang-matang sepertinya masih cukup bodoh dibandingan akal bosnya yang belum lagi dibantu antek-anteknya. Alas sepatu yang kasar itu menyentuh pipinya yang sudah lebam secara kasar. Tubuhnya dibangunkan dengan paksa dan rambutnya dijambak hingga otomatis mendongak. Si pemuda hanya bisa melawan tipis-tipis, pukulan yang melenceng disertai kata kata umpatan itu mengundang tawa remeh dari sang lawan. Pukulan dilayangkan secara brutal ke daerah perut secara berulang, darah segar yang keluar dari mulut si pemuda menjadi bukti kejamnya aksi penindasan malam itu.

Jambakan itu dilepas, sontak tubuhnya jatuh lemas ke tanah, kesadarannya belum sepenuhnya hilang, harga dirinya tidak pantas jatuh dengan cara serendah ini. Ia memang membutuhkan uang, ia akui caranya kali ini memang salah karena telah bermain-main dengan orang yang salah. Pemuda itu perlahan bangun dengan seluruh sisa tenaganya, merangkak tertatih ke kaki si pria kekar yang diyakini bos dari kelompok tersebut. Mendongakkam kepalanya sembari terbatuk mengeluarkan darah, memberanikan dirinya menatap mata bulat dikelilingi tato menyeramkan itu.

"bu-bunuh aku."

Tawa keras terdengar setelahnya, persetan dengan harga diri. Si pemuda tidak peduli tepat setelah ia menyadari memangnya dunia macam apa yang ia tinggali sampai-sampai harga dirinya menjadi hal yang penting untuk dipertahankan? mati dengan cara serendah ini mungkin memang pantas untuknya.

"Kenapa? kau masih harus bekerja untukku."

Jika tenanganya tidak sepenuhnya habis, pria kekar itu sudah dipastikan mendapat satu tinjuam tepat di bibir sialan yang dia gunakan untuk tersenyum mengejek itu. Sangat menyebalkan sekaligus menyedihkan melihat interaksi dua manusia itu, keputusasaan dan keangkungan, dua hal yang jika disatukan mungkin akan menimbulkan kematian.

Si pemuda mengepalkan tangan, melepas rematannya pada celana si pria kekar lalu terduduk sembari menyeka darah yang terus menerus keluar dari ujung bibirnya. Mendecih dan mengeluarkan sisa-sisa plastik yang ada di saku celana belakangnya, melemparnya dengan kasar kearah si pria kekar dan kedua anak buahnya.

"Aku berhenti."

"Haha, dasar gembel. Silahkan habiskan hidupmu di jalanan atau mungkin bunuh diri seperti ibumu-bugh"

Sepertinya adu jotos besar besaran akan terjadi, karena sungguh, satu pukulan kuat mendarat di pipi wajah si pria kekar akibat perkataannya barusan. Si Pemuda nampaknya telah membuat kesalahan besar, sangat besar sampai-sampai ia sendiri sebenarnya menyadari itu, namun ia tetap bertahan demi membela nama itu, "Ibu", orang yang sangat dicintainya. Si Pemuda berniat kembali melayangkan pukulan namun sebelum itu terwujud, kedua tangan dan tubuhnya telah ditahan oleh dua anak buah si pria kekar.

"Brengsek."

Pria itu memukuli si pemuda membabi buta, tidak hanya wajahnya, namun perutnya, pinggangnya, punggungnya, lengannya, pria itu tidak melewati satu anggota tubuh tersisa tanpa luka, ekspresinya telah dibutakan amarah dan tetap memukuli meski paras si pemuda sudah tertutupi oleh darah. Tidak ada ampun kali ini, tidak ada yang bisa menghentikannya.

Tidak kecuali-

"Berhenti!"

Kecuali seseorang.

Seseorang yang telah melihat dan menonton aksi kekerasan dari balik gedung.

Seseorang yang bergetar takut, namun ingin melindungi.

Seseorang yang penuh akan pertanyaan, kenapa mereka memukulinya?

seseorang yang... tidak disangka kehadirannya membawa perubahan besar di masa depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐭𝐞𝐥𝐥 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐨𝐫𝐥𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang