Amy Nathalie : It has to be You

12 1 0
                                    

"Apa yang buat kamu masih terjaga selarut ini mas?" Amy yang memulai lebih dulu.

Agus hanya mendengus samar dan Amy sudah sangat mengerti jika pria husky itu pasti sedang tidak ingin diganggu.

"Mas, aku―ingin pertunangan kita dibatalkan." Tiba-tiba saja―hingga membuat Agus memutar kepalanya hanya untuk bersitatap pada calon tunangannya itu.

Lama mereka hanya saling diam, hingga Amy yang pertama memutus kontak mata diantara mereka.

"Aku tau kalau kamu masih suka banget sama Tela." Amy kembali menoleh pada Agus yang masih belum juga memalingkan wajah dari Amy.

Jelas di wajah tampan itu dia butuh penjelasan.

"Karena Tela?" Tanya Agus kemudian, dia mengusak wajahnya kasar. Mungkin merasa masih sangat bersalah pada Amy.

"Bukan, ada hal lain mas." suara Amy malam itu menjadi sangat tenang, walaupun sebelumnya wanita itu memang selalu begitu.

Perempatan jelas muncul pada dahi Agus, dia kembali bersitatap pada Amy.

Jika Agus boleh akui, wanita cantik itu tidak terlihat baik-baik saja. Lingkaran hitam di mata yang sama seperti punyanya, dan wajah cantik itu menjadi sangat pucat, terlihat letih.

"Hal lain?" Agus coba beranikan diri untuk bertanya, sebenarnya dia sudah cukup kurang ajar dengan semua hal yang dia lakukan pada Amy sampai sejauh ini.

Walaupun terselip sedikit rasa lega dihatinya karena bukan dia yang meminta untuk menyudahi pertunangan mereka.

Tapi tetap saja hal itu mengundang rasa tanya di hati Agus.

"Hal lain yang aku rasa kamu pun harus tahu."

Maka Agus posisikan dirinya menghadap Amy sepenuhnya, siap untuk mendengarkan.

Ini pertama kalinya sejak bertemu di Singapura, Agus berada dalam obrolan yang panjang dengan Amy.

Biasanya selama ini hanya 'iya' 'tidak' atau dengusan yang dia berikan pada calon tunangannya―atau kini bisa dibilang mantan calon tunangannya.

Malam ini obrolan mereka terasa benar-benar berbeda dari biasanya. Bagi Agus dia hanya melihat sisi ceria dan tenang dari Amy Nathalie.

Biarpun selama ini hanya dengusan yang sering Agus berikan, tetapi Amy tetap akan berbicara panjang lebar seakan-akan tengah terjadi obrolan yang baik diantara mereka.

Agus hanya tidak suka. Bukan karena Amy yang buruk, hanya saja hatinya tidak pada gadis itu sehingga semua yang dilakukan gadis itu terasa membosankan bagi Agus.

Dia ingin cepat-cepat berpisah, setiap kali mereka bertemu.

"Lalu, apa itu?" Tanya Agus.

"Aku, masih mencintai Hoba"

***

Tepat saat Amy baru saja memasuki gerbang kampusnya untuk pertama kali, dia tertimpa sial dengan menabrak seorang pria yang datang entah darimana dengan segunung dokumen yang menutupi hampir separuh tubuhnya.

Dokumen-dokumen itu berjatuhan dan sebagian kertas yang berada di sela-selanya beterbangan kemana-mana hingga mau tidak mau mereka (read : Amy dan pria tersebut) berlarian menangkap helai demi helai kertas yang beterbangan.

"Maaf maaf, aku benar-benar tidak lihat."

Amy berjongkok sambil membantu mengumpulkan kertas-kertas yang masih beterbangan.

Dia sebentar bertatapan dengan pria yang ditabraknya tadi.

Pria itu terlihat secerah matahari dengan baju, sepatu dan jeans yang sangat berwarna.

Dear Mas Agus (Spin Off)✔️Where stories live. Discover now