(Intro part)
Suara tawaan mereka berbunyi layaknya burung berkicau, tidak berhenti sampai terbatuk, sangat kacau. Dia, dan gentleman-nya, katanya. Tangan dengan jari yang indah menjulur mengusap kepala seseorang yang ada di depan matanya.
"Aku sayang Rian, banyak banyak," ucapnya penuh makna, kedua matanya berbinar menatap lekat Rian, kekasihnya.
Anchara, gadis yang tidak memiliki cukup kasih sayang. Ia merasa beruntung dipertemukan dengan Rian satu tahun yang lalu. Rian memperlakukan Anchara baik, Rian bisa memerankan sosok ayah dan ibu untuk Anchara. Rasanya, tidak sanggup kalau ia sampai tidak merasakan lagi kasih sayang dari Rian.
Bagi Anchara, Rian adalah segalanya.
"Rian lebih sayang Chara, lebih banyak sayangnya!" Seru Rian semangat sembari merentangkan tangannya.
Dekapan hangat dengan suara jantung yang terus berdebar kencang menyelimuti keduanya. Tanpa sadar, Anchara menangis dipelukan Rian. Cowok itu dengan sigap mengeratkan pelukannya, membiarkan gadis kecilnya menangis.
"Rian, jangan kemana-mana, ya? Aku gabisa tanpa kamu," ucapnya disela tarikan napas luruh Anchara.
Sebuah tarikan napas juga terdengar dari hidung Rian. Dengan penuh ketenangan dan rasa nyaman, ia mengusap lembut kepala Anchara.
"Rian janji gak akan kemana-mana. Terbukti, kan, Rian gapernah ngingkarin janji Rian, sayang?"
Anchara mendongakan kepalanya, lagi lagi menatap Rian dengan mata yang berbinar. Tetesan kecil yang keluar dari hidung Anchara membuat Rian tersenyum lebar, baginya sama sekali tidak memudarkan kecantikan dari gadisnya ini.
"Kenapa Rian malah senyum?" Tanya Anchara dengan nada mengintimidasi. Alisnya mengkerut.
"Cantik."
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Taruh
Teen Fiction"Kak, gue cuma mau jadiin lo pelampiasan, ga lebih." "Gue hilangin sakit lo, Char. Jadikan gue tujuan lo." "Semua cowok bajingan dan gue cuma bersenang senang sekarang. Jangan ditelan terlalu banyak, gue ga baik." Anchara berlari menjauhi Naren. Den...