M3

807 80 4
                                    

Selesai bercinta, kedua insan itu membersihkan diri dan sekarang sedang duduk di Living room.

Jennie sedang mengobati tangan Lisa yang terluka akibat terlalu banyak memukul wajah Bogum dengan kekuatan penuh.

“Biarkan ini menjadi pelajaran agar lain kali kau bisa teliti dengan data kline, tidak semata-mata hanya menerima begitu saja.” Kata Lisa dengan penuh perhatian.

Jennie mengangguk, “Iya Lili. Aku sudah putuskan untuk menerima Kline yang tidak mampu saja. Sisanya aku serahkan ke pengacara yang lain.” Jawab Jennie yang masih serius mengoleskan kapas penuh alkohol ke tangan Lisa.

“Itu bagus Nini. Bahkan kalau mereka tidak mampu membayarmu, katakan padaku, aku akan membayarnya.” Tangan Jennie berhenti bergerak ketika mendengar itu.

Dia menatap kekasihnya dengan lembut, “Bagaimana mungkin aku menerima uang dari kekasihku sendiri? Tidak perlu seperti itu sayang, jika mereka tidak mampu, aku tidak akan memaksa.” Balas Jennie.

Lisa langsung memeluk kekasihnya dengan sayang, “Aku menyukai kebaikan hatimu untuk semua orang. Terima kasih Nini, terima kasih karena menjadi pribadi yang baik dan tidak sombong meskipun kau terlahir seperti ratu. Aku sangat mengagumi sifatmu ini.”

Jennie merasa hatinya menghangat, dia seperti ini karena didikan Ayahnya. Padahal Jennie tumbuh tanpa seorang Ibu, karena Ibunya pergi ketika melahirkannya. Kim Seon merawatnya dari bayi.

“Princes…” mereka melepaskan pelukan ketika mendengar Kim Seon memanggilnya.

Dengan cepat Jennie berlari lalu memeluk Ayahnya dengan erat, matanya memerah.

“Apakah kau baik-baik saja sayang?” Tanya Seon dengan sangat khawatir.

“Untungnya Lili datang tepat waktu, kalau tidak, aku tidak bisa menjelaskannya lagi.” Jawaban Jennie membuat Seon memeluknya dengan erat.

Mata pria paru baya itu berkaca-kaca, dia tidak pernah membiarkan anak semata wayangnya ini terluka, tapi Park Bogum sungguh brani. Lisa yang melihat itu bukannya senyum ataupun terharu, tapi dia menatap Seon dengan malas.

“Jangan memeluknya terlalu lama Old Man, perasaanku sakit melihatnya.” Jennie terkekeh tapi Seon sudah menatap pria itu dengan tajam.

“Bahkan aku bisa memeluknya sepanjang hari.” Balasnya dengan ketus.

“Dan aku akan memotong kedua tanganmu agar kau berhenti memeluk kekasihku. Lepaskan dia Old Man, dia harus mengobati tanganku.” 

Jennie tidak bisa menahannya lagi, dia tertawa dengan sepenuh hati melihat kedua pria ini saling menatap seakan ingin membunuh satu sama lain.

“Haaa, jika kalian terus seperti ini, lebih baik aku pergi ke kamar dan tidur saja.” Kata Jennie.

Dengan cepat Lisa berdiri lalu memeluk kekasihnya dengan erat.

“Jennie, aku akan menjodohkanmu dengan pria lain. Kekasihmu ini tidak bisa di percaya, lihatlah, bahkan untuk sopan santun saja dia tidak punya.” Ungkap Seon dengan tatapan belati untuk Lisa.

Tapi yang Lisa lakukan justru menjulurkan lidahnya, “Anakmu ini adalah jodohku. Jika kau tidak bisa menerimanya, bunuh diri saja.” Mendengar itu Jennie mencubit perut kekasihnya dengan main-main.

Tapi Seon sudah mengambil buku tebal yang berada di atas meja dan akan memukul Lisa tapi pria itu segera berlari.

“Yaakk, kembali kesini bajingan kecil.” Teriak Seon dengan keras.

“Ya Tuhan, lebih baik kalian berdua berhenti menjadi tentara, tentara apa yang bertingkah seperti kalian ini? Yaakk, berhenti berlari, kepalaku pusing.” Seketika kedua pria itu berlari ke arah Jennie karena mendengar kata kepala yang pusing.

MY MAN (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang