Memories 9

74 28 102
                                    

"Dulu, sewaktu Ayah masih muda dan mengambil alih perusahaan Lian'Company. Neu Wallcot, adik dari Leo, yang saat itu perusahaan miliknya Wall'Company, baru saja mendunia. Harus tersingkirkan dan ia masuk penjara, hanya karena kesalahpahaman yang Ayah perbuat," ujar Vien, mulai mengambil buku yang tadi Hearly lempar.

Menyerahkan kembali buku itu pada sang anak, ia kembali melanjutkan perkataannya, "Pada saat kerja sama antara perusahaan Ayah dengan Wall'Company, berkas yang sangat penting dan rahasia, menghilang di bawah naungan Neu. Tentu saja, Ayah benar-benar marah kala itu-"

"Apa-apaan ini Tuan Wallcot?! Saya sudah mempercayakan anda untuk menjaga dokumen itu!! Dan apa ini? Anda menghilangkannya!! Anda tahu, seberapa pentingnya dokumen itu?!!" bentak Vien, tepat di hadapan Neu.

Neu menundukkan kepalanya, merasa bersalah.

"Maafkan atas keteledoran kami, Tuan Odelian. Saya mengerti seberapa pentingnya dokumen itu bagi perusahaan anda, Tuan. Tapi anda juga tidak bisa menghakimi kami, bisa saja anda yang menjadi pelaku dan menyalahkan pihak kami,"

Vien tertawa sumbang, mengangkat kepala Neu dengan jemarinya. "Jadi sekarang menyalahkan saya?" tanya Vien, dingin.

Neu tentu terkejut, bahkan ia langsung memundurkan langkahnya.

"Tid-" ucapnya terpotong, kala suara sang pemimpin  Lian'Company itu terdengar dengan tegas dan mutlak.

"Saya membatalkan kerja sama ini, Tuan Wallcot!! Sampai kapan pun dan selamanya, perusahaan Lian'Company tidak akan pernah bekerja sama dengan perusahaan anda!!! Ingat itu!"

"Tuan Odelian! Apa maksud anda?! Kenapa tiba-tiba saja, anda membatalkan kerja sama kita??" tanya Neu, beruntun. Merasa tidak terima dengan perlakuan sepihak dari Vien.

Tanpa mengindahkan pertanyaan dari Neu, Vien langsung saja menatap para bawahannya.

"Cepat geledah perusahaan ini! Aku tidak mau tahu, hari ini juga, dokumen itu harus ditemukan!!" perintahnya mutlak.

"Baik, Tuan!"

Melihat para bawahan dari Tuan Odelian tersebut, membuat Neu naik pitam dan menatap Vien dengan tajam.

"Saya meminta maaf, perkataan saya terhadap anda, Tuan. Tapi jika anda tetap melakukan penggeledahan ini, saya benar-benar tidak akan memaafkan anda!!" hardik Neu, yang sudah tidak bisa lagi menahan kesabarannya.

Vien tidak menggubris perkataan Neu lagi dan lagi. Ia masih menanti para bawahannya tadi, untuk mengambil dokumen miliknya. Tak berselang lama, muncul salah satu dari mereka dengan membawa dokumen yang diinginkan Vien.

Orang itu pun segera memberikan dokumen tersebut pada sang pemilik. Vien tentu menerima dengan senang hati, lalu ia pun memeriksa kembali dokumen itu secara teliti. Usia melihat keaslian, tanpa adanya kecacatan yang tertera. Vien menampilkan seringainya, sembari menatap Neu yang diam mematung.

"Lihat? Anak buah saya, berhasil menemukan dokumen ini!"

Tidak ada jawaban dari Neu, pandangannya kosong menatap dokumen yang ada di genggaman Vien saat ini. Dengan geram, Vien mencengkram kuat rahang Neu tuk dihadapkan padanya.

"Kaget ya? Anak-anak saya bisa menemukannya. Ah, atau ... anda merasa kalah, saat sudah tidak ada lagi kesempatan untuk menjatuhkan perusahaan saya? Bagaimana, Tuan Wallcot?" tanya Vien, mengejek sembari menghempaskan cengkramannya.

Vien mulai merapikan kembali jasnya yang lusut, dan melangkahkan kakinya menjauh dari sana. Namun, saat ia akan keluar dari bilik pintu, ia kembali menatap punggung Neu.

The Fire Rose - Hearly Odelian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang