Pagi ini Justin dan Anné sedang sarapan berdua di meja makan. Setelah 3 hari berlalu masa pemulihan Anné, Justin selalu stay bersama Anné tanpa meninggalkan nya barang sedikitpun.
"Makanlah!" Justin menyerahkan sepiring sandwich pada Anné yang sudah dipotong menjadi dua.
"Terima kasih." Ucap Anné dengan sedikit canggung.
Bagi Anné, situasi seperti ini mungkin sudah biasa terlebih selama pemulihan dia selalu berada di samping Justin, namun walaupun begitu ada rasa tidak enak dan perasaan berbeda yang dia rasakan selama ini.
Ada rasa nyaman saat Justin berusaha menjaganya dengan begitu baik. Terlebih selama 3 hari belakangan ini Justin lah yang selalu memasak makanan untuknya, Justin mengatakan dia tidak mempercayai Thomas dan pelayan lain untuk melayani keperluan makan Anné, Justin lah yang memasak dan menyiapkan apa yang diresepkan Veronica pada Anné.
Anné merasa tersentuh.
Dan Anné baru tau kalau laki-laki seperti Justin bisa memasak.
Anné kembali merasakan sesuatu yang sudah lama tidak dia rasakan...
Rasa saat dimana dia merasa disayangi dan dicintai oleh seseorang. Dulu dia merasakannya dari kedua orang tuanya dan sekarang dia merasakannya setelah bersama Justin.
Apa dia bisa berharap pada Justin?
Lalu Taehyung?
Tidak.
Anné tidak ingin berharap pada Taehyung, laki-laki itu mengkhianati nya.
Laki-laki itu meninggalkannya.
'Rosé, jika aku besar nanti... Aku akan membangunkan mu rumah di pinggir kota yang cantik, aku akan menanam banyak bunga matahari dan kau bisa memelihara Hank di sana.'
'Aku juga ingin bersamamu, Tae! Kau mau kan?'
'Ya, kita akan di sana bersama.'
Ingatan itu...
"Anné." Tiba-tiba panggilan Justin menyadarkan Anné.
"Y-ya?" Sahut Anné dengan canggung.
"Kenapa tidak memakan sarapanmu?"
"Aku a-akan memakannya."
.....
Sarapan pagi sudah selesai dan kini Justin akan mengantar Anné ke dalam kamarnya.
"Justin." Sebuah panggilan membuat keduanya menoleh.
Michael dan Edward berdiri di belakang.
"Kau naiklah ke atas dan istirahat, aku akan berbicara dengan mereka."
Anné mengangguk dan berjalan naik.
"Bagaimana keadaannya?" Edward bertanya sambil mendudukkan dirinya di sofa.
"Sudah mulai membaik." Sahut Justin.
"Markas bagian barat sudah diambil alih, dan sekarang Cristian sedang bersama Christopher, dari pernyataan Alexha, Cristian mendapat luka yang cukup parah." Seru Michael. "Aku tidak menyangka dia akan mendapatkan kekalahan." Sambungnya.
"Mungkin karena dia berhadapan langsung dengan adiknya, Johnny?" Edward menyahut.
"Lawan yang sama lagi?" Justin tersenyum miring.
"Kau tau kalau kedua saudara itu terlahir untuk saling membunuh satu sama lain, tapi nyatanya Johnny sudah mati akibat tembakan dari Christopher sesaat sebelum Johnny ingin menembak Cristian."