Semua sudah terlalu biasa kulakukan. Melalui malam-malam sepiku, melewatkan hal-hal yang seharusnya dinikmati bersama orang yang kusayangi. Bahkan, sekedar untuk menyenangkan diri sendiri semua terasa gagal.
➖➖➖
BINTANG POV
Sejujurnya, bintang benar-benar bosan dengan dunia ini. Semua begitu monoton untuknya. Senin seperti biasanya bangun pagi sarapan dengan bunda lalu sekolah. Kali ini bunda memang dirumah karena dia sudah mengerjakan sifnya kemarin. Meskipun begitu tidak ada lagi yang special karena sampai disekolah juga akan belajar lagi lalu pulang dan mungkin belajar lagi. Pikir bintang
Setelah bintang selesai sarapan dia mengambil jaket abu-abu kesayangannya , helm dan tentu saja kunci motor. Dia sedikit mempercepat langkahnya untuk keluar rumah karena mendengar ada suara dari luar.
" bunda lagi ngomong sama siapa ya " batin bintang
Bintang kemudian keluar dan melihat perempuan dengan gaya seperti biasa. Tidak dengan semalam. Rambut yang selalu diikat. Dan kali ini dia berbicara dengan bunda. Bintang tau mereka berdua hanya basa-basi karena baru bertemu sebagai seorang tetangga. Hingga akhirnya bunda menawarkan untuk mentari ikut dengannya kesekolah. Bintang tidak keberatan dan sejujurnya dia merasa sedikit senang. Tidak beralasan hanya saja Sulit untuk dijelaskan. Dia tidak marah dan tidak juga merasa seperti ingin menghindar saja.
Bintang kemudian menawarkan Kembali yang artinya dia siap dan untuk mengantar perempuan itu untuk ikut dengannya. Tingkahnya lucu. Bintang sangat jelas bisa membaca hal itu, untuk pertama kalinya gadis asing membuatnya tertawa. lagian mentari ngapain nyimpen pot botol daur ulang itu ke tasnya. Mau disimpen disekolah kali ya
Perjalanan kesekolah berjalan seperti biasanya karena mentari sama sekali tidak bersuara. Bintang juga belum tau apa yang tepat untuk diceritakan dimotor seperti ini karena sejujurnya mentari adalah perempuan pertama yang menduduki motornya itu setelah bunda. Selain itu jelas saja gilang yang nebeng. Tapi bintang bisa merasakan kalau sedari tadi orang menatapnya dan bahkan motor terasa berat. padahal kalau dipikir besaran bunda dibanding mentari tapi kok mentari lebih berat. berat dosa kali ya ? dari tadi bintang berdebat dengan pikirannya sendiri karena dia juga ragu untuk memulai pembicaraannya. Jarak kesekolah memang dekat tapi motor berhenti karena memang sedang lampu merah dan jelas saja ini menimbulkan kemacetan, jadi jarak dengan motor sedikit lebih lama. Kemudian seseorang dengan mobil sedan putih disampingnya mengajaknya berbicara.
" lagi marahan ya sama cewenya ? " ucap seorang pria yang tiba-tiba mengajaknya berbicara ditengah jalan
" ngga bang " jawab bintang dengan santai. Lagipula memang mentari bukan pacarnya
" trus kok megangnyaa besi belakang, bukannya meluk masnya. Hayoloh mas " ejek pria paru bayah tersebut
Bintang merasa tidak terganggu dengan becandaan lelaki itu lagipula juga macet begini juga banyak kok yang tiba-tiba kenal. Seperti bunda yang punya kenalan yang jualan tas, vas bunga dan ikan hanya karena berpapasan dijalan macet. Bintang kemudian melirik kearah kaca spion dan meliat mentari yang sibuk dengan handphonenya. Sepertinya dia tidak mendengar percakapan dengan orang yang barusan mengajak bintang berbicara tadi. Lampu merah sudah berganti menjadi warna hijau dan kali ini bintang berani membuka suara kepada bintang
"kalau megangnya disitu, nanti dipikir gue abis marahin lo " bintang memulai percakapan pada mentari
Kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulut bintang, padahal banyak kalimat lainnya yang bisa dia ucapkan. Tapi bintang langung menyingkirkan hal itu dalam pikirannya karena kali ini dia benar-benar harus mempercepat jalannya untuk kesekolah. Dan dia menyadari mentari mulai memindahkan tangannya yang tadinya di besi bagian belakang ke arahnya. Bukan memeluknya atau memegang jaketnya. Tapi mentari justru memeluk tas ransel milik bintang.
***
Jam istirahat telah berlalu, bintang juga sudah menyelesaikan makan siangnya. Bintang terlalu malas untuk menggunakan jam kosong dengan bermain futsal seperti gilang. Dia lebih memilih untuk berdiam diri dikelas dan melanjutkan bacaan novelnya. Bintang memang sedikit berbeda dengan lelaki lainnya. Dia sangat menyukai novel. Bahkan, lemari dirumahnya sudah dipenuhi oleh novel kesukaannya. Lagipula hari ini dia ada janji dengan Gladys. Membantunya menyelesaikan tugas matematikanya. Karena disi lain Gladys juga selalu membantunya dalam hal fisika dan kimia. Karena matematika dan biologi bintang jagonya.
Hari ini cuacanya begitu terang ditambah dengan anak-anak didalam kelas bintang bermain pesawat menggunakan kertas. Padahal udah mau lulus tapi masih saja kekanak-anakan. Bintang dan Gladys kemudian berbicara depan kelas saja dan dari jauh bintang dapat menyadari kalau dia sedang diperhatikan oleh perempuan dari koridor ujung lapangan. Kelas bintang dan mentari memang berjarak lapangan saja. Dari ujung sana bintang melihat mentari sedang duduk dengan tian. Pria yang disukai banyak perempuan disekolah ini. entah , mereka sedang apa yang jelas sejak bintang menyadari kalau dirinya ditatap oleh mentari. Tidak lama dia kemudian kejar-kejaran dengan tian. Itu tidak masalah baginya karena yang kali ini menjadi hal yang mengusik dalam ingatannya
" cantik! " saat melihat rambut mentari kembali terurai.
➖➖➖
Halo , maaf ya kalau ceritanya ga bagus namanya juga pemula hehe
ohiya jangan lupa follow, coment dan vote ya!
sampai ketemu di part selanjutnya
🖤🩶🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang, langit dan matematika
Roman pour Adolescentsnamanya mentari, seorang gadis berumur 16 tahun yang memiliki perasaan dengan lelaki yang dikenal baik di sekolah barunya. tidak, dia tidak jatuh cinta dengan lelaki itu. tapi mentari jelas jatuh hati denganyya. dengan sepeda berwarna pink mentari s...