HELLO (NEVER) GOODBYE||PART 3

139 95 8
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Makan malam yang sudah Kim Seok Jin siapkan untuk makan malam mereka kini telah dingin. Ia terduduk di sofa ruang tamu, ia hanya mengenakan kaos berlengan pendek, memperlihatkan otot lengannya satu tangannya menggenggam ponsel, mencoba menghubungi Kim Jieun adik semata wayangnya. Malam sudah larut dan adiknya itu belum pulang. Terlihat raut khawatir dari mimik wajahnya. Alhasil panggilan nomor telepon yang ia hubungi tak dapat ia hubungi hanya terdengar suara operator disana.

Kim Seok Jin memejamkan mata suara detak jam yang memenuhi rumah itu. Ceklikan pelan menyisip masuk, cukup membuat Jin menatap tajam penuh waspada. Ia memperhatikan pintu depan rumah yang telah terbuka.

Gadis yang baru masuk itu menyembulkan diri dengan cengiran ciri khasnya, wajahnya seakan berkata bahwa ia senang dapat pulang dan disambut sang oppa tatapan tajam penuh siaga.

"Aku pulang."

Jieun mendesah panjang campuran antara takut dan lega. Ia melihat sang oppa duduk diruang tamu, membalas dengan sebuah anggukan. "Selamat datang. Kemana saja hingga malam begini?" tanya Jin dengan tatapan dingin, dan Jieun sudah siap siaga menerima andalan rap sang oppa.

Jieun menyengir. Jin mati-matian memaksa dirinya untuk tidak marah saat menegur sang adik tercinta.

Dapat dipastikan Kim Jieun siap-siap mendapatkan rap-nya kali ini dan Jieun sudah siap untuk itu. Baru saja Jieun membuka pintu dengan satu langkah kaki kanan hendak masuk ke dalam ruang tamu suara tegas Kim Seok Jin mengagetkannya. Jin menegur Jieun dengan tegas.

Menegur Jieun ... Itulah tantangan Jin yang sebenarnya. Kata-kata macam apapun yang ia rancang dalam otaknya, yang keluar dari lisannya selalu berbeda. Kim Seok Jin menarik napas panjang, ia harus menegur adiknya itu, Jin hendak mengajukan beberapa pertanyaan yang hendak ia lontarkan dari lisannya.

Namun,  nyatanya Jin tidak dapat memarahinya tatapan tegas dan tajam itu kini terlihat melunak tatkala Jieun menunduk dan melangkah mendekat kearahnya, dengan mimik wajah bersalah karena ia sudah pulang terlambat. Jin kembali menghela napas , Jieun adalah kelemahannya karena itu Jin tidak dapat memarahinya.

"Kenapa baru pulang?kenapa handphone kamu tidak dapat dihubungi? kamu tahu betapa khawatirnya oppa menunggu kamu pulang?Kamu pulang dengan siapa?" tanya Jin beruntun tanpa jeda tangan kanan mengusap sayang kepala Jieun.

Jieun tersenyum merasa bersalah. "Mianhae, oppa ponselku lowbet, aku kehilangan daya ponselku, mianhae sudah membuat oppa khawatir. Aku di antar Yoongi oppa." Jieun menjawab semua pertanyaan dari Jin satu persatu.

Jin menghela napas lega. Setidaknya ia tidak perlu merasa khawatir lagi karena kini sang adik sudah berada di rumah dengan selamat.

"Apa kamu sudah makan?"tanya Jin lembut.

Jieun menggeleng. "Aku belum sempat makan malam oppa," jawabnya sambil menyengir kuda.

"Kamu bersihkan diri lebih dahulu setelah itu bersiaplah untuk makan, akan oppa panaskan makanan untuk kamu," kata Jin.

Hello (Never) GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang