Only memories

20.7K 724 16
                                    

Happy reading

"Takdir menyatukan dan memisahkan kalian bersamaan.."

"Rasanya berat harus kehilangan dua orang bahkan tiga orang yang begitu berharga dalam waktu singkat"

"Tapi kakak yakin kalian bahagia disana"

Nazeera berlutut disamping sebuah makam dengan nisan berukir nama Rafe Theodoric dengan senyuman tipis diwajahnya.

•••

Malam itu.

"Halo?"

"Dengan nona Nazeera saya berbicara?" Ucap seseorang dari sebrang ponsel.

Nazeera mengernyit bingung sembari menjawab, "ya? Ada perlu apa?"
"Saya sudah mencoba menghubungi nomor dengan nama 'Mom' dari ponsel milik korban, namun setelah kami kabari koneksi telfon tersebut terputus mendadak, jadi saya menghubungi anda"

Wajah Nazeera berubah, tangannya bergetar. Dia mengarahkan matanya menatap Shankara yang baru saja bangun beberapa saat lalu saat ponselnya berdering.
Matanya memerah saat itu.

"Korban? Maksudnya apa ya?" Tanya Nazeera, dia berharap apa yang ada dibenaknya itu salah.

"Saudara Rafe Theodoric ditemukan tak bernyawa"
Seketika tubuh Nazeera limbung tepat disaat Shankara menahannya.

"Kami menemukan ponsel milik Tuan Rafe didalam mobilnya yang terparkir disamping jembatan sedari malam tadi, setelah kami telusuri lebih lanjut kami menemukan korban dengan identitas yang sama bernama Rafe Theodoric, ditemukan tenggelam"

Tak bisa, seperti kehilangan kekuatan dalam dirinya tangan nazeera terjatuh dengan ponsel yang Shankara ambil alih.

Mata Shankara membalak saat mendengar kabar yang menyebabkan Nazeera begitu terpuruk.
"Baik, kami akan segera kesana"

"Baik"
"Terimakasih" ponsel tersebut Shankara tutup lalu dia meraih kedua bahu Nazeera membiarkan dirinya menatapnya.

"Nazee"

"Lihat aku.."

Mata Nazeera tak bisa berbohong, meski dia menahan air matanya berusaha agar tak menangis saat ini, namun terlihat sangat jelas bahwa bibirnya bergetar.

Shankara tak mengatakan apapun, ucapan tak akan menenagkan Nazeera. Dia meraihnya mendekapnya erat diantara kedua tangannya.

"Kita kesana ya.."

"Cari mama jugaa"
Mama yang dimaksud Shankara adalah Shaelyn yang sempat orang diponsel tersebut katakan, bahwa saat mereka menelfon dan memberi kabar namun telfon itu terputus dipertengahan.

Tiba dirumah sakit.

Nazeera tiba diruangan yang dituju, bukan lagi ruangan rawat, bukan lagi ruangan operasi, hanya ini ruangan dimana tangisan yang selalu didapatkan bagi pengunjungnya.

Nazeera masuk perlahan, belum masuk sudah ada suara tangisan yang mengisi ruangan itu.

Tampak Shaelyn disana, tubuhnya memeluk erat sosok pucat yang terbaring tak lagi bergerak.

"Mama.." lirih Nazeera, dia mempercepat langkahnya memeluk sang mama dari belakang.

"Maa.."

Shaelyn berbalik, wajahnya kian lesuh.

Zelaina Transmigration (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang