Di pagi hari yang cerah, Adelia melangkahkan kakinya menuju sekolah dengan wajah yang tertunduk lemas.
Sella yang berada di belakang Adelia mendekatinya "Woi! Lo kenapa anjir?"
Adelia menaikkan wajahnya menatap Sella "Uang gua abis..."
Sela mendorong tubuh Adelia pelan "Elah, gua kirain kenapa"
"Sedih banget tau!"
"Iye iye, terserah lo deh" Sella memutar bola matanya malas "Btw, si Sinta mana?"
Adelia mengedikkan bahu tidak peduli "Udah di kelas mungkin"
Sesampainya mereka di kelas, Adelia langsung duduk di bangkunya yang berada paling belakang itu.
Salah satu teman kelasnya melihat Adelia yang tampak berbeda hari itu "Eh itu si Adel kenapa sih? Tumben banget ga semangat gitu hidupnya" Tanya Linda kepada Sella yang baru duduk di bangkunya.
"Duitnya abis tuh, makanya kayak mayat hidup dia. Lo tau kan, uang adalah separuh jiwanya"
***
Saat istirahat tiba, Adelia menelungkupkan kepalanya di meja. Perutnya sangat lapar, tapi dia tidak ada uang untuk membeli makanan.
Sinta menyenggol lengan Adelia "Del, yuk ke kantin"
Adelia menggeleng "Nggak dulu Sin, gua lagi sedih"
"Loh? Sedih kenapa sih lo? Coba cerita ke gua" Ucap Sinta sambil membenarkan duduknya menghadap Adelia.
Adelia melihat Sinta lalu kembali menenggelamkan wajahnya "Duit gua abis"
Sinta yang awalnya excited tiba-tiba malas melihat Adelia "Elah Del, perkara duit doang. Sini gua traktir" Adelia mendengar kata 'traktir' langsung berdiri lalu menyeret Sinta menuju kantin.
"WOY PELAN PELAN BABI! GUA MAU JATUH" Ucap Sinta yang diseret oleh Adelia.
"DIEM! PERUT GUA UDAH SAKIT INI"
Vino yang mendengar suara yang sangat keras itu memutar badannya ke arah Adelia yang masih menyeret Sinta.
Adelia? Kenapa dia narik temennya? Batin Vino.
"Adelia" Adelia berhenti lalu memalingkan wajahnya ke arah Vino.
"APA?"
Anjir? Dia kenapa dah? Batin Vano.
"Kamu kenapa itu narik narik temenmu? Kasian itu dia hampir jatuh" Ucap Vino sambil menunjuk Sinta yang merapatkan tangannya sebagai simbol terimakasih.
"AKU LAGI LAPER PAK. UDAH YA BYE"
Sinta kembali di seret Adelia menuju kantin. Vino yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu berjalan ke kantin juga.
Sesampainya di kantin, mata Adelia langsung tertuju ke tempat langganannya. Adelia melepaskan tangan Sinta dan langsung berlari menuju tempat yang menjual ayam geprek kesukaan Adelia. Sinta langsung duduk dan merasa lega karena bisa terlepas dari genggaman Adelia.
"Gila tu anak kalo lagi laper jadi singa"
Vino sampai di kantin dan melihat Sinta yang sedang memegangi dadanya sambil menarik nafas. "Adelia mana?" Tanya Vino.
Sinta yang tidak bisa berbicara karena sibuk menghirup udara, hanya bisa menunjuk tempat ayam geprek yang di sana ada Adelia sedang berusaha menerobos lautan manusia yang sedang mengantri.
"WOI MINGGIR GUA MAU BELI"
Vino menggelengkan kepalanya. Gua gatau lagi ini anak kenapa bisa jadi begini batin Vino.
Vino berjalan menghampiri Adelia lalu menariknya "Hei, ga boleh motong antrian"
Adelia yang di tarik langsung menatap Vino penuh amarah "lepas ga"
Vino menggeleng "No. Kamu harus biasakan ngantri"
Adelia menggigit tangan Vino yang sedang memegang tangannya. Vino terkejut dan otomatis berteriak dan melepaskan tangan Adelia.
Gua di gigit? Serius? Batin Vino.
Para murid yang sedang menunggu makanan mereka menoleh ke Vino yang sedang mengibas-ngibaskan tangannya.
Adelia kembali menerjang lautan manusia itu. Vino tidak menyerah, dia menarik kerah belakang seragam sekolah Adelia.
"Bu, ayam geprek 2 dimeja 6" Ucap Vino dan langsung mendapat anggukan dari ibu kantin.
Adelia memberontak minta di lepaskan tetapi Vino tidak menggubris Adelia. Vino menyeret Adelia ke meja dimana Sinta masih duduk di situ. Sinta terdiam melihat Vino yang menyeret Adelia dengan kondisi Adelia sudah diam.
"Wah? Kok bisa jadi jinak gini?" Ucap Sinta.
Adelia duduk di susul oleh Vino yang duduk di sampingnya "Ini temen kamu kenapa tiba-tiba bisa jadi brutal?" Tanya Vino.
"Lagi laper dia pak. Emang gitu dia kalo lagi laper, berubah jadi singa"
Pantesan jadi galak gini batin Vino.
Adelia yang menunggu ayam gepreknya itu gelisah karena perutnya sudah keroncongan "IBU AYAM GEPREK AKU MANA?!!" Teriak Adelia.
Sinta menutup wajahnya dengan tangan "Bukan temen gua sumpah"
Vino menutup telinganya karena teriakan Adelia. Dirinya tidak menyangka Adelia akan teriak "Hey, jangan teriak. Telinga saya sakit"
Adelia menatap Vino dari atas ke bawah lalu ke atas lagi "Apakah wajahku terlihat peduli?" Lalu Adelia memalingkan wajahnya.
Sinta melotot "Woi! Ga sopan banget bocah satu ini" Sinta beralih menatap Vino "Maaf ya pak, Adelia lagi kerasukan Singa betina" Ucap Sinta.
Vino mengangguk tanda mengerti lalu menatap Adelia yang gelisah menunggu ayam gepreknya.
"Sabar Adelia, makananmu ga akan hilang" Ucap Vino sambil merapikan rambut Adelia yang berantakan.
Adelia menepis tangan Vino "Gausah sok ngehibur aku pak" Vino terdiam membeku terkejut karena tangannya ditepis oleh Adelia.
Wah gila udah ga ketolong sopan santunnya Batin Sinta.
***
Guys maaf ya chapter sebelumnya nanggung banget wkwkwkwk
Gua usahain upgrade karya gua biar lebih bagusss
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIRST LOVE
Teen FictionKisah Adelia yang menjadi incaran dari guru dia semasa sekolah, Pa Vino yang terpaut 13 tahun. Apakah Vino berhasil mendapatkan Adelia? Dan apakah Adelia menerima Vino? Start : Sabtu, 20 Juli 2024