Sekali lagi, dia pasrahkan semuanya pada mereka, si kelompok penindas, ibu kantin, pak kepala sekolah, murid-murid yang menjadi saksi, guru bk, siapapun itu dengan harapan mereka tidak membuatnya terlalu sakit kali ini. Katanya kita memegang kendali akan hidup kita sendiri, katanya kita sendiri yang menentukan jalan yang kita ambil, katanya kita punya hak untuk membela.
Siapa pelopor kutipan populer itu? karena seorang pemuda, lagi-lagi dibuat kecewa, seorang pemuda lagi-lagi dibuat berhadapan dengan ketidakadilan. Si pemuda ingin bertanya, meski tidak pernah dan tidak akan pernah mendapat jawaban tapi bolehkah? dia selalu bertanya-tanya bagaimana rasanya memiliki rambut panjang, bagaimana rasa kuah bakso si Ibu kantin, bagaimana rasanya digandeng pergi ke kantin, bagaimana rasanya berjalan dengan bebas, bagaimana rasanya tersenyum, dan banyak lagi. Pemuda itu memiliki pertanyaan baru setiap harinya, mampukah kalian menjawab seluruh pertanyaannya?
Si pemuda ingin mengenal dunia, maukah kalian membantunya?
"Tadi kenapa kamu diam saja? kan jadi ketumpahan. Pak, kami berteman baik sungguh, buktinya kemarin kami pergi karaoke bersama." Si keriting menunjukkan sebuah potret di ponselnya, hanya sekilas namun membuat semua orang mengerti latar foto itu di sebuah tempat karaoke.
"Jeon, iya kan?"
"Iya, maaf soal tadi aku tidak melihat."
Senyuman kecil terukir pada ujung bibir si keriting, diyakini tidak satupun melihat kecuali si pemuda berkacamata itu.
"Jeon Wonwoo, pergilah ke UKS, lakukan pemeriksaan setiap hari, jika tidak membaik akan kami bantu rujuk ke rumah sakit."
Si kelompok penindas keluar beberapa menit setelah anggukan pemuda Jeon itu diterima.
Sekali lagi, Jeon Wonwoo kembali berputar dalam dunia gelapnya. Kebisuan sekolah akan tindakan kekerasan tidak lagi menjadi hal yang perlu ditegaskan.
Dia ingin lulus, Jeon Wonwoo ingin lulus dengan nilai yang bagus. Jeon Wonwoo ingin membangun dunianya sendiri, dunia yang mungkin tidak seindah milik orang-orang namun cukup indah untuknya tinggal sendiri.
Jeon Wonwoo dipandang rendah, orang yang selalu menjadi sasaran empuk para penindas, itulah gambaran garis besar pemuda berkacamata itu. Tindakannya melindungi mayat tubuh temannya dianggap tak berarti, semua mata yang bertuju padanya menyiratkan rasa kasihan, khawatir akan terjerumusnya si pemuda ke kehidupan yang keji dan menyeramkan. Saat itu, Wonwoo lagi lagi mempertanyakan tentang bagaimana cara hidup bekerja,
kenapa tidak ada yang menyelamatkannya?
mata-mata itu? kenapa..
kasihan
Tidak ada yang pernah menyelamatkannya, namun untuk sekali aja ia ingin menyelamatkan seseorang, sekali aja meski tidak dalam kehidupannya, setidaknya tubuh itu dilindungi oleh mata-mata yang seakan melecehkan tubuhnya yang penuh darah.
Wonwoo melangkah, mengambil alih seluruh tatapan tajam pada dirinya. Dengan perlahan menyelimuti tubuh itu dengan tangan bergetar, tindakan itu sungguh tidak terlihat seperti hal yang seorang Jeon Wonwoo akan lakukan, melainkan manusia dengan akal sehat dan hati nurani. Nafas itu tidak beraturan, matanya menatap lurus pada mayat yang sudah tertutup rapat karenanya, entah apa yang dipikirkan, ia mulai menangis.
Keberanian seperti apa yang dimiliki seseorang untuk mampu merasakan sesak tanpa udara?
Dan kebebasan seperti apa yang didapatnya setelah semuanya mati rasa?
Pemuda berkacamata itu tidak tau, setelah kejadian itu perlahan ia mulai menemukan jawaban di setiap pertanyaannya. Tentang kematian dan kehidupan, persamaan diantara keduanya, dan bagaimana kedua hal itu mulai kehilangan sebuah arti di matanya. Seperti kebencian dan kebohongan yang mendominasi di sebuah gedung penuh papan, wonwoo menyimpan salah satunya. Penderitaannya, menjadi korban penindasan.
Kalian semua, Wonwoo saat ini sedang bertahan untuk lulus dengan nilai yang bagus. Dengan penuh luka secara fisik dan mental, membangun dunia kecil yang menjadi impiannya itu masih bertahan hingga saat ini, dan kalian akan menyaksikan bagaimana wonwoo mewujudkannya.
-to be continued-

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐞𝐥𝐥 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐨𝐫𝐥𝐝
Fanfic[mingyu x wonwoo] ; inspired by "better days" movie. ‼️ - bxb pair - bullying, violence, fight, mature. enjoy the ride