Part 2

296 6 0
                                    

🧕🧕🧕
"Ujian dari Allah SWT"

Setiap manusia yang hidup pasti akan mendapatkan Ujian dari Allah SWT. Mungkin dari sebagian orang beranggapan bahwa Ujian adalah karena Allah tidak sayang, namun tanpa disadari terkadang Allah memberikan Ujian sebagai bentuk kasih sayang.

~@umisa._
...

Saumi sekarang memasuki kelas 4, hari-harinya selalu di sapa oleh senja di pagi hari. Menggendong tas kecilnya yang berwarna merah, menggambarkan dia sosok yang pantang menyerah, untuk menjalani kehidupan dengan segala tantangan, rintangan, maupun ujian.

"Ayah-Ibu Saumi berangkat dulu iya" sapa Saumi dari balik pintu rumahnya.
Setiap hari Saumi harus berangkat sekolah berjalan kaki dan bersepedah. Terkadang di antar oleh ayah ataupun sang ibu, namun karena ayah dan ibu sibuk berjualan di pasar, Saumi lebih sering jalan menuju sekolah sendiri bersama-sama teman-teman.

Setelah melangkah akan keluar dari pintu rumah berpapasan dengan sapaan sang Kakek dari kamar. Kakek merupakan orang tua dari ayah yang sedang sakit-sakitan. Kakek juga satu-satunya yang masih hidup karena sang nenek, sudah meninggal jauh sebelum Saumi lahir ke dunia.

"Hey nak, apakah kamu tidak sarapan?" Sapa kakek dari sudut kamarnya.
"Sudah kakek, berangkat dulu assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh". Sembari mencium tangan kakek.
"Iya hati-hati cucu, semangat belajar". Kakek melambaikan tangannya ke arah Saumi.

Pukul 07.30
Bel sekolah berbunyi, Saumi langsung buru-buru untuk bergegas masuk ke dalam kelas, lalu menyiapkan bukunya.

Namun yang paling dia tidak suka, dia harus bertemu dengan Offi dan gengnya, di kelas 4 ini dia banyak menghabiskan waktunya sendirian. Karena semenjak tidak satu kelas dengan temannya, Saumi hanya bisa duduk sendirian di depan.

Tidak sengaja pemilihan bangkunya, justru bersebrangan dengan Offi, murid yang cantik dan juga cerdas. Ditambah lagi dibelakang Saumi, ada geng Offi. Rasanya seperti terperangkap di dalam suasana kelas penuh dengan duri, bagaimana tidak bagi Saumi mereka adalah pisau yang kapan saja bisa menyakiti.


Kebetulan pembelajaran pertama hari ini guru tidak masuk, sehingga siswa-siswi hanya diberikan tugas untuk mencatat materinya. Setelah pembelajaran selesai, bunyi bel sekolah dua kali yang berarti tanda bahwa jam istirahat telah dimulai.

Setelah pembelajaran selesai Saumi duduk sendirian di tempat duduknya. Saumi tetap tumbuh menjadi sosok wanita muslimah seperti sebelumnya, tidak gampang bersosialisasi hanya alasan takut "tidak di dengarkan atau justru ditertawakan oleh teman-teman karena tidak mendengarkan".

Tidak lama kemudian, kerumunan berdatangan di balik pintu, sehingga membuat Saumi lebih penasaran dengan apa yang terjadi. Akhirnya Saumi segera keluar dan melihatnya.

"Oh ternyata, bukan sesuatu yang terlalu penting. Anak-anak hanya melihat jalan depan sekolah yang akan segera di perbaiki dengan aspal baru".

Namun hal tidak terduga justru terjadi, geng Offi selalu saja membuatnya resah. Ketika Saumi akan berbalik ke tempat duduknya geng Offi mencegahnya.

"Eits mau kemana kamu Saumi? Saya membutuhkan bantuan kamu. Tanya mereka
"Bantu apa" jawab Saumi kebingungan
"Hmmm, itu kamu ambilin buku pelajaran di kantor iya untuk persiapan belajar kita hari ini". Jawabnya
"Oh, boleh akan saya lakukan sekarang" Saumi segara berbalik dan menuju ke Kantor.

Kisah Inspiratif Pendidikan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang