"Mampir ke Miniso ya Ray. Ada yang mau aku beli," Ajak Seren yang diangguki oleh Ray.
Bukan hal baru lagi, hubungan Ray dan Serena yang sudah beranjak 3 tahun ini sudah diketahui oleh seluruh penghuni SMA Merpati.
Hubungan 3 tahun yang bisa dibilang adem ayem, tanpa pernah ada desas desus buruk keduanya membuat beberapa orang merasa iri.
Namun tidak dengan Seren. satu tahun terakhir ini, Seren merasakan pahitnya hubungan yang benar benar tidak bisa dideskripsikan. Seren tau dirinya bodoh.
Bodoh? ya bodoh. Seren tau, Ray akhir akhir ini tidak sehangat dulu karena Ray sering jalan dengan cewek lain.
Bukan, Seren pikir ini bukan salah Ray. karena nyatanya Ray sudah meminta putus padanya, Namun Serena yang tidak mau.
Karena jujur Serena tidak bisa tanpa Ray. Ray sudah melekat pada dirinya. Ray selalu ada untuk Serena selama 3 tahun ini. Serena tidak mau, tidak mau jika tanpa Ray.
Ya kira kira seperti itu.
Mereka berdua telah sampai di salah satu mall, Serena turun diikuti oleh Ray. keduanya berjalan memasuki Mall, dengan Ray setia memasang wajah kalemnya.
"Mau makan dulu ngga?" Tanya Seren.
"Gausah, cari barang lo aja terus pulang."
Serena menghela nafasnya, kemudian mengangguk. "Yaudah."
Drt drt..
"Halo? Iyaa bentar, ini otw." Memutuskan panggilan, kemudian Ray berhenti melangkah.
"Ren, Gue duluan ya. lo nanti pesen ojol aja pulangnya." Ray mengeluarkan dompet, kemudian memberikan selembar uang biru kepada Seren lalu melenggang pergi meninggalkan Seren yang mematung ditempatnya.
Mata Seren memanas, tak terasa bulir air matanya sudah jatuh membasahi pipi putihnya.
°°°
Sedih kan? Guys, ini cerita aku angkat dari real life. cuman ga sama persis kaya gini sih, ini aku modif lagi biar lebih nyesek sksks
enjoy yaa, jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We?
Teen FictionSerena tau, kalau selama ini Ray main belakang. Seren tau semuanya. Bodoh? ya memang benar dirinya bodoh. Serena tidak bisa tanpa Ray, dia sudah sangat bergantung kepada Ray. berulang kali Ray meminta kepadanya untuk mengakhiri, namun Serena menola...