Boo!

31 9 10
                                    

Perpustakaan

Kelas 12 SMA

"Taka! Taka! Bosen banget nih," ucap gadis yang memakai bando merah itu dengan kesal. Bibirnya menyerucut dengan lengannya yang setia bergelayut pada sang pacar.  "Mau nge-date aja susah banget, berasa mau pacaran sama presiden tau gak!"

Lelaki bernama lengkap Takara Genji itu hanya dapat menghela napas dan menutup bukunya. Tentu ia mengerti mengapa gadis di sebelahnya terus mencecar bahkan sampai membututinya hingga perpustakaan seperti ini. Berpacaran dengan seorang ambis yang selalu menduduki rangking tertinggi disekolahnya tentu menjadi sebuah tantangan bagi Genaischa. Kesibukan Takara akhir-akhir ini memang menjadi alasan utama mengapa mereka jarang menghabiskan waktu bersama. 

"Udah deket UTBK nih, besok kamu ikutan aku belajar ya," ucapnya sembari bangkit dari duduknya karena bel selesai istirahat telah berbunyi dan ia harus segera kembali ke kelas.

Genaischa buru-buru menyusul langkah Takara, wajahnya masih cemberut. Belajar. Belajar. Belajar. Itu saja kesibukannya, dikira Genaischa juga tidak ada kesibukan lain apa? Ya emang tidak se-sibuk Taka sih, tapi seminggu sekali ke salon dan shopping bersama temannya itu termasuk kesibukan kan? Ya memang sih, belajar itu penting tapi kan tidak ada salahnya juga kan Taka bisa menyisihkan waktunya sedikit selain untuk belajar bersama dengan Gensischa. 

Ia menyelaraskan langkahnya dengan Takara, padahal ia tahu ini bukan jalan ke arah kelas-nya, tetapi ia tak akan berhenti sebelum Taka memberinya kepastian kapan mereka akan nge-date! Ya minimal disamperin ke rumah lah! Boro-boro disamperin, dari kemarin aja Genaischa telponin tidak pernah diangkat. "Emang belajarnya gak bisa ditunda sebentar? Aku kangen Taka, pengen pacaran tanpa harus liat buku-buku tebal kamu itu," ucapnya berkeluh kesah.

Kaki mereka berhenti tepat di bangku sebelah pintu kelas Taka. Mata Genaishca mulai menatap sang kekasih dengan pandangan penuh permohonannya itu. Taka yang lebih tinggi dari Genaischa tentu harus menunduk untuk membalas tatapan sang kekasih. Ia menatap lama mata Genaischa kemudian mengangguk tak tega jika harus kembali menolak permintaan sang kekasih. "Minggu pagi aku jemput kamu. Kita lari."

"Yeay!" Terbit langsung senyum secerah matahari dari wajah gadis itu, sebelum ia teringat jika ia mempunyai masalah bangun pagi dihari libur dan membayangkan ia harus bersiap-siap untuk lari pagi, hey itu melelahkan! "Kenapa ga malam Mingguan aja sih, bukannya nge-date romantis itu malah kita ngos-ngosan berdua."

"Yaudah kalo gamau," balas lelaki itu santai kemudian langsung melangkahkan kaki-nya masuk ke dalam kelas. 

Genaischa menghentakkan kaki-nya kesal tapi bibirnya tetap berujar, "IYA IYA! Aku mau, pokonya jangan lupa loh kamu, awas ajaa! Aku samperin nanti ke rumah!" Ancamnya tak main-main. "Duh makan ati juga punya pacar modelan begitu, untung sayang."


︵‿︵‿︵‿︵

Setahun kemudian

Kantin Kampus

Semester 1

Genaischa menghabiskan jam kosong kelasnya dengan sarapan di kantin FISIP bersama dengan kedua temannya---Jane dan Ale. Mereka memang ada kelas jam delapan pagi, namun dosen mereka secara tiba-tiba membatalkan jadwal dikarenakan harus mengisi seminar. Seharusnya mereka juga dianjurkan menghadiri seminar yang diadakan oleh dosen mereka, tapi apa boleh buat ketiga makhluk itu tentu saja lebih memilih menghabiskan waktu  mereka di kantin. 

Hari ini juga menjadi hari yang buruk bagi Genaischa sendiri. Kemarin ia bertengkar hebat dengan Taka, sampai-sampai ia mengucapkan kata putus. Ya, kalau perkataan itu keluar dari mulut Genaischa tentu saja semua berarti hanya ucapan sesaat. Belum genap dua puluh empat jam saja Genaischa sudah uring-uringan ingin kembali menelepon Taka dan mengajaknya kembali. 

What Took You So Long!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang