[💎] Chapter 22

1.7K 143 19
                                    

Kali ini mobil dari 3 laki-laki dengan tatapan dinginnya turun dari mobil sedan hitam.

Pandangan tajam mereka seolah-olah sudah siap melihat kematian didepannya hanya dengan melirik dengan pandangan.

Seluruh bodyguard berpakaian sama berdiri berbaris dengan rapi dan menunduk memberi hormat pada si tuan muda.

Justin berjalan sambil diiringi oleh langkah Gris yang terlihat siap memakan siapa saja yang berani mengancam nyawa tuannya.

"Selamat datang, tuan!" Sapa Christopher menyambut kedatangan Justin, Edward dan Michael yang masuk ke dalam ruangan.
"Tuan Yoon-gi sudah menunggu di dalam," ujarnya.

"Apa di sana ada Cristian dan yang lainnya?" Tanya Michael.

"Iya, beliau sedang di rawat."

Mereka pun masuk ke dalam ruangan tujuan mereka.

Di sana ada Yoon-gi, Alexha dan Cristian yang sedang berbaring di ranjangnya.

"Aku pikir lebih baik kau mati daripada merawat orang sepertimu, itu akan sangat merepotkan jika harus menunggu kau sembuh sedangkan musuh akan datang kapanpun mereka mau," Justin berdiri di samping ranjang diekori oleh Gris.

"Aku bahkan masih bisa memotong kepala Yoon-gi jika kau mau," sahut Cristian yang tampak baik baik saja walaupun terdapat perban di kedua bahunya.

Cristian akui, Justin adalah pria yang tidak punya hati. Dia tidak pernah membawa hubungan teman di saat seperti ini, jika tidak berguna maka dia akan di buang atau mati.

"Dia akan datang nanti malam," seru Yoon-gi sambil memutar pisau kecilnya dengan tenang.

"Kau tau darimana?" Tanya Michael.

Yoon-gi menatap Gris lurus. Gris benar-benar Justin versi binatang pikirnya. "Aku tidak pernah salah," sahutnya kemudian.

"Keh! Kau seperti wanita saja," celetuk Alexha yang diam saja dari tadi.

"Bagaimana keadaan sebelumnya? Apa mereka cukup kuat sampai-sampai kau seperti ini?" Tanya Edward pada Cristian.
"Kau seharusnya tidak meremehkan lawan," tambahnya.

"Mereka mengepungku di dalam dengan 20 orang sekaligus."

"Kau kalah dengan 20 orang saja?" Tanya Justin pelan.

"Tidak, aku menang." Cristian tersenyum miring. ".... Tapi tiba-tiba dia datang dari belakang dan mengarahkan pisaunya pada bahuku sebanyak 2 kali," lanjutnya dengan tatapan tajam.

"Sepertinya kau memang pantas menjadi makanan Gris," ucap Justin meremehkan.

"Kau benar-benar akan turun tangan, Just?" Tanya Michael.

"Ya.... Aku sudah lama tidak mencium darah, benarkan, Gris?" Justin duduk sambil mengelus kepala Gris.

Gris mengaum pelan seolah-olah tau kalau tuannya bertanya padanya.

Sementara itu di tempat berbeda, kini Anné sedang berdiri di depan mansion dengan perasaan campur aduk.

Sudah jam 11 malam namun dia masih berdiri di sana mengabaikan para pelayan yang memintanya masuk.

"Nona, kenapa belum istirahat?"

Anné menoleh mendengar suara seseorang.

"Thomas, bagaimana keadaan Justin? Apa dia mengabarkan keadaannya padamu?" Anné berjalan mendekat ke arah Thomas.

"Nona, saat ini tuan Justin tidak memiliki waktu untuk memegang ponsel, mungkin di markas barat juga sudah mulai adanya penyerangan," ujar pria paruh baya tersebut.

[✔] MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang