1. Daun Maple yang Berguguran

4 1 0
                                    

"Wunderschön." Ucap Ben.

Namun Aisyah hanya diam, ia belum menguasai Bahasa Jerman sama sekali. Hanya bermodalkan bahasa Inggrisnya saja Aisyah nekat untuk menerima pekerjaan disini.

Dengan cepat ia mengulurkan tangan kanannya kepada Aisyah untuk berkenalan dengan gadis yang baru ia lihat dua menit yang lalu.

"Hai, aku Ben. Salam kenal ya." Ucapnya.

Aisyah mengerjapkan kedua matanya berulang kali kaget saat mendengar laki-laki yang beberapa detik lalu baru ia tau memilikinya nama Ben itu berbicara padanya dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Aisyah menyatukan kedua tangannya di depan dada untuk membalas uluran tangan Ben. Laki-laki itu langsung menurunkan kedua tangannya, tersenyum tipis menyadari perubahan wajah Aisyah yang diam.

"Ah kamu kaget ya?" Tanya Ben.

"Dia orang pertama yang gue ajarin buat belajar bahasa Indonesia. Belajarnya juga cepet jadi dua tahun doang Ben udah lancar ngomong indonya." Jelas Nindy agar Aisyah paham.

"Oh maaf, aku gak expect kalo kamu bisa ngomong bahasa Indonesia." Ucap Aisyah pada Ben.

Ben mengangguk paham dengam bibir yang terus tersenyum sejak tadi, seakan-akan bibirnya memang diciptakan untuk terus tersenyum tanpa henti.

"Tidak apa-apa. Wajar kalau kamu kaget sebab saya sendiri juga bukan orang Indonesia." Ucap Ben.

"Oh iya, kalian berdua nih ada di satu timwork yang sama. Jadi gue harap kalian berdua bisa akrab-akrab ya." Ucap Nindy.

Ben dan Aisyah menganggukkan kepala serentak, paham dengan permintaan Nindy barusan. Okay, sekarang Aisyah akan mulai untuk beradaptasi dengan sekitarnya.

Bagaimanapun ia sendiri yang memilih bekerja disini, artinya ia harus bisa menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Baik itu bekerja dengan perempuan ataupun laki-laki.

Nindy membawa Aisyah dan juga Ben menuju ke ruang kerja mereka. Sebuah ruangan petak dengan sekat full kaca dan penghangat ruangan yang ada dipojok-pojok. Ada lima meja kerja di dalam sana bersama dengan beberapa pekerja lainnya yang sedang sibuk menatap layar komputer mereka masing-masing.

Plak

Nindy menepuk kedua tangannya untuk menarik atensi dari tiga orang karyawan lain yang berada di ruangan ini. Hingga akhirnya tiga orang karyawan yang merupakan dua orang laki-laki dan satu perempuan berambut pendek pun menengadahkan kepalanya menatap ke arah Nindy dan beralih ke arah Aisyah dengan wajah bingungnya.

"Who is that, Nindy?" Tanya perempuan berambut pendek tadi.

Perempuan berusia 23 tahun bernama Adela itu tampak lebih penasaran dibandingkan yang lainnya.

"Are u curious, Adela?" Goda Nindy.

Adela tampak sedikit kesal sambil menatap Nindy sinis membuat gadis itu tertawa kecil.

"Okay.. okay.. i know u all so curious who is that, right? Here, let's meet our new family here." Ucap Nindy.

Nindy kemudian merangkul Aisyah dengan santai, "Her name is Aisyah and she's gonna work here with our from today. Give her some warm welcoming!" Ucap Nindy.

"Hello, Aisyah! I'm Damian." Sapa Damian, salah satu karyawan yang sejak tadi sudah kepo dengan Aisyah.

"Hai, Damian."

"Nice to meet you, Aisyah!" Sapa Alaric juga.

"Nice to meet you too, emm?" Tanya Aisyah bingung sebab ia tidak tau nama pria tampan selain Ben yang sedang duduk disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Aisyah (The Story of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang