𝘴𝘢𝘵𝘶.

89 2 0
                                    

" kau ready dah? " tanya lemah lembut Sofea, merangkap besketiak kepada Ardelia.

" i was born ready, dear " Ardelia, said as she winks to her friend.

Mereka melangkah masuk pagar sekolah yang penuh berprestij itu, KUDRAT.

" You guys are the students yang terlibat dengan camp prefect, right? " a middle-aged woman spoke to us, smiling at us.

" Yes, miss. Saya, Ardelia Natasya, selaku ketua bagi mereka." I said and points out at my friends, 2 of them. They bow to the woman. The woman smiles back and leads us to a dewan.

" Ok, my name is Miss Faniza. Akan ada dua orang pengawas yang akan leads you guys." The teacher said cheeringly. Two seconds later, ada seorang jejaka menawan segak lagi bergaya menerpa ke arah kami. Aku terus memukul mereka agar mereka berhenti memekak.


" You guys are the transferred students dari Seri Puteri, kan? " lelaki itu bertanya dengan sopan.'Ha'ah,betul.' sampuk kawan aku di sebelah, Eryna.Setelah 10 saat in an awkward moment. Lelaki itu memperkenalkan dirinya.

" Nama saya, Naim, saya akan lead korang semua harini " Dia kemudian mengajak kami untuk meletakkan beg-beg kami.

Setelah 10 minit berjalan sambil mendengar keluhan kawan, kami sampai. " So, korang boleh rest-rest dulu, nanti saya akan panggil korang untuk makan. " Naim, memberitahu kepada kami lalu beredar.

" Cam kapal pecah aku tengok bilik ni ' Eryna, yang cukup terkenal dengan mulut lahanat, mula mengeluh. Dia membuka tudung bawal hitamnya lalu membuka suis kipas. Sofea pula sedang sibuk mengemas baju-bajunya ke almari yang disediakan. Aku pula duduk di birai katil, meneliti bilik ini. Betul gak, bilik cam kapal pecah. " Nanti teman aku usya jantan jom " Eryna memecahkan suasana, Sofea terus menghempuk dia, " Kepala nenek hang. " Sofea menjeling kawannya yang berdekah itu.

Dalam setengah jam kemudian, pintu kami diketuk. Eryna cepat-cepat menyarungkan tudungnya. Aku berlari-lari anak ke pintu itu, lalu setelah dibuka, terpampang muka Naim, tersenyum lebar. " Jom, makan kat dewan " Dia mengajak kami. " Korang pergi dulu lah, aku nak siapkan barang-barang aku " Sofea melaung ke arah kami. " Kau tau jalan ke bengap " Aku tanya, membuatkan Naim tertawa kecil. Sofea lemah longlai bangun dan kami bertiga keluar mengekori Naim.

Di dewan makan,

Aku, Sofea dan Eryna sedang beratur, menunggu giliran. " Ish, lembab la," Eryna mengeluh sambil mengibaskan tudungnya. Tiba-tiba, sekumpulan lelaki memotong kami. Terlopong mulut Eryna melihat mereka. " Celaka punya jantan "  Eryna dengan muka tidak puas hati menjeling. " Tapi kok hensem banget sihh " Sofea menjerit kecil. Aku membuat mimik muka,eww.

Setelah mengambil makanan, kami duduk di meja paling hujung, taknak cari attention. " Aku gerak dulu la ye " Naim berkata lalu beredar. " Ceh, ikan dengan kailan jeke" Eryna membebel sambil meneguk air sirap. " Sebaik air sedap " Aku melihat Eryna menguis-nguis makanannya. " Engkau ni, rezeki kan " Aku menegur Eryna. Di hanya mengangguk. Tidak semena-mena, meja kami tiba ditepuk. " Eh babi anjing haram taik " Sofea melatah. Aku mendongak melihat 3 ekor celaka. Eryna sudah memulas-mulas tangannya,sedia melempang. " Excuse me, meja kitorang " mamat curly hair itu berkata dan mengshoo-shoo kan. Takde adab. Dua ekor di belakangnya hanya tersengih.

" Perempuan sekarang pekak ek? Blah la! " Mamat curly hair mula meninggikan suara. " Eh cilaka, kau apa pasal eh? Orang tengah makan, kau macam pendatang musibat datang halau kitorg, ape masalah kau barua " Eryna berdiri, betul-betul menghadap mamat curly hair tu. Mamat itu terus tersenyum sinis dan bermain dengan lidahnya. " you don't know who the fuck that I am,right?" Lelaki tu tersengih,still main dengan lidahnya. " One chance je ni " Mamat tu berkata lalu pergi beredar. " Keche ah ko, Ryn " Sofea bersuara. " Mestilah "Eryna buat muka lagak. Setelah kami habis makan, kami terus balik ke dorm. 

mungkin? ^fakhri ff ^ - on hiatusWhere stories live. Discover now