3

589 99 9
                                    

Pupil mata yang teduh dengan warna hijau itu bergetar, "Tidak," balas Sakura, pelan. "Tidak sakit."

Emeraldnya yang memandang lurus pada onyx itu terpaku, terlebih saat sebuah senyum lembut tersinggung di wajah Sasuke.

"Baiklah."

Sasuke-pria itu melepaskan tangannya dari dahi Sakura, dia yang semula membungkuk ke arah Sakura kini sedikit menjauh. "Kau punya pertanyaan lain, nona?"

Menggeleng pelan, Sakura menunduk. Menyentuh dadanya. Detak jantungnya mendadak terasa begitu cepat. "Tidak, tidak ada."

"Kau baik-baik saja?"

Mendongak, Sakura mengangguk. "Ya, aku baik-baik saja," balasnya, tapi kedua tangannya masih berada di depan dada.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sasuke, Sasuke, Sasuke.

Nama itu berputar-putar di kepalanya, Sakura mengubah posisi tidur yang awalnya menghadap kiri kini menjadi telentang.

Dimana dia pernah mendengar nama tersebut, itu terasa sangat tidak asing dan familiar. Pemikiran itu menganggu waktu istirahat yang seharusnya dia gunakan untuk tidur.

Mencoba tuk mengingat-ingat, Sakura berdecak. Dia yang tadi memandang langit langit kini mengubah posisi berbaring menghadap ke kanan, pada meja nakas yang terdapat lampu tidur dan ponsel sedang di isi daya.

Mencabut kabel cas, Sakura membuka password dengan sidik jari. Membuka Google. Mungkin, dia menemukan sesuatu.

Kedua ibu jari bergerak lincah mengetik di keyboard, mencari kata kunci sebuah nama dari 'arwah' tampan yang kini terikat padanya.

Uchiha Sasuke.
Komponis-musisi.

Uchiha Sasuke, adalah komponis dan musisi muda. Namanya di kenal sebagai pianis andal, dan komposer musik yang memenangkan banyak penghargaan.

Bola matanya membulat, Sakura membaca rentetan kata di ponselnya. Jarinya men-scroll turun ke bawah.

Breaking news: Uchiha Sasuke-meninggal dunia pasca kecelakaan lalu lintas.

Breaking news: Dunia hiburan di gemparkan oleh berita kematian musisi terkenal, Uchiha Sasuke.

Breaking news: Fakta menggemparkan tentang meninggal Uchiha Sasuke.

Breaking news: Trending! Nama Uchiha Sasuke, memenuhi hastag media sosial.

Breaking news: Para tokoh terkenal, menghadiri pemakaman Uchiha Sasuke.

Breaking news: Identitas sang kekasih, dari musisi Uchiha Sasuke.

Breaking news: Pelaku dari kematian Uchiha Sasuke, kini di tetapkan sebagai tersangka.

Semua berita yang dia baca tersebut hot daily, sudah seminggu berlalu namun berita tersebut terus menjadi pembicaraan khalayak umum.

Pegangan pada ponsel itu merenggang, terjatuh di atas ranjang. Tangannya sedikit gemetar, raut wajah memucat. "Dia musisi...?" tanya Sakura, bergumam pelan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kenapa kau menggangguku, terus?" Sakura membalik badannya, dia bertanya dengan jengah.

"Hanya ingin."

Balasan singkat, padat dan jelas. Tapi bukan itu yang ingin Sakura dengar. Dia yang tengah memegang pisau untuk memotong sayur itu, mengacungkan benda tajam tersebut. "Kau membutuhkan sesuatu."

Mengedikkan bahu acuh, Sasuke mendekat. "Tidak, aku tidak membutuhkan apapun."

Bola mata Sakura berputar malas, "Lantas, tidak bisakah kau diam di pojok sana tuan? Itu akan sangat membantu." Menunjuk pojok rak buku, dengan pisau di tangannya. Sakura berusaha mengusir halus Sasuke.

"Aa, kau mengusirku?" Sasuke menodong Sakura dengan pertanyaan tepat sasaran.

"Mengusir? Tidak! Mana mungkin aku begitu," ucap Sakura, enggan mengakui. "Hanya, hanya saja...."

Skakmat, Sakura tidak tahu harus berucap apa. Otaknya buntu, dia tidak memiliki kata yang tepat untuk membela diri.

Menyeringai, Sasuke menaikkan sebelas alisnya berpura-pura bingung. "Hanya...? Hanya apa, Sakura?"

Bola matanya bergulir ke kanan dan kirim mencari jawaban tapi tidak satupun kata tersangkut di otaknya. Sakura tidak dapat menjawabnya, dia memalingkan wajah ke arah lain dengan cepat. "Tidak tahu! Lupakan!" serunya.

Reaksi Sakura cukup lucu di mata Uchiha bungsu, dia mendengus dan mulai bertanya-tanya. Pernahkah Sakura melihat wajahnya sendiri ketika panik atau pun berbohong, dia begitu kentara. "Kau lucu sekali," gumam Sasuke, pelan.

Spontan, Sakura membalik kepalanya melirik ke arah Sasuke yang berada dibelakang tubuhnya. "Kau mengatakan sesuatu?"

"Hanya sebuah pertanyaan," jeda Sasuke, onyxnya melirik pada kuali besar yang berisi rempah-rempah dan daging. "Kau ini memasak makanan atau racun?" tanyanya, dengan sengaja menggoda Sakura.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dengan pakaian kasual, Sakura menjelajahi rak buku-buku di perpustakaan umum kota. Memegang erat tas selempangnya, dia dengan cermat mengamati setiap judul buku.

Meski sudah tinggal bersama dengan Sasuke, dan mulai terbiasa. Sakura mengetahui dengan baik, bahwa apa yang dia alami adalah hal yang abnormal.

Satu buku tebal, menarik perhatiannya. Sedikit berjinjit, Sakura meraih buku yang berada di rak paling atas.

Kakinya yang di balut sepatu converse tidak lagi berjinjit, sebuah buku dengan judul besar The ghost that follows you is not evil berada di tangannya.

Tanpa basa-basi, Sakura berjalan keluar dari lorong rak buku. Dia menuju sofa di ujung ruangan, yang memang di sediakan untuk tempat membaca.

Duduk sendirian membaca buku yang memiliki 1600 lembar halaman itu, Sakura memberhentikan aktivitasnya dan menutup buku tersebut setelah 45 menit berlalu. "Terlalu banyak yang harus di baca," ucap Sakura, bermonolog.

"Itu buku yang menarik."

Seorang wanita, menggendong seekor kucing di dalam tangannya itu berdiri di samping kursi Sakura. Menimpal dan membuat perempuan bernama lengkap Haruno Sakura itu terkejut akan kehadiran.

"Sudah selesai membaca?" Wanita bernama tag Shizune itu bertanya lagi, dia yang awalnya memandang buku kini memandang ke arah Sakura.

Kikuk, Sakura menggeleng. "Belum."

Jari-jari Shizune-pengawas perpustakaan umum kota bergerak mengelus kucing hitam berbulu lebat, dan bermata tajam. "Kenapa kau membacanya."

Pupil matanya melebar, Sakura terkejut dengan pertanyaan yang di ajukan. "Lomba, aku mengikuti lomba menulis di sebuah platform. Aku berencana membuat cerita tentang pemeran utama yang beda dunia, jadi aku hanya mencari referensi."

Sakura berbohong, tapi dia terdesak. Berharap wanita yang terlihat lebih dewasa darinya itu percaya dan berlalu pergi.

Naas, Shizune justru menduduki dirinya di sofa berhadapan dengan Sakura. "Kau ingin referensi, aku akan membantumu. Buku itu aku sudah membacanya, kau bisa bertanya padaku."

"Tidak, tidak perlu," ucap Sakura, menolak.

"Bukankah kau butuh referensi, tanyakan saja."

Kaki Sakura mengetuk-ngetuk lantai dengan gelisah, dia sedikit bingung. Emeraldnya melirik sekilas pada kucing hitam yang memandang pada dirinya. "Bisa kau memberitahuku, alasan seseorang yang sudah meninggal namun rohnya tetap berkeliaran?"

Dia mengajukan pertanyaan yang paling mendasar namun memiliki tanda tanya paling besar, Shizune tersenyum tipis. Mungkin bagi wanita berambut pendek itu, pertanyaan Sakura terdengar menarik.

"Keinginan, jika roh tersebut dalam bentuk fisik yang baik seperti manusia pada umumnya. Itu berarti keinginan terbesarnya belum terpenuhi," jawab Shizune, memberi penjelasan.






The melody [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang